Oleh. Ratty S. Leman
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, hari ini Ibu tak perlu membangunkan tahajud lagi. Yang di rumah sudah bangun. Bagaimana anak-anakku yang ada di pesantren? Tentu sudah mandi dan qiyamul lail.
Hari ini sudah masuk ke Juz 8. Di juz 8 Allah banyak berfirman tentang kebayakan perilaku orang-orang yang melakukan kesyirikan. Jika di surat Al-Baqarah banyak diberitakan tentang orang Yahudi, di surat Al-Imran dibicarakan tentang orang nasrani. Maka di surat Al-An'am ini banyak dibicarakan tentang orang-orang pagan (penyembah berhala), penyembah setan, yang biasanya menyembelih binatang ternak untuk sesembahan mereka.
Anakku, zaman semakin maju dan teknologi semakin canggih. Tetapi manusia tetap saja ada yang jahil (bodoh) dengan tetap menyembah alam semesta dan isinya. Amat bodohnya mereka, padahal Allah sudah memperkenalkan diri. Aku adalah Allah, Tuhan pencipta manusia, alam semesta, dan kehidupan. Mengapa masih saja manusia mencari Tuhan selain Aku (Allah)?
Hanya mereka yang mendapatkan petunjuk yang akan selamat, meski jalannya sunyi. Al-Qur'an surat Al-An'am menjelaskan di ayat 116 :
وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan."
Ibu bawa surat itu dalam tahajud Ibu. Berdoa supaya termasuk hamba yang ditolong Allah untuk mendapatkan rahmat-Nya.
***
Waktu beranjak ke Subuh. Ibu bawa ayat berikutnya yakni 118 :
فَكُلُوْا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ بِاٰيٰتِهٖ مُؤْمِنِيْنَ
"Maka makanlah dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) disebut nama Allah, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya."
Setiap pagi Ibu menyiapkan sarapan dan bekal untuk dibawa. Ibu harus memastikan bahwa makanan yang dimakan keluarga kita harus yang halal dan thoyib. Kakakmu suka bertanya, "Mengapa harus selalu lengkap ada lauk, buah, dan sayur?" Ibu menjawab, "Agar gizinya seimbang. Yah, terima sajalah nasib kalian Ibunya lulusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Jadi selalu diperhatikan makanannya. He...he..."
***
Saat shalat dhuhur Ibu membawa ayat yang ke 121. Masih tentang makanan yang halal.
وَلَا تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَاِنَّهٗ لَفِسْقٌۗ وَاِنَّ الشَّيٰطِيْنَ لَيُوْحُوْنَ اِلٰٓى اَوْلِيَاۤىِٕهِمْ لِيُجَادِلُوْكُمْ ۚوَاِنْ اَطَعْتُمُوْهُمْ اِنَّكُمْ لَمُشْرِكُوْنَ ࣖ
"Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik."
Anak-anakku, perhatikan makananmu. Terutama daging sembelihan. Jika sembelihan itu dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim maka boleh kamu makan. Tetapi jika sembelihan itu tidak menyebut nama Allah dan justru untuk persembahan kepada selain Allah maka jangan engkau ikut memakannya.
***
Hari beranjak ke Ashar. Ibu bawa ayat yang ke 123 :
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ
"Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya."
Membaca ayat ini, Ibu jadi teringat para penguasa yang jahat yang telah membuat tipu daya. Mereka mengira telah menipu rakyatnya. Padahal mereka sedang menipu dirinya sendiri.
***
Maghrib telah tiba, Ibu bawa ayat tentang perjanjian manusia yang bersekutu dengan jin untuk mendapatkan manfaat dunia. Padahal Allah melaknatnya. Berikut ayatnya di QS Al An'am 128 :
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيۡعًا ۚ يٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ قَدِ اسۡتَكۡثَرۡتُمۡ مِّنَ الۡاِنۡسِۚ وَقَالَ اَوۡلِيٰٓـئُهُمۡ مِّنَ الۡاِنۡسِ رَبَّنَا اسۡتَمۡتَعَ بَعۡضُنَا بِبَعۡضٍ وَّبَلَغۡنَاۤ اَجَلَـنَا الَّذِىۡۤ اَجَّلۡتَ لَـنَا ؕ قَالَ النَّارُ مَثۡوٰٮكُمۡ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اِلَّا مَا شَآءَ اللّٰهُؕ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيۡمٌ عَلِيۡمٌ
"Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semua (dan Allah berfirman), "Wahai golongan jin! Kamu telah banyak (menyesatkan) manusia." Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, "Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangan dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang." Allah berfirman, "Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain." Sungguh, Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui."
***
Ketika Isya tiba, Ibu membawa dalam shalat ayat ke 162 :
قُلۡ اِنَّ صَلَاتِىۡ وَنُسُكِىۡ وَ مَحۡيَاىَ وَمَمَاتِىۡ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَۙ
"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam." [Rn]
Bogor, 29 Oktober 2024/26 Rabiul Akhir, 123 hari menuju Ramadan.
0 Comments: