Headlines
Loading...
Oleh. Rina Herlina 

Jenderal Herzi Halevi seorang panglima Militer Israel dan Yoav Gallant selaku menteri pertahanan Israel, memberikan tekanan lebih besar terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, agar melakukan kesepakatan gencatan senjata di Libanon dan Gaza. Hal ini seperti dikutip dari laporan Jerusalem Post (4-11-2024), Jenderal Herzi berharap segera melakukan kesepakatan gencatan senjata. Sebab, menurutnya tidak banyak hal yang bisa dicapai secara militer dan dengan berjatuhannya korban jiwa dari para prajuritnya yang nyaris setiap saat, semakin membuatnya frustasi.

Tentara pendudukan Israel, yang selama ini didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa, terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, dan telah memasuki tahun kedua. Sementara pesawatnya terus menerus mengebom sejumlah rumah sakit, gedung, dan rumah-rumah penduduk sipil Palestina, bahkan menghancurkannya di atas kepala penduduknya.

Sadisnya, pasukan pendudukan Israel bahkan mencegah masuknya bantuan air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza. Agresi tersebut sejauh ini telah menewaskan dan melukai sekitar 145.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak. Kurang lebih 10.000 orang diyakini hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Kekejaman pasukan Israel terhadap warga sipil Palestina, telah mengundang banyak keprihatinan bahkan kecamatan dari penduduk dunia. Namun, meski seluruh dunia mengecam tidak lantas mengendurkan tekanan Israel terhadap Palestina. Semakin hari, Israel justru semakin menunjukkan kekejamannya. Mereka tanpa belas kasihan dan membabi buta menyerang bahkan menghabisi nyawa warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Dominasi Israel terhadap Palestina tidak terlepas dari peran AS yang menyokongnya dengan persenjataan lengkap bahkan canggih. Lantas, sampai kapan Palestina mampu bertahan menahan gempuran Israel yang semakin membabi buta? Apa kontribusi yang bisa dilakukan untuk membantu membebaskan saudara kita di Palestina?

Jalan pembebasan Palestina memang tidaklah mudah jika mengandalkan bantuan dari beberapa negara saja. Apalagi bantuan pun hanya beberapa kebutuhan logistik. Mirisnya, bantuan-bantuan tersebut juga tidak dibiarkan masuk dengan mudah ke wilayah Palestina oleh pihak Israel. Seolah sengaja ingin membuat penduduk Palestina mati perlahan.

Solusi satu-satunya hanya dengan bersatunya seluruh umat di bawah naungan Daulah Islamiyah. Institusinya bernama khilafah, dan pemimpinnya disebut khalifah. Maka, khalifah akan mengirimkan pasukan militer terbaik untuk membebaskan Palestina dari belenggu penjajah seperti Israel.

Hal semacam ini mudah dilakukan jika ada kekuasaan yang memang memiliki karakter melindungi umat. Tentu saja hal ini pernah terjadi di masa lalu. Misalnya pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu Khalifah Umar mengirim pasukan terbaik untuk membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) pada tahun 637 Masehi.

Saat ini, kita benar-benar merindukan dan menantikan kehadiran sosok pemimpin seperti Khalifah Umar, yang mampu melindungi rakyat dari kekejaman penjajah. Semoga secepatnya Allah hadirkan pemimpin yang menjadikan rakyat sebagai prioritas utama dan akan berjuang melindungi rakyat sampai titik darah penghabisan. [Hz]

Payakumbuh, 4 November 2024

Baca juga:

0 Comments: