Oleh. Zulaikah Ummu Hamzah
Oh ... mentari hangat menyapa
Angin bertiup semilir memeluk rasa
Butir-butir kristal menari saat sepoinya menabrak rerumputan yang menyungging embun sepagi buta
Taklah mengapa karena toh Duha akan datang dan mengurainya
Memuai menuju titah selanjutnya
Seberkas cahaya masih mencumbu hangat
Saat debur ombak semakin membesar
Tidak sakit kurasa
Sebesar apa pun ombak menerpa selalu kaki ini mampu berdiri
Walau beberapa harus jatuh kembali
Bersama deru air gelombang pasang, pasir yang kupijak terus berlari
Taklah mengapa selama hati damai menjalani
Sebab kaki kuat berdiri
Sebentuk daging itulah penentunya
Yang akan menguatkan atau menjatuhkan diri
Bisa jadi angin sepoi pun suatu ketika berubah bak puting beliung nan beringas
Selama segumpal daging itu damai dalam cinta-Nya
Tak mengapa raga menanggung lara
Tapi hati yang mencinta tak kan surut walau selangkah
Sebelum kaki menjejak surga
[Ni]
0 Comments: