Headlines
Loading...
Oleh. Ayun Restyani

SSCQMedia.Com-
"Apa kamu sudah makan, Ndhuk?” tanya ibuku.

"Sebentar, Bu. Syifa belum menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolah,” jawabku sambil terus mengerjakan soal.

"Kamu dari tadi belum makan loh, padahal sekarang sudah jam 8 malam. Ayo makan dulu, PR-nya bisa dikerjakan nanti lagi." rayu Ibu sambil mengusap kepalaku dengan lembut.

"Iya, Bu." jawabku lagi.

Ibuku memang sangat perhatian padaku, apalagi masalah makan. Beliau tidak pernah bosan mengingatkan aku untuk makan, salat, dan belajar. Beliau adalah sosok yang disiplin. Ketika aku lupa bahkan lalai melaksanakan tanggung jawab dan kewajibanku, ibu tidak pernah lelah mengingatkan dan menasihati.

"Ndhuk, kamu jangan pernah meninggalkan salatmu. Salat itu bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt. Kita sudah diberi nikmat sehat, umur, dan waktu oleh Allah Swt.. Rasa syukur kita tunjukkan dengan selalu taat pada perintah-Nya." nasihat ibuku.

Dengan penuh kelembutan dan kesabaran, Ibu tidak pernah bosan menasihatiku. Aku pun sebaliknya, tidak pernah bosan untuk mendengar dan mematuhinya. Ibu adalah sosok yang aku kagumi sejak dulu. Dari ibulah aku belajar untuk bisa bersabar, mengerti tanggung jawab dan kewajiban. Ibu telah mengajari berbicara, berjalan, cara makan dan minum. Ya, beliau adalah guru pertamaku di rumah hingga mengajariku cara beribadah.

Masih kuingat ketika aku sekolah dasar, ibu mengajari bacaan dan tata cara salat. Ibu juga mengajakku pergi ke masjid untuk salat berjamaah di sana. Alhamdulillah sejak itu aku bisa melaksanakan salat sesuai ajaran Islam.

Ibu bukanlah orang yang berilmu agama tinggi, tetapi beliau sangat paham bahwa sebagai seorang ibu harus bisa menjalankan tugas utamanya sebagai ummun wa robbatul bayt, yaitu sebagai ibu dan pengatur keluarga. Ibu dengan penuh kesungguhan berusaha menjalankan tugas itu kepada anak-anaknya dan keluarga. Tidak heran ayahku sangat menyayangi ibuku. Demikian juga aku putri satu-satunya.

Sekarang setelah aku besar dan belajar Islam, aku jadi tahu ternyata apa yang dilakukan ibu selama ini dituntun Islam. Islam telah menetapkan kewajiban seorang ibu adalah menjadi ummun wa robbatul bayt. Dengan tugas ini pula Islam memuliakan seorang ibu. Salah satunya, berbaktinya kita kepada ibu itu melebihi berbaktinya kita pada ayah.

Rasulullah saw. menyebutkan kata ibu tiga kali ketika ada seseorang  yang bertanya, kepada siapa kita harus berbakti. Termaktub dalam hadis Rasululah saw.,
"Seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi saw. menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi saw. menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi saw. menjawab, 'Kemudian ayahmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibu layak mendapatkan keistimewaan karena ibulah yang mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, membesarkan, dan mendidik kita dari kecil hingga dewasa. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Luqman ayat 14,
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Bahkan ketika kita sudah dewasa dan berumah tangga, kehadiran ibu tetap kita butuhkan. Ketika kita ada masalah, ke mana kita akan berlari dan mengadu? Ya, pasti kepada ibu kita. Ibu akan siap mendengarkan keluh kesah, curhat, dan menerima tangis kita. Hingga akhirnya kita mengharapkan doa beliau untuk kemudahan kesulitan kita.

Melalui tangan ibu, anak-anak ditanamkan pondasi hidup yang kuat, yaitu akidah Islam. Kemudian ibu akan memperkenalkan syariat dan hukum-hukum dalam Islam, sehingga anak bisa menyesuaikan tingkah lakunya sesuai Islam. Ibu juga akan membentuk kepribadian anak sesuai dengan Islam, sehingga ketika anak-anak harus sekolah di luar, mereka sudah siap menghadapi lingkungannya.

Sungguh, kerja keras ibu dalam mendidik anaknya akan terlihat pada suksesnya anak itu dalam kehidupan baik di dunia maupun akhirat. Ibu tidak hanya menginginkan anaknya sukses di dunia saja, melainkan juga  menginginkan anaknya bisa menghantarkan orang tuanya ke surga-Nya. 

Doa ibu akan selalu mengiringi setiap langkah kehidupan anaknya. Apalagi doa orang tua adalah salah satu doa yang mustajab di hadapan Allah Swt.. Ibu akan melantunkan doa terbaik untuk anak-anaknya. Salah satu doa ibu untuk anaknya:
Rabbi habli mil ladungka dzurriyyatan ṭhayyibah, innaka sami'ud-du'a.”

"Ya Tuhanku, berikanlah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali Imran: 3)

Kita sebagai anak juga harus membalas kebaikan itu dengan  berbakti kepadanya. Yaitu dengan  berkata yang baik, sopan, dan tidak kasar kepada ibu. Berkatalah yang lemah lembut kepada ibu. Di dalam QS. Al-Isra ayat 23 , Allah Swt. berfirman: 
Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’  dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Berbaktinya seorang anak juga ditunjukkan dengan ketaatan dan kepatuhan kita kepadanya selama ibu memerintahkan kita taat pada Allah dan Rasul-Nya. Nasihat dan petuah ibu kita laksanakan dengan penuh keikhlasan dan hanya berharap pada rida Allah Swt.. Rida orang tua adalah rida Allah. Membahagiakan ibu yaitu dengan menjadi anak yang salih dan salehah, senantiasa mendoakannya.
الله اغفرلي الوالدين وارحمهما كماربيا نى صغيرا

"Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasih sayangilah keduanya sebagaimana mereka merawatku ketika kecil."

Walau kebaikan yang kita lakukan untuk ibu belum mampu membalas semua jasa ibu kita, tetapi kita tetap berusaha untuk membalas kebaikan mereka dengan berbakti kepadanya. 

Satu Puisi Untuk Ibuku

Ibu ....
Di dalam rahimmu, aku ditakdirkan hidup 
Di dalam kasih sayangmu, aku dijaga oleh Allah 
Di dalam pengorbananmu, aku keluar ke dunia ini
Di dalam tangisan bahagiamu, aku bisa bertemu denganmu
Di dalam pelukan hangatmu, aku merasa nyaman 
Di dalam penjagaanmu tiap malam, aku merasa aman 
Di dalam air susu yang engkau berikan, aku kenyang 
Di dalam sentuhan lembutmu, aku memanja 
Di dalam pengasuhanmu, aku menjadi pribadi hebat 
Di dalam doamu, aku selalu dalam jalan-Nya 
Di dalam keridaan-Mu, aku bisa bahagia

Ibu ....
Semoga Allah Swt. selalu memberi kita kebahagiaan dunia dan akhirat, amin. 
[Ni]

Baca juga:

0 Comments: