Headlines
Loading...
Gen Z Harus jadi Agen Perubahan dan Kebangkitan Islam

Gen Z Harus jadi Agen Perubahan dan Kebangkitan Islam

Oleh. Rina Herlina 

SSCQMedia.Com- Pemungutan suara pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diselenggarakan serentak telah usai. Sebelum hari H, seluruh masyarakat termasuk Gen Z diimbau agar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya.  

Bahkan, Andree Harmadi Algamar selaku Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, secara khusus mengajak seluruh warganya, termasuk generasi Z (Gen Z), untuk berpartisipasi aktif dengan memberikan suaranya. Dia menyerukan kepada Gen Z khususnya untuk menggunakan hak suara di TPS, jangan sampai golput, (infopublik.id, 26-12-2024).

Gen Z begitu diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam Pilkada 2024 khususnya di wilayah Sumbar. Alasannya, tentu saja karena populasi penduduk negeri ini khususnya Sumbar, memang didominasi oleh gen Z. Menurut data, jumlah generasi Z di Kota Padang mencapai 72.285 orang. Oleh karena itu, peran pemilih pemula sangat ditekankan dan sangat diperhitungkan. 

Keberadaan gen Z memang sangat menentukan masa depan suatu bangsa. Maka wajar jika para calon kepala daerah berharap generasi Z dapat memahami bahwa suara mereka di TPS sangat berpengaruh bagi kemajuan daerah dan negara. Karena menurut sebagian besar masyarakat yang hidup dalam sistem rusak hari ini, jalannya bangsa ke depan ditentukan oleh pemilih pemula. Itulah sebabnya para gen Z diimbau untuk tidak menyianyiakan hak suaranya alias jangan sampai golput.

Generasi Z saat ini dianggap sebagai generasi yang menjanjikan, baik dari sisi sosial, politik, budaya, pendidikan, maupun ekonomi. Oleh karena itu,  mereka diproyeksikan sebagai kekuatan terbesar bangsa di masa depan. Ciri khas gen Z, sangat fasih dalam teknologi digital, berorientasi pada nilai-nilai progresif, dan memiliki hasrat untuk perubahan sosial. Melalui penggunaan teknologi dan media sosial, mereka memang dapat memengaruhi perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat.

Namun, di Pilkada 2024 ini, muncul istilah atau fenomena voter fatigue. Apa sih sebenarnya voter fatigue ini? Jadi, voter fatigue adalah sebuah fenomena ketika pemilih merasa jenuh, lelah, atau bahkan tertekan dengan proses pilkada yang panjang dan kompleks. Kondisi tersebut dapat muncul akibat adanya beragam faktor, seperti durasi kampanye yang terlalu lama, volume informasi yang berlebihan, atau bahkan tekanan sosial yang muncul seiring dengan mendekatnya hari pilkada.

Terlepas dari apapun alasan mereka lelah memilih, di satu sisi, kabar ini sejatinya adalah kabar menggembirakan. Karena semakin banyak yang golput dan tidak percaya lagi pada sistem demokrasi, hal Itu akan sangat membantu guna melahirkan ketidakpercayaan dan menunjukkan keroposnya sendi-sendi demokrasi. Ini berarti, diakui atau tidak, penguasa sangat khawatir demokrasi di negeri ini akan ditinggalkan, makanya gen Z diseru untuk nyoblos dan jangan sampai golput.

Potensi Gen Z dalam Sistem Islam

Potensi Gen Z memang luar biasa menjanjikan. Namun, dalam sistem rusak saat ini, potensi mereka telah dibajak, sehingga menjadikan potensi mereka melemah karena massifnya perkembangan teknologi yang semakin memudahkan segalanya dan tidak di barengi kontrol negara. Itulah sebabnya, gen Z hari ini justru dikategorikan sebagai generasi lemah atau biasa disebut dengan generasi stroberi.

Sementara dalam Islam, gen Z dibina dan diarahkan untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat dengan cara beramar makruf nahi mungkar. Mereka dapat menggunakan media sosial, komunitas, dan organisasi untuk menyuarakan perubahan ke arah yang lebih baik. Gen Z betul-betul dibina untuk menjadi agen perubahan dengan menghadirkan fasilitas pendidikan yang bonafit dan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam. Sehingga nantinya akan terbentuk dalam dirinya pola pikir dan pola sikap yang Islami.

Oleh karena itu, menjadi tugas kita bersama untuk menjadikan gen Z menjadi agen perubahan yang akan membangkitkan kembali ghirah Islam. Tugas kita juga membuat gen Z menyadari bahwa tugas mereka adalah mengemban mabda Islam dan mensyi'arkannya ke seluruh negeri.

Kita juga harusnya memahamkan kepada gen Z, agar alasan tidak mau memilih dan berkontribusi dalam Pilkada tersebut adalah karena memang meyakini jika sistem yang ada hari ini adalah sistem yang tidak sahih. Maka, kita arahkan kepada gen Z agar alasan mereka tidak ikut kontribusi adalah karena alasan ideologis, yaitu karena demokrasi bukan jalan perubahan yang hakiki. Bukan karena mereka tidak peduli, lelah atau malas. [Rn]

Payakumbuh, 29 November 2024

Baca juga:

0 Comments: