Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina 

Atef Abu Saif, dalam bukunya yang berjudul "A Diary of Genocide", berhasil menceritakan fakta menyakitkan kehidupan yang dialami oleh warga Palestina, terutama Gaza. Menurutnya, setiap penduduk Palestina tidak bisa berpikir tentang masa depan, karena dalam pikiran mereka hanya tentang hari ini. Seperti sebuah kutipan dalam buku tersebut "Belakangan, aku belajar tidak membuat rencana apa-apa bahkan untuk hari esok. 'Kita hidup untuk hari ini', begitu kata ibuku"

Itulah fakta menyakitkan yang dialami warga Palestina, yang coba dituangkan oleh sang penulis dalam sebuah buku. Miris sekali bukan, di saat penduduk bagian dunia lain sibuk merancang masa depannya, penduduk Palestina justru sebaliknya, bagi mereka tidak ada rancangan untuk masa depan, sebab hidup mereka hanya tentang hari ini. Meski begitu, Palestina sampai saat ini terus menjadi simbol perjuangan untuk kebebasan dan keadilan di tengah kondisi pendudukan yang berlangsung selama puluhan tahun.

Sejak 7 Oktober 2023, warga Palestina hidup dalam kengerian. Tidak ada rasa aman apalagi nyaman. Nyaris semua bangunan rata dengan tanah. Setiap saat darah tumpah ruah membasahi bumi Palestina, mayat-mayat tak berdosa bergelimpangan, menyisakan kepiluan bagi siapapun yang menyaksikan. Setiap hari semuanya sama, hanya kesedihan.

Tak ada yang berpikir tentang masa depan. Jangankan berpikir tentang masa depan, bagaimana hari esok saja tidak terpikir oleh mereka. Yang ada dalam pikirannya hanya tentang bagaimana bisa bertahan hidup hari ini. Apalagi untuk mendapatkan makanan saja mereka kesulitan. Blokade Israel terhadap bantuan-bantuan dari negara luar membuat kondisi rakyat Palestina, semakin mengenaskan. 

Kondisi yang dialami Palestina, seharusnya menjadi awal kebangkitan umat Islam seluruh dunia. Sudah saatnya umat bersatu membela hak-hak warga Palestina. Karena umat Islam sejatinya satu tubuh, saat Palestina dijajah dan terpuruk, saat itulah seharusnya umat Islam lainnya menjadi pembela. Umat Islam seharusnya segera sadar dari tidur panjangnya. Sudah terlalu lama kita dininabobokan, sampai-sampai tak begitu peduli dengan kondisi saudaranya yang tertindas. 

Padahal dahulu, Islam pernah berjaya. Kala umat Islam bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyyah, 2/3 dunia pernah dikuasai dan tunduk di bawah Daulah Islam. Namun saat ini, umat Islam tercerai berai bahkan mengalami kemunduran yang signifikan. 

Untuk itu, mari kita bangkit dan bersatu dalam satu kepemimpinan. Dengan menerapkan sistem Islam secara menyeluruh di dalam kehidupan, semua permasalahan dapat diminimalkan. Termasuk mengusir penjajah Israel yang sudah terlalu lama membuat sengsara warga Palestina, semuanya sangat mudah jika umat Islam bersatu di bawah kepemimpinan seorang Khalifah.

Mari kita berjuang bersama-sama mengembalikan sistem Islam dalam kehidupan. Sudah saatnya Islam kembali mengatur kehidupan, karena hanya sistem Islam yang bisa menyelesaikan seluruh problematika kehidupan yang ada di tengah umat saat ini. Wallahualam. [Rn]

Payakumbuh, 28 Oktober 2024

Baca juga:

0 Comments: