Headlines
Loading...
Rumah Sangat Sempit, di Mana Kesejahteraan Masyarakat?

Rumah Sangat Sempit, di Mana Kesejahteraan Masyarakat?

Oleh. Aqila Fahru

Jakarta akan bertransformasi menjadi kota global penopang ekonomi nasional. Namun, ironisnya masih banyak masalah yang ditemui di Jakarta. Masalah sosial dan ekonomi masih banyak ditemui di perkampungan yang ada di tengah kota Jakarta. Seperti halnya di RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru, Jakarta Pusat. Perkampungan seluas 2,5 hektar ini ditinggali hampir 2.500 penduduk. Tak ayal RW 12 menjadi salah satu perkampungan padat penduduk di Jakarta, dengan kondisi warganya tinggal di gang-gang sempit dan rumah yang tidak layak huni. 

Lokasinya berjarak hanya 5 km dari Balai Kota Jakarta atau Istana Kepresidenan, tetapi warganya harus tinggal berdempetan di lingkungan yang padat penduduk dan tidak layak huni. Sebagian warga di kampung ini juga terpaksa tinggal beramai-ramai dalam satu rumah berukuran 2 kali 4 meter saja. Bahkan, ada rumah yang ditinggali oleh lima kepala keluarga. 

Ketua RW 12, Imron Bukhari membenarkan banyak warganya yang tinggal berjubel dalam satu rumah. Pria yang sudah menjadi ketua RW sejak tahun 2013 ini menyebut dari 11 RT di wilayahnya ada 6 RT yang warganya hidup di bawah kata layak. Selain tidur bergantian, banyak juga warga yang tidur di depan Balai RW karena keterbatasan tempat di rumah mereka. Tentunya permasalahan kemiskinan tidak boleh dibiarkan berlanjut. (detik.com, 14/11/2024)

Di Indonesia, upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan terus dilakukan, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Indonesia Pintar, paket sembako, BPJS, dan yang terbaru wacana mengenai makan siang gratis untuk pelajar. Tetapi, program-program tersebut bila kita kritisi hanya bersifat sementara dan tidak merata. Bantuan-bantuan yang ada tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi masyarakat secara mengakar dan menyeluruh. 

Seharusnya pemerintah lebih terfokus pada perbaikan kualitas sumber daya manusianya. Dengan cara menggratiskan pendidikan dan membuka lapangan pekerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakatnya sendiri, besar kemungkinan kemiskinan yang ada dapat teratasi dengan optimal. Di samping dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam yang melimpah di bumi Indonesia ini, sehingga mampu untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan masyarakat. 

Sikap Para Pengemban Dakwah 

Hal ini masih menjadi PR besar bagi kita sebagai pengemban dakwah. Pengemban dakwah harus terus menyampaikan bahwa sistem Islamlah satu-satunya solusi permasalahan umat. Saat ini kita masih menyaksikan kehidupan umat Islam jauh dari hukum-hukum Allah, abai terhadapnya, bahkan dengan sengaja mencampakkannya.

Dengan melihat fakta masih banyaknya masyarakat yang hidup dengan kondisi yang tidak layak, seharusnya menjadi lecutan bagi para pengemban dakwah untuk makin memperkuat geraknya dalam mengedukasi masyarakat. Kondisi perekonomian masyarakat yang selalu mengalami penurunan, akan berdampak dengan kualitas masyarakatnya. Tingginya biaya pendidikan, tingginya biaya bahan pokok dan tingginya biaya hidup yang lain menjadikan kondisi masyarakat berada dalam garis kemiskinan terus-menerus. 

Kita harus menyadari dan mengingat kembali bahwasanya manusia diciptakan untuk mengatur bumi agar kehidupan yang ada di bumi ini sejahtera. Allah berfirman di surah Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi : 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'" Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau!" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”

Maka dari itu, pengemban dakwah harus terus menerus berupaya untuk mengembalikan sistem Islam di tengah kehidupan umat sebagai salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah serta agar kemaslahatan di dunia ini dapat dirasakan oleh seluruh umat. Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: