Headlines
Loading...
Oleh. Tri Ramadhani Lubis

SSCQMedia.Com- Masjid merupakan tempat ibadah bagi kaum muslim, seperti untuk salat, kajian ilmu agama, maupun tempat belajar Al-Qur'an. Masjid yang pertama sekali dibangun oleh Rasulullah dan kaum muslimin tatkala Rasulullah dalam perjalanan hijrah dari mekah ke madinah yaitu masjid Quba. Masjid Quba hingga hari ini masih tampak berdiri kokoh. Kemudian ketika Rasulullah Muhammad saw. sampai ke Madinah, beliau mendirikan masjidnya tepat di samping rumahnya. Masjid Nabawi pada 18 Rabiul Awal tahun 1 Hijriah.

Masjid bukan sekadar tempat beribadah. Rasulullah mencontohkan bahwa di dalam masjid banyak ahlu suffah yang tinggal. Masjid juga menjadi tempat untuk senantiasa membahas al Qur'an bahkan Rasulullah menjadikan masjid untuk menerima tamu kenegaraan. 

Masjid adalah tempat berkumpulnya kaum muslimin. Islam punya aturan terkait dengan masjid itu sendiri. Bagaimana menghadap kiblat, shaf laki-laki di depan dan shaf perempuan di belakang. Rasulullah juga mengatur jamaah perempuan keluar masjid terlebih dahulu ketika selesai sholat dibandingkan jamaah laki-laki. 

Luar biasanya Islam mengatur kehidupan ini sampai hal yang sangat detail sekalipun, sehingga hal demikian menjadikan tatanan masyarakat menjadi tertib dan teratur.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan seorang muslim untuk senantiasa menginjakkan kaki ke masjid, beribadah kepada Allah. Menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Sedari kecil Islam telah membiasakan kita untuk dekat dengan masjid. Apalagi ketika tarawihan di bulan Ramadhan dan kajian Qur'an sebagai remaja masjidnya. 

Semasa sekolah dasar, ikut tarawih tapi saya masih  banyak bermainnya. Di waktu Subuh, saya ikut dengan nenek membaca Al-Qur'an di bulan Ramadan. Bahkan sampai seorang nenek mengajak  cucunya untuk ikut tilawah bersama. 

Dari berseragam merah putih sampai Ramadan terakhir, ibu saya masih ikut dalam lingkaran tilawah ramadhannya.

Mak paling senang ketika berziarah dari satu masjid ke masjid yang lain. Teringat tatkala di tahun 2011 ketika aku ada pelatihan di Bogor. Mamak yang ikut mengunjungi tempat pelatihan sambil menjenguk aku dan adikku yang bekerja di Jakarta. 

"Mamak adalah satu mesjid yang pengen kali sholat di dalamnya" sahut Mamak.

"Masjid yang Mamak lihat di TV, indah banget, adem asri gitu lihatnya. Mesjidnya di kelilingi air gitu mengalir." Lanjut Mamak.

"Ya udah kita cari aja lewat internet, melihat foto-foto masjid yang ada di situ. Kita tengok" jawabku.

Satu per satu masjid dilihat sambil Manmak mengenang ingatannya. Scroll ke bawah untuk memastikan tidak ada yang terlewat. Namun ternyata tak ada satupun yang masuk kategori yang diinginkan Mamak. Sampai suatu hari aku mengajak Mamak untuk pergi ke salah satu masjid dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 20 menitan. Masjid aku dan teman-eman pelatihan yang lain sudah pernah berkunjung ke sana. Sebuah masjid yang nikmat banget berada di sekitarnya. Masjid yang biasa orang singgah dalam perjalanan. Masjid At-Ta'awun.

Begitu kaki menginjakkan pelataran masjid langsung hati Mamak berdesir. Menginjakkan kaki di air mengalir tempat cuci kaki untuk menuju ke dalam masjid membuatnya kegirangan.

"Inilah masjid yang Mamak pengen banget tuh" ucap girang Mamak.

"Ah, gak lah ... gak mungkin, Mak. Kan mesjid ini udah kita lihat di internet tapi kata Mamak bukan," sanggahku.

"Ayuklah kita pastikan ke belakang. Kita tengok tempat air mengalir nih. Benar atau gak dengan keinginan Mamak," ajak mamak.

Sehingga akhirnya menuju ke belakang tampaklah di sampingnya ada sungai yang mengalir. Mengaliri sekeliling masjid untuk cuci kaki menuju ke dalam masjid. Senyum merekah di wajahmu, Mak. Beberapa kali kita ambil foto di setiap sudut masjid penuh dengan senyuman indah menghiasi foto yang beraneka gaya.

"Ya iyalah, dah berubah masjidnya jadi cantik bagus begini yah, karena kan Mamak lihatnya 20 tahun yang lalu. Makanya Mamak bilang bukan ini masjidnya pas kita lihat di internet yah." Mamak menyimpulkan.

Senangnya aku bisa mengajakmu ke tempat yang engkau idamkan, Mak. Sedikit aku bisa membahagiakanmu. Semoga ini menjadi jalanku menuju rida Allah.

Di tahun 2019 kembali aku mendapat kesempatan untuk mengajak Mamak berziarah ke mesjid yang juga salah satu yang Mamak ingin salat di sana. Tatkala aku ada agenda dakwah harus ke Banda Aceh, maka Mamak pun pengen untuk ikut bersamaku. Masjid Baiturrahman dan Masjid Baiturrahim menjadi bukti kebesaran Allah. Tsunami 9.3 skala richter yang terjadi 20 tahun yang lalu mengguncang Bumi Serambi Makah itu. Kedua masjid yang tetap berdiri kokoh di antara puing-puing berserakan tak ada satu bangunan pun di sekitar. Maha Kuasa Allah atas kejadian ini, yang harusnya membuat kita semakin bertambah keimanan akan Allah Sang Pencipta dan Pengatur. 

Di Masjid Baiturrahim kita hanya sebentar karena emang sudah waktunya kembali pulang ke rumah. Namun di Masjid Baiturrahman kita cukup lama. Sambil menunggu datangnya waktu salat selanjutnya Mamak dan keponakan kecilku mengisi waktu dengan tilawah Al Qur'an di dalam masjid setelah salat. Adem dan nikmat banget yang di rasakan kala itu. Kembali foto-foto dan wajah Mamak dihiasi dengan senyuman yang menawan. Kembali aku bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan.

Cita-cita paling tinggi Mamak adalah ketika Mamak ingin salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Alhamdulillah, Allah panggil Mamak dalam menunaikan ibadah haji walau sempat tertunda karena pandemi. Walau ayah dapat panggilan maut terlebih dahulu dibandingkan panggilan hajinya. Dari video call, foto-foto dan video yang diambil adik lelaki kami yang menggantikan ayah tampak wajah bahagiamu, Mak. Wajah yang lega sekali karena cita-citanya tersampaikan. Padahal dulunya sengaja Mamak nabung dari gaji ayah demi membeli TV warna agar bisa melihat lebih jelas salat terawih di Masjidil Haram ketika di bulan Ramadan. Karena saat itu TV yang ada ketika aku kecil masih hitam-putih. Semoga Allah menerima segala amal ibadah haji Mamak kemarin. Sebulan kemudian Mamak pun dapat panggilan maut dari Allah. Masjid terakhir yang Mamak berziarah sesuai dengan yang diimpikan. Semoga Allah mengampuni segala dosa kalian wahai orangtuaku, teriring doa:

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Artinya: "Wahai Tuhanku. ampunilah aku dan kedua orang tuaku (ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku waktu aku kecil." [] 

Baca juga:

0 Comments: