surat pembaca
Pemuda, di Mana Wibawamu?
Oleh. Zahrah Luthfiyah
Bestie, tahu nggak sih bahwa pemuda itu memiliki daya juang yang tinggi. Bahkan seringkali disebutkan bahwa pemuda merupakan agen perubahan. Namun, jika kita melihat hari ini apakah sudah sesuai dengan sebutan itu? Jika kita melihat faktanya hari ini bikin geleng-geleng kepala. Banyak kerusakan yang disebabkan dari pemuda seperti kasus pembunuhan, pembullyan, bunuh diri, pacaran, dan masih banyak lagi.
Jika kita telusuri penyebab dari kerusakan itu semua terjadi disebabkan arus sekularisme. Apa itu sekularisme? Yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Bisa dibayangkan betapa banyak hari ini pemuda yang tidak mendapatkan pendidikan Islam dari keluarga, mulai dari pembelajaran bab salat, menutup aurat, dan lainnya. Dan banyak dari pemuda yang sibuk mengejar kebahagiaan dunia yang bersifat semu daripada menyempatkan diri duduk di majelis ilmu.
Hari ini siapa sih yang tidak tahu tentang trend yang bertebaran di sosial media? Ini termasuk perang pemikiran yang merusak wibawa pemuda karena menjadikan standar medsos sebagai standar kebahagiaan. Padahal Islam sudah menetapkan standar kebahagiaan menurut Allah, yaitu dengan mengikuti syariat-Nya. Kalau begitu sudah jelas ada perintah dan larangan bukan disamaratakan antara haq dan batil.
Pemuda harus pintar-pintar memilih trend. Boleh saja ikut trend namun, kita harus sandarkan pada apa yang disyariatkan oleh-Nya. Dan jangan ikuti jika itu justru bertentangan dengan apa yang diri-Nya larang. Dan kita harus memilah dalam melihat konten karena sekarang banyak konten yang justru menormalisasikan kebatilan. Apalagi konten mesra yang berbau maksiat di dalamnya.
Penyakit pemuda sekarang adalah suka menambahkan istilah-istilah yang tujuannya untuk merubah hukum perbuatan itu. Misalnya seperti HTS, TTM, komitmen dan paling parahnya lagi sampai ada istilah "Pacaran Syari atau Pacaran Islami" padahal sejatinya Islam tidak pernah mengajarkan aktivitas mendekati perzinahan.
Pemuda sudah saatnya kita tunjukkan wibawa kita dengan belajar Islam dengan sungguh-sungguh. Islam butuh peranan kita dalam mengembalikan kejayaan Islam. Wanita muslimah jaga kehormatan dirimu dan belajarlah Islam dengan sungguh-sungguh karena suatu saat engkaulah yang akan melahirkan dan mendidik anakmu menjadi pemuda yang tangguh, pria jagalah pandanganmu dan jagalah kewibawaan dirimu agar engkau menjadi kesatria Islam yang tidak terkalahkan. Pemuda bukan lagi hidup untuk kesenangan semata karena ada amanah yang akan dipikul.
Pemuda sudah saatnya hilangkan dan berantas penjajahan pemikiran, sudah saatnya mereka memegang peranan untuk menjadi agen perubahan hakiki, yaitu dengan belajar Islam kafah. Sebagaimana kesatria Islam dahulu, seperti Salahudin Al Ayyubi yang membebaskan Baitul Maqdis tidak lain karena orang tua yang sungguh-sungguh belajar dan memantaskan dirinya. Dan seperti kesatria Muhammad Al Fatih yang menaklukan Konstantinopel karena keteguhan dan kewibawaan yang dia pegang serta memantaskan dirinya dengan melakukan amal kebaikan dengan mendekati Rabb-Nya serta menjauhkan dirinya dari aktivitas yang dilarang oleh-Nya. [Hz]
0 Comments: