OPINI
Bangunan Sekolah Tidak Layak, Pendidikan Generasi Diabaikan?
Oleh. Alya Izdihar (Guru dan Aktivis Dakwah)
SSCQMedia.Com- Pembangunan sekolah yang layak suatu kewajiban bagi negara untuk mengurusinya. Kehidupan saat ini pembangunan sekolah banyak yang tidak terawat dengan baik dan bisa dikatakan tidak layak. Namun, dalam kehidupan Islam, seorang Khalifah bertanggung jawab penuh dalam mengurusi urusan rakyat, khususnya aspek pendidikan. Karena dari pendidikan yang akan menghasilkan generasi-generasi terbaik.
Bahwa anggaran dana untuk rehabilitasi dan renovasi 10.440 sekolah negeri dan swasta pada 2025 sebesar Rp17,15 triliun. Diakui oleh Pak Presiden masih banyak sekolah yang perlu diperbaiki di luar 10.440 sekolah target tersebut. (Kompas.com, 29-11-2024)
Dalam pidato saat pelantikan Presiden Prabowo membahas masalah pendidikan negeri ini. Salah satu faktanya banyak sekolah-sekolah di Indonesia tidak terawat. Dikatakan bahwa masih banyak sekolah-sekolah tidak terawat. Semuanya harus berani dan harus berani menyelesaikan problem ini." (Detik.com, 22-10-2024).
Sekolah rusak dan tidak layak sudah sering kita temui dalam pemberitaan saat ini, kondisi yang rusak dan memprihatinkan, banyak atap plafon yang rusak meski mengancam keselamatan siswa/siswi. Namun tidak ada pilihan lain untuk berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar.
Bangunan sekolah tidak layak bukti kurangnya kepedulian negara terhadap keberlangsungan pendidikan generasi saat ini. Yang berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan siswa. Padahal salah satu faktor penting dalam pendidikan adalah bangunan sekolah yang memadai.
Dan pendidikan saat ini pun dijadikan sebagai objek komersil yang dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan dan kalaupun ada anggaran untuk pendidikan, itu pun masih di korupsi. Dan anggaran pendidikan pun didapatkan dari kenaikan pajak yang memberatkan masyarakat.
Padahal penguasa yang seharusnya memberikan fasilitas terbaik dalam pendidikan. Abainya penguasa dari mengurusi umat membuktikan bahwa penguasa jauh dari pemahaman ra'awiyah (mengurus rakyat). Dan pemimpin saat ini hanya untuk demi kepentingan semata.
Saat ini negara menerapkan sistem kapitalisme yang berasaskan sekuler (pemisahan agama dari negara) sehingga tidak memahami peranannya dalam mengurus rakyat dengan benar. Sering kali pemimpin saat ini kurang peduli dengan generasi didik. Seperti wilayah-wilayah pedesaan yang jauh terjamah dari pemerintahan pusat. Siswa harus menyeberangi derasnya aliran sungai dan jembatan yang kurang memadai. Resikonya hidup dan mati hanya untuk berangkat ke sekolah. Miris!
Kekuasaan di sistem kapitalis sekuler saat ini tidak mengurusi urusan rakyat, sebaliknya menzalimi rakyatnya dengan menyusahkan kehidupan mereka dan tidak peduli dengan bangunan sekolah yang tidak layak. Allah akan memberikan peringatan, yang telah tertuang dalam Al-Qur'an Allah berfirman: "Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)
Ada hadis lain dari Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda: "Setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya atas apa yang dipimpinnya."
Maka, seorang pemimpin seharusnya menyediakan fasilitas pendidikan yang terbaik untuk penyelenggaraan pendidikan yang baik bagi generasi. Agar generasi menjadi generasi pemimpin peradaban dan generasi berkepribadian Islam.
Demikian, bahwa kepemimpinan dalam Islam merupakan amanah, di mana harus dijaga dan ditunaikan sebagaimana mestinya. Jika tidak demikian maka berdosa seorang pemimpin yang tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan benar.
Dalam hadis lain pun disebutkan bahwa kepemimpinan ialah amanah, kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi orang yang memerintah dengan kebenaran dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya dengan benar.
Namun, menjadi pemimpin bisa juga sebaliknya. Ia bisa menjadi kemuliaan dan kebanggaan, jika dia mampu menunaikan kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya dan sesuai perintah Allah Swt.
Dalam Islam seorang Khalifah akan menyediakan pendidikan terbaik termasuk bangunan yang layak. Karena sistem Islam menerapkan sistem ekonomi Islam. Dalam sistem ekonomi Islam seorang Khalifah akan mengaturnya sesuai syariat Islam, untuk membangun bangunan sekolah, biaya untuk pendidikan itu dari baitul maal. Baitul maal ini lembaga keuangan dalam Islam yang didapatkan dari pengelolan kepemilikan umum seperti air, api, padang rumput, harta jizyah, kharaj, ghanimah, zakat dan fa'i.
Dengan begitu bangunan yang layak dan nyaman bagi peserta didik akan terwujud. Sekolah tidak membedakan peserta didik berdasarkan apa pun. Semua diberikan secara adil dan merata.
Oleh karena itu, kaum muslim harus segera kembali kepada sistem Islam kafah. Karena hanya dengan menerapkan sistem Islam, dunia pendidikan yang diharapkan, seperti bangunan yang layak dan nyaman, akan terwujud. Serta mampu menghasilkan generasi bertakwa, berkualitas, cerdas, tangguh dan berkepribadian Islam.
Wallahualam bissawab. []
0 Comments: