Headlines
Loading...
Oleh. Hana Salsabila A.R

SSCQMedia.Com- Akhir bulan lalu, tepatnya pada 30 November 2024, terjadi sebuah peristiwa mengenaskan. Ini bukan kasus pertama. Namun, tetap saja peristiwa ini perlu mendapatkan perhatian. Dilansir dari Kompas.com (30/11/2024), terjadi pembunuhan keluarga oleh seorang anak berusia 14 tahun. Korbannya adalah nenek dan ayahnya, sementara ibunya mengalami luka berat dan dilarikan ke Rumah sakit. Pelaku segera diamankan oleh petugas setempat dan telah diperiksa. 

Kasus pembunuhan dalam keluarga, memang bukan hal baru. Ini merupakan kejadian yang sangat keji. Ada anak membunuh orang tua atau sebaliknya, ada cucu membunuh kakek atau nenek, dll.. 

Sama halnya kasus di atas. Walau latar belakang kejadian masih belum diketahui dengan pasti, namun secara hipotesis, kemungkinannya adalah akibat mental. Karena dikatakan, pelaku menangis setelah kejadian, seperti mengalami gangguan psikis. Lantas sebenarnya apa yang melandasi terjadinya semua itu? 

Jika kita telisik dari keadaan pelaku, bisa kita simpulkan bahwa tidak ada "akibat tanpa sebab". Jika motif pelaku sampai sekarang belum diketahui, kemungkinan besar benar akibat gangguan mental. Masalahnya, mengapa pelaku bisa sampai gangguan mental? 

Melihat fakta generasi muda saat ini, bahwa keberadaan mereka sangat krusial. Sayangnya mereka dibebani dengan tekanan akademik, pekerjaan dan lingkungan, sementara pendidikan adabnya hampir hilang. Padahal, pendidikan, terutama adab, itu ibarat pengikat dari semua tekanan tersebut.

Wajar, sebab mereka berada di dunia yang menerapkan sistem Kapitalisme Sekularisme. Generasi dikejar oleh beban kehidupan yang semakin menggila, hingga muncul istilah gen sandwich (generasi yang dihimpit oleh beban keadaan) dan semacamnya, dengan mental acak-acakan.

Belum lagi klaim bagi mereka, sebagai gen lemah. Ini semakin menekan pikiran mereka. Maka, tidak heran banyak kasus kekerasan dan kriminal gen muda yang tidak lain akibat stres, minim adab serta beratnya tekanan hidup dalam sistem Sekulerisme.

Dalam kasus ini, perlu kita perhatikan pada apa yang dibutuhkan oleh generasi muda. Dan pendidikan Islam, sebagai jawabannya. Sebab, dalam Islam, para individu dididik dengan akidah Islam dan menjunjung tinggi adab serta kewarasan mental.

Selain itu, aspek keadaan juga akan mendukung. Seperti adanya sokongan keluarga, mudah dan murahnya pemenuhan kebutuhan hidup, pendidikan gratis, semua ini dipenuhi tanpa harus mengalami stress. Benar. Seperti itulah Islam. Wallahualam. [US]

Baca juga:

0 Comments: