Headlines
Loading...
Oleh. Dewi Khoirul 

Sepanjang sejarah perjalanan kaum muslimin di negeri Palestina -setelah hancurnya kekhilafahan- penuh dengan perjuangan yang luar biasa. Kaum Zionis berusaha terus-menerus merenggut tanah milik muslim Palestina. Dahulu ketika kekhilafahan masih tegak berdiri, mereka tidak pernah bisa mendapatkannya.
 
Namun, saat ini mereka berusaha dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan negeri para syuhada tersebut. Serangan demi serangan dilancarkan Zionis dengan brutal kepada muslim Palestina. Seakan mereka tak melihat muslim Palestina itu adalah manusia yang sama juga dengan mereka. Hal itu tampak dalam setiap aksi serangan yang  dilakukan, selalu saja diselipi aksi penganiayaan di luar batas kemanusiaan.

Antara lain, Zionis laknatullah tega melakukan pembedahan pada ibu-ibu yang sedang hamil dan mengeluarkan secara paksa bayi dari dalam perut mereka. Lalu tak sedikit pula Zionis menembaki anak-anak yang tak berdosa, mereka renggut bayi-bayi yang ada di gendongan ibunya lalu dibunuhlah bayi tersebut di hadapannya, dan masih banyak lagi peristiwa pilu di balik serangan brutal. Sungguh sebuah pemandangan yang membuat hati nurani remuk redam.

Dalam satu tahun terakhir ini, apa yang dialami muslim Palestina lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya. Sejak 7 Oktober 2023 Zionis mulai membombardir Gaza, berlanjut ke Rafah. Kini serangan tersebut telah genap satu tahun. Puluhan ribu penduduk Gaza menjadi syuhada dan ribuan muslim lainnya mengalami krisis kemanusiaan yang luar biasa.

Bahan makanan nyaris tidak mereka dapatkan. Cadangan air bersih yang mulai hilang, pakaian, tempat tinggal yang sangat tidak layak. Sungguh mengiris hati siapa pun yang menyaksikan. Tetapi, betapa anehnya di tengah derita kaum muslimin Palestina menghadapi genosida kaum Zionis, masih ada saja pemimpin negeri muslim yang tak peduli, bahkan mereka tertawa di balik penderitaan saudaranya. Jangankan mengirimkan bantuan berupa pasukan dan persenjataan yang kuat, justru mereka tetap menjalankan hubungan baik dengan negeri-negeri pendukung Zionis. Betapa buruk yang mereka perbuat terhadap saudaranya sendiri.

Sungguh ... peristiwa memilukan tersebut akibat telah hilangnya institusi perisai umat yaitu Khilafah. Tanpanya, umat tercerai-berai dalam sekat nasionalisme. Tanpanya, tidak ada yang melindungi umat dari serangan ganas kafir penjajah. Padahal telah diterangkan dengan tegas dan jelas, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ

Sesungguhnya Al-Imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Muttafaqun ’Alayh)

Sungguh tiada jalan lain untuk menyelamatkan kaum muslim Palestina dari penderitaan yang panjang, kecuali dengan terwujudnya institusi Khilafah. Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: