Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati 

SSCQMedia.Com-
Alangkah beruntungnya diri ini terlahir dari orang tua yang beragama Islam. Tak perlu bersusah payah, maka sejak lahir otomatis aku telah menjadi umat Islam. Terikat dengan aturan-aturan yang Allah turunkan di dalam Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam. 

Beruntungnya umat Islam memiliki Al-Qur'an yang salah satu fungsinya adalah sebagai pembeda. Ya, Al-Qur'an menjadi pembeda antara umat Islam dengan orang-orang kafir. Lalu, apa lagi yang menjadi pembeda umat Islam dengan umat lainnya? Banyak dong, semua aturan yang Allah turunkan jelas berbeda untuk kita dengan kaum kafir. Dalam Al-Qur'an semua aturan yang Allah berikan, diperuntukkan bagi umat Islam. Kalau orang-orang kafir, tentu tak perlu repot-repot, bebas-bebas saja jika mau melanggar aturan dalam Al-Qur'an. Allah hanya memberitahukan bahwa kelak mereka yang ingkar pada Al-Qur'an akan mendapat ganjaran di akhirat dengan siksaan api neraka yang begitu mengerikan.

Mengucapkan syahadat, mendirikan salat merupakan ciri-ciri umat Islam, serta menjadi pembeda antara kita dengan orang-orang kafir. Turunnya Rasulullah saw. sebagai nabi dan rasul terakhir, itu menjadi ciri khas bahwa Islam telah Allah sempurnakan turunnya ke bumi sebagai rahmatan lil alamin. Dengan mengakui Nabi Muhammad saw., maka kita juga mengakui nabi-nabi terdahulu. Kita tidak mengingkari bahwa Allah telah mengutus para nabi, dari Nabi Adam hingga Nabi Isa, lalu ditutup dengan turunnya Nabi Muhammad saw.. 

Bagi mereka yang tidak mau mengakui keberadaan Nabi Muhammad saw., maka telah kafirlah orang tersebut, karena telah membantah perintah Allah untuk mencontoh Rasulullah dalam kehidupannya. Dalam Surat Ali ‘Imran ayat 19 dan 85 Allah menjelaskan bahwa agama di sisi Allah itu adalah agama Islam, artinya sejak dahulu memang Islam agama yang Allah turunkan dan pengikutnya adalah orang muslim. Hanya saja nama Islam baru Allah berikan setelah turunnya Rasulullah sebagai penutup seluruh nabi.

اِنَّ الدِّيۡنَ عِنۡدَ اللّٰهِ الۡاِسۡلَامُ ۗ وَمَا اخۡتَلَفَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡعِلۡمُ بَغۡيًا ۢ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيۡعُ الۡحِسَابِ

Artinya: ”Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ali 'Imran, 19)

وَمَنۡ يَّبۡتَغِ غَيۡرَ الۡاِسۡلَامِ دِيۡنًا فَلَنۡ يُّقۡبَلَ مِنۡهُ‌ ۚ وَهُوَ فِى الۡاٰخِرَةِ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ

Artinya: ”Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali 'Imran, 85)

Islam turun sebagai penyempurna, menutup seluruh rangkaian agama samawi. Setelah Islam turun, maka agama-agama sebelumnya tidak berlaku lagi, atau tidak diakui sebagai agama tauhid di sisi Allah. Islam juga turun untuk meluruskan hal-hal yang telah dibengkokkan oleh umat-umat terdahulu. Allah menegaskan siapa Dia dalam banyak ayat-ayat di Al-Qur'an. Allah itu Esa, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, Allah tidak membutuhkan siapa pun termasuk istri sebagai pendampingnya. Umat Islam memahami itu, karena Al-Qur'an sudah menerangkannya. Ciri khas Islam itu terletak pada nilai-nilai ketauhidan, yaitu tidak menyekutukan Allah dengan siapa pun dan apa pun. Tidak juga seorang nabi yang dianggap sebagai anak-Nya atau bahkan Tuhan itu sendiri.

Seajaib apakah ciptaan Allah, sehingga dengan tega kita mengatakan bahwa ia adalah anak atau tuhan itu sendiri. Bukankah Allah yang menciptakan sesuatu untuk kita pahami bahwa Allah itu Maha Kuasa? Coba renungkan firman Allah dalam QS. Ali 'Imran ayat 59,

اِنَّ مَثَلَ عِيۡسٰى عِنۡدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ‌ؕ خَلَقَهٗ مِنۡ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ

Artinya: ”Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.

Sungguh pada penciptaan Nabi Adam itu lebih ajaib lagi dari penciptaan Nabi Isa. Nabi Isa hanya diciptakan Allah tanpa seorang ayah, namun Nabi Adam justru diciptakan Allah tanpa adanya ayah dan ibu. Allah langsung menciptakannya dari tanah, lalu kun, maka jadilah Nabi Adam sebagai nabi pertama.

Padahal Nabi Isa tidak pernah mengatakan bahwa ia adalah tuhan atau juga anak tuhan. Ia mengatakan bahwa ia adalah seorang nabi.

   آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا، وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ. (سورة مريم: ٣٠-٣١)   

Artinya: “Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikanku seorang nabi. Dan Dia menjadikanku seorang yang diberkati di mana saja aku berada .…” (QS. Maryam, 30-31)

Sesungguhnya jika Allah menghendaki, maka di dunia ini hanya ada satu agama dan keyakinan, yaitu Islam. Namun Allah membiarkan keyakinan-keyakinan yang salah itu tetap ada untuk menjadi bahan renungan dan kajian yang dipikirkan. Dan yang pasti adalah sebagai ujian untuk umat Islam, karena terkadang mereka mmelakukan gangguan-gangguan keimanan.

Tugas kita untuk menyampaikan kebenaran tentang Islam, nilai-nilai ketauhidan, dan isi kandungan surat Al-Ikhlas. Kalau manusia mau dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih dan berharap pada kebenaran hakiki, tentunya mereka akan dengan mudah memahami kebenaran yang ada pada ajaran agama Islam. [Ni]

Kotabumi, 13 Desember 2024

Baca juga:

0 Comments: