Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina 

Lagi-lagi rakyat menjadi korban keegoisan penguasa. Setiap kebijakannya tidak pernah pro terhadap kepentingan rakyat. Selama ini rakyat selalu menjadi tumbal dari berbagai macam regulasi penguasa. Rakyat tidak pernah diuntungkan tetapi hanya menguntungkan segelintir orang.

Seperti kabar yang tengah viral saat ini, yang terjadi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Puluhan peternak sapi perah, membuang-buang susu hasil panennya. Hal tersebut dilakukan diduga karena pabrik atau industri pengolahan susu (IPS) melakukan pembatasan dalam menerima pasokan susu dari para peternak dan pengepul susu (tempo.com, 8-11-2024).

Akibat dari pembatasan tersebut, sudah pasti rakyat mengalami kerugian. Bahkan mirisnya, ternyata pembatasan kuota bukan baru terjadi beberapa Minggu ini, tetapi sudah dilakukan sejak September 2024. Pihak pabrik atau IPS beralasan pembatasan pasokan dari kalangan lokal dikarenakan pemeliharaan mesin. Namun, benarkah demikian?
.
.
IPS Batasi Pasokan, Diduga karena Impor

Kuat dugaan pembatasan penerimaan pasokan oleh pabrik atau IPS tersebut karena adanya kebijakan impor susu oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan. Jika benar demikian, sungguh tega pemerintah melakukan hal tersebut. Jelas-jelas kondisi perekonomian Indonesia saat ini begitu mengkhawatirkan, banyak masyarakat yang mengalami himpitan ekonomi. Namun pemerintah terus menerus menekan rakyat dan abai akan nasib rakyat, terlebih dalam hal ekonomi. Jika demikian, maka adanya kabar kemiskinan struktural yang terjadi di negeri ini adalah benar adanya.

Peternak dan pengepul susu tentu sangat berharap jika pemerintah lebih memikirkan nasib mereka ketimbang melakukan impor. Sebab untuk memenuhi kebutuhan susu nasional sebetulnya dapat dipasok oleh para peternak lokal. Meski kurang, tapi seharusnya pemerintah lebih memerhatikan nasib rakyatnya dengan mencarikan solusi terbaik. Bukan justru lebih pro kepada pihak luar yang notabene akan mematikan usaha rakyat kecil. Sungguh miris nasib peternak lokal, jika otomatis disetop begitu saja, lalu peternak mau jual susu ke mana? Seharusnya pemerintah lebih memerhatikan dan mementingkan kesejahteraan rakyat bukan segelintir orang.

Dengan adanya pembatasan tersebut, diperkirakan nilai kerugian yang harus ditanggung peternak mencapai ratusan juta rupiah. Nilai tersebut tentu sangat berharga bagi para peternak di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang. Untuk itu, rakyat dalam hal ini peternak sapi dan pengepul susu, sangat berharap pemerintah segera memberikan solusi mengingat permasalahan itu menyangkut nasib mereka ke depannya. Rakyat sangat berharap setiap kebijakan yang diambil penguasa akan menguntungkan mereka. Meski, sebenarnya itu sangat mustahil karena dalam sistem hari ini negara hanya sebagai regulator. Pemegang kekuasaan adalah mereka-mereka yang punya banyak uang atau para oligarki. Oleh karena itu, wajar jika kebijakan yang diambil pemerintah sama sekali tidak pro rakyat.
.
.
Islam Solusi Hakiki

Penguasa dalam sistem Islam, jelas berbeda jauh dengan penguasa dalam sistem kufur saat ini (kapitalisme). Ini karena penguasa dalam Islam justru sangat memprioritaskan kepentingan rakyat. Setiap kebijakannya dipastikan untuk kemaslahatan umat bukan segelintir orang.

Penguasa akan memberdayakan dan mendukung penuh usaha rakyatnya. Karena dalam sistem Islam setiap kepala keluarga dipastikan wajib mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Oleh sebab itu, negara memang berkewajiban membantu rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu caranya yaitu negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya untuk rakyat. Kemudian negara juga akan mendukung dan memberikan pembekalan secara penuh dan menyeluruh terhadap rakyat yang memiliki usahanya sendiri.

Negara tidak akan melakukan kerja sama secara sembarangan dengan negara luar apalagi negara yang memusuhi Islam. Jika adanya kerjasama justru akan merugikan rakyat, maka dipastikan negara tidak akan melakukannya. Negara akan memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat. Sehingga negara akan mampu memberikan kehidupan yang layak untuk seluruh rakyat tanpa harus bergantung dengan negara luar. Apalagi jika kondisi tersebut justru malah menyengsarakan rakyat, maka negara tidak akan pernah melakukannya.

Penguasa dalam Islam sangat menyadari betul jika kepemimpinannya kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Sang Pencipta. Oleh karena itu pemimpin dalam Islam akan bekerja dengan baik dan berusaha mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Ketakutannya terhadap azab Allah, akan menjadikannya seorang pemimpin yang amanah dan adil sesuai hukum syarak. Dia akan memutuskan sesuai dengan hukum dan aturan yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis. Dia paham betul jika menjadi seorang pemimpin adalah amanah yang berat, dan harus siap dengan pertanggungjawabannya kelak. Ini sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi:
"Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya." (HR al-Bukhari). 
Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: