Headlines
Loading...
Oleh. Lilik S (Sidoarjo)

Dalam beberapa waktu terakhir ini puluhan peternak dan pengepul susu sapi perah terpaksa membuang hasil panen mereka. Kasus ini terjadi di beberapa daerah di antaranya Boyolali Jawa Tengah; Pasuruan, Jawa Timur, dan Salatiga, Jawa Tengah. 

Seperti kejadian di Boyolali, Jawa Tengah, ratusan peternak, pelopor, dan pengepul susu sapi perah menggelar aksi protes. Sekitar 50 ribu liter susu dibagi-bagikan secara gratis kepada warga pengguna jalan dan di buang dengan cara dibuat mandi. Mereka kecewa karena hasil panen para peternak susu tidak bisa diserap oleh Industri Pengolah Susu (IPS).  (cnnindonesia.com, 11/11/2024)

IPS membatasi kuota penerimaan pasokan susu dari para peternak dan pengepul susu dengan alasan maintenance mesin. Alasan itu mengada-ada. Realitasnya adalah adanya kebijakan impor susu yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan. Keran impor sudah dibuka lebar-lebar sehingga berdampak pada nasib produsen lokal. 

Seharusnya pemerintah memberi dukungan riil kepada para peternak susu dengan cara:
- Memprioritaskan pasokan susu lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional
- Membatasi keran impor susu sesuai     kebutuhan yang diperlukan. 
- Memediasi para pengepul susu dengan BUMN yang bergerak dalam bidang makanan sehingga susu lokal terserap secara optimal. 
- Memberikan fasilitas yang dibutuhkan para peternak karena pada umumnya mereka selama ini hanya jadi penyuplai susu segar dan tidak punya fasilitas pengolahan untuk produk olahan susu. Selain fasilitas berupa peralatan, pemerintah seharusnya mendukung peternak dengan mengadakan pelatihan dan edukasi yang berhubungan dengan olahan susu. Pemerintah juga seharusnya mempermudah distribusi susu atau hasil olahan susu sehingga semua susu lokal terserap dengan harga yang wajar. Peternak untung, masyarakat senang karena kebutuhannya tercukupi, aksi buang susu sapi pun tidak akan terjadi lagi. [Rn]

Baca juga:

0 Comments: