OPINI
Bencana, Musibah atau Kurang Muhasabah?
Oleh. Nurfadilah Kustanti
SSCQMedia.Com- Dalam beberapa waktu terakhir, bencana alam dan musibah seolah tiada henti. Gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan berbagai bencana lainnya telah meninggalkan jejak kerusakan dan kesedihan yang mendalam. Di tengah cobaan ini, kita diingatkan akan keterbatasan manusia dan betapa rapuhnya kita di hadapan kuasa Allah Swt.
Seperti dikabarkan di Detik.com, terjadi banjir dan tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur sejak senin, 2 Desember 2024 hingga akhirnya membuat sungai Cimandiri yang meluap dan merendam puluhan rumah di Kampung Mariuk, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Ada juga di Kabupaten Pandeglang, Banten, banjir terjadi yang disebabkan oleh luapan sungai Cilemer dan merendam pemukiman warga setinggi 1-2,5 meter (Kumparan.com, 5/12/24). Beberapa bencana tersebut terjadi karena berbagai faktor, baik faktor alami maupun buatan. Di antaranya adalah cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi, mengakibatkan meluapnya air yang ada di beberapa sungai tidak terbendung. Ada juga karena eksploitasi alam atas nama pembangunan. Seperti, penebangan hutan untuk perkebunan, penambangan tanpa reklamasi, pembangunan infrastruktur dan masih banyak lagi yang seringkali mengabaikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini akan terus terjadi selama kehidupan manusia masih menggunakan sistem kapitalisme-liberal yang dibangun atas asas pemisahan agama dari kehidupan.
Allah berfirman dalam Q.S Ar Rum ayat 41 yang berbunyi:
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi adalah ulah perbuatan manusia. Allah menciptakan manusia untuk dijadikan sebagai khalifah di bumi, untuk beribadah kepada-Nya, memanfaatkan, mengelola, serta memelihara bumi dan menjadikan peristiwa kerusakan yang terjadi di masa lalu sebagai pelajaran. Nyatanya semua bencana termasuk banjir sangat erat kaitannya dengan kerakusan manusia saat ini.
Di dalam Islam, Allah melarang untuk berbuat kerusakan, baik itu berkaitan dengan alam ataupun berkaitan dengan manusia itu sendiri. Karenanya, dibuatlah aturan-aturan yang mampu melindungi alam sekitar tanpa merusak dan menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar. Hal ini berbanding terbalik dengan negara kapitalisme-liberal. Di mana negara hanya mengejar keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Adanya privatisasi sumber daya alam, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan ekosistem. Karena perusahaan swasta lebih fokus pada keuntungan daripada pelestarian lingkungan. Pembangunan wilayah perkotaan, daerah tujuan pariwisata, juga menjadi salah satu sebab terjadinya kerusakan alam. Negara cenderung lalai akan dampak terhadap lingkungan. Alhasil, datang bencana yang membuat rakyat menderita.
Bencana yang terjadi merupakan cobaan serta peringatan bagi kita semua. Bagi orang-orang yang beriman, muhasabah saat tertimpa musibah merupakan cara kembali menyadari bahwa diri ini tak pantas bermaksiat pada Nya sebab diberi nikmat oleh Nya. Kondisi buruk ini tentu tak boleh terus berlangsung. Kaum muslim harus segera berupaya agar syariat tegak di bawah kepemimpinan Islam yang akan membangun tanpa merusak, sehingga bencana bisa diminimalisir.
Di dalam kepemimpinan Islam, negara akan mengambil langkah-langkah yang komprehensif dan berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan rakyat. Karena negara berperan sebagai raa'in (penjaga) dan junnah (pelindung), sehingga rakyat hidup sejahtera penuh berkah sebagaimana dikatakan dalam Q.S Al A'raf ayat 96 yg artinya:
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Wallahualam bissawab. []
0 Comments: