OPINI
Hak Veto AS, Melumpuhkan Fungsi DK PBB
Oleh. Rina Herlina
SSCQMedia.Com-
Menurut pemerintah Rusia, fungsi Dewan Keamanan (DK) PBB hingga hari ini masih dalam keadaan lumpuh, terutama dalam menegakkan perdamaian di Timur Tengah. Moscow menyebut, penyebabnya tidak lain adalah Amerika Serikat (AS) yang menyalahgunakan hak vetonya (internasional.sindonews.com, 14/12/2024).
Pernyataan ini tentu tidak muncul begitu saja. Hal ini disampaikan oleh pihak Kementerian Luar Negeri Rusia setelah Majelis Umum PBB mengadopsi dua resolusi terkait perang di Gaza, termasuk resolusi yang menyerukan gencatan senjata antara Isr4el dan H4mas. Kuat dugaan hal tersebut mirip dengan dokumen yang sebelumnya diblokir oleh AS di DK PBB. Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB diperkirakan tidak mengikat secara hukum. Kementerian Luar Negeri Rusia juga mencatat bahwa resolusi gencatan senjata sebagian besar hanya mengulang isi dari sebuah rancangan yang diveto oleh AS di DK PBB bulan lalu. Dewan Keamanan PBB yang notabene merupakan badan utama yang bertugas menjaga perdamaian dan keamanan internasional, nyatanya tetap lumpuh akibat penggunaan hak veto oleh Washington (enam kali sejak awal krisis saat ini).
Lantas, mengapa Amerika Serikat selalu ikut campur dalam konflik Palestina—Isr4el, bahkan tidak hanya itu, AS juga sering kali merecoki urusan negara lainnya. Ada banyak konflik besar di dunia, yang AS berada di dalamnya, selain perang Isr4el—H4mas, ada perang Rusia—Ukraina, juga konflik Cina—Taiwan, dan lain sebagainya. Amerika Serikat (AS) selalu berperan aktif di setiap konflik tersebut. Yang paling menyita perhatian adalah keterlibatan AS dalam konflik Isr4el—H4mas. Dalam konflik ini, bahkan AS menjadi sponsor utama dalam persenjataan bagi Isr4el. Padahal di saat bersamaan, Negeri Paman Sam tersebut juga memainkan peran sebagai juru damai yang sampai saat ini justru belum menunjukkan kinerjanya.
Mendiang Robert Jervis yang merupakan seorang pengamat politik AS bahkan dalam pembukaan judul bukunya berjudul 'The New American Interventionism', mengungkap istilah 'Intervention is as American as apple pie'. Dan arti dari istilah tersebut kurang lebih yaitu, intervensi sudah menjadi tipikal orang Amerika. Dua pulun lima tahun lalu Jervis telah menuliskan kalimat tersebut, akan tetapi masih berlaku hingga saat ini. Kalimat pernyataan tersebut memang langsung menyentuh inti kebijakan luar negeri AS, serta mencirikan campur tangannya dalam urusan 'dalam negeri' negara lain, bahkan yang terparah sampai menumbangkan pemerintahan, sebab tujuan terakhirnya tentu saja guna semakin menancapkan hegemoninya.
Jervis bahkan menyebut kebijakan luar negeri intervensionisme seperti yang dilakukan AS bisa menimbulkan kesengsaraan dan kengerian di seluruh dunia. Bahkan berbahaya untuk stabilitas global, juga perdamaian. Dalam bukunya dijelaskan tentang intervensi pertama yang dilakukan AS yang terjadi pada 1805, yaitu adanya seorang perwira militer AS yang merangkap sebagai konsul diplomatik William Eaton, bersekutu dengan Hamet Karamanli, yang merupakan saudara dari penguasa (Pasha) Tripolitania (sekarang Libya), Yusuf Karamanli.
Lantas mengapa Amerika suka sekali ikut campur urusan negara lain? Tujuan utamanya tentu saja terkait peluang ekonomi, perlindungan sosial, melindungi warga negara dan diplomat AS, perluasan wilayah, mendorong perubahan rezim, membangun negaranya, dan yang paling penting adalah untuk menancapkan cengkeramannya di negara-negara luar. Dua ideologi AS yang sejauh ini sangat dominan, yaitu terkait kebijakan luar negeri, yakni intervensionisme yang mendorong intervensi militer dan politik ke negara lain dan isolasionisme, yaitu untuk menghambat kemajuan negara tersebut.
Isr4el dan Amerika seolah disatukan oleh tujuan yang sama yaitu ingin menguasai negara lainnya di dunia. Isr4el secara tidak malu memang ingin mencaplok wilayah-wilayah Palestina, dan secara bertahap rencana tersebut mulai dijalankan.
Saat ini kita hanya mampu mendoakan yang terbaik untuk saudara di Palestina. Semoga pertolongan Allah segera tiba dan penduduk Palestina segera bebas dari cengkeraman Isr4el yang didukung habis-habisan oleh kekuatan Amerika Serikat.
"Allahumma nastaudi'uka baital muqaddas wa ahlal falisthiin, allaahumma kun lahum khaira naashiirin wa mu'iinin wajbir khawaathirahum yaa arhamar raahimiin"
Artinya, "Ya Allah, kami titipkan Baitulmaqdis dan penduduk Palestina kepada-Mu. Ya Allah, jadilah penolong dan pemberi bantuan terbaik bagi mereka, dan hiburkanlah hati mereka, wahai Zat Yang Maha Penyayang". [Ni]
Payakumbuh, 16 Desember 2024
0 Comments: