surat pembaca
Ironi Kenaikan Upah Buruh dalam Kapitalisme
Oleh. Hana Salsabila A.R
Pembahasan kenaikan upah minimum nampaknya menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Sebagaimana dilansir tirto.id, 7/11/2024, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, meminta pemerintah daerah untuk berhati-hati dalam menetapkan upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK). Menurutnya, penetapan upah itu rawan menjadi kebijakan populis pemerintah daerah.
Konflik gaji hampir selalu menjadi isu permasalahan dalam dunia pekerjaan, terlebih buruh. Seperti yang disinggung oleh bapak menteri, kenaikan gaji yang terlalu tinggi dikhawatirkan malah menurunkan etos kerja para buruh. Sementara, selama ini nasib para buruh semakin buruk. Gaji mereka tidak sepadan dengan usaha kerja yang dikeluarkan. Bagaimanapun juga alasan tersebut tidak dapat dibenarkan. Belum lagi dengan pihak perusahaan yang terus menekan pengeluaran se-minimum mungkin untuk upah para buruh.
Kemudian fakta bahwa kebutuhan hidup yang kini semakin sulit pun tak bisa dihindari dan belum menemukan solusi. Rakyat termasuk para buruh pula terkena dampak inflasi. Sementara nasib pekerjaan sangat tidak berpihak pada mereka. Alhasil, sekeras apapun buruh bekerja, hidup mereka tetap tidak sejahtera. Dan lagi, ini semua tidak luput dari permainan kapitalisme yang menguasai negeri ini. Kongkalikong penguasa dengan pengusaha dengan permainan mereka agar tetap menjadikan masyarakat bawah hanya sebagai mesin pencetak uang. Terus memonopoli rakyat dengan berbagai dalih untuk mengenyangkan ego kapital mereka. Begitulah kapitalisme, zalim!
Padahal, merupakan tugas penguasa negara untuk menjamin kehidupan dan kesejahteraan bagi rakyat. Dan hal itu memang takkan didapati dalam sistem kapitalisme, hanya Islamlah yang mampu mewujudkan hal demikian. Karena dalam Islam, kedudukan manusia itu sama dan sepatutnya diperlakukan adil. Ditambah salah satu hak wajib penguasa dalam Islam adalah meriayah masyarakat. Dan itu semua telah dicontohkan dan pernah terwujud di masa kekhilafahan Islam dahulu. Wallahualam. [An]
0 Comments: