Headlines
Loading...
Oleh. Tini Ummu Faris 

SSCQMedia.Com- Allah Swt. berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125)

Ayat tersebut senantiasa menjadi pengingat tentang dakwah. Dakwah, salah satu aktivitas mulia yang diwajibkan atas kaum muslim. Menjadi pengemban dakwah tidak akan bisa efektif bila dilakukan secara individual. Oleh karena itu, dakwah berjemaah merupakan salah satu aktivitas pilihan yang tepat. Dakwah bertujuan melanjutkan kembali kehidupan Islam, agar kembali terterapkan di tengah-tengah kita. 

Dakwah mengharuskan mengikuti metode yang sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah saw. Begitupun strategi perjuangan dan uslub-uslub yang tepat agar dakwah tepat sasaran dan sesuai target dan tujuan yang ditetapkan.

Dakwah, tak mengenal usia, mau tua ataupun muda, bahkan masih belia, tatkala ia sudah balig, maka di pundaknya ada taklif dakwah. Bisa saja seseorang baru mengenal dunia dakwah di saat usia tak lagi muda. Atau ada juga yang sebaliknya, sejak usia dini, belia, muda, sudah mengenal dan menjalankan aktivitas dakwah. Masyaallah tabarakallah. Aku, salah satu bagian yang baru mengenal dunia dakwah di saat akhir masa kuliah. Tetap kusyukuri, karena Allah begitu sayangnya sehingga mengizinkanku menceburkan diri ke dunia dakwah yang indah. Bila ditanya sudah sampai tahap mana pembelaanku terhadap Islam, sungguh malu rasanya. Karena belum seberapa yang kuberikan untuk perjuangan Islam, masih tertatih-tatih. Namun, setidaknya, di sisa usiaku ini semoga Allah tetap izinkan untuk memaksimalkan diri, bersungguh-sungguh menjadi penjaga Islam yang terpercaya, menjalankan amanah semaksimal mungkin, baik tenaga, pikiran, materi, atau apapun yang kumiliki dan mampu kuberikan untuk perjuangan Islam. 

Tugas kita hanya memaksimalkan ikhtiar untuk tetap istikamah berdakwah. Allah tak akan menanyakan hasil, tetapi Allah akan melihat dan memperhitungkan proses yang kita jalani. Mungkin ada yang bertanya, sampai kapan dakwah ini dilakukan? Kita akan menjawab, dakwah akan kita lakukan sepanjang hidup kita. Kita akan tetap berdakwah sebelum malaikatulmaut menjemput. 

Mungkin kadang yang bertanya, mengapa pertolongan Allah itu belum kunjung datang, padahal sudah lama berjuang? Sungguh, hal itu di luar kuasa kita. Kita hanya ditugaskan memaksimalkan dakwah. Bila belum terlihat hasil yang diharapkan atau bahkan terbesit di benak, mengapa kemenangan Islam belum kunjung tiba? Ini kesempatan kita untuk bermuhasabah, sudah sejauh mana kita berdakwah? Sudahkan kita menjadi pengemban dakwah yang mukhlis al khalis, yaitu pengemban dakwah yang ikhlas dengan sebenar-benarnya ikhlas? Sudahkah kita benar-benar maksimal dalam dakwah? Sejatinya, kita harus mengupayakan yang terbaik dan berupaya menjadi seorang yang mukhlis alkhalis dalam berdakwah. Intinya, tetaplah istikamah menjalankan dakwah semaksimal bisa. 

Kita meyakini, kemenangan Islam akan tiba pada waktu yang tepat. Pertolongan Allah akan diberikan pada saat yang tepat pula. Tak layak rasanya bila kita menuntut kemenangan tetapi aktivitas belum maksimal. Tak layak pula menuntut turunnya pertolongan Allah sementara kita tak maksimal menolong agama-Nya.

Duhai diri, tetaplah istikamah dan memaksimalkan diri dalam menolong agama-Nya. Sejatinya, kita harus melayakkan diri agar pertolongan Allah dan kemenangan Islam itu segera datang. Janganlah sibuk dengan permasalahan pribadi yang seakan tak ada ujungnya. Permasalahan umat sungguh banyak dan meminta waktu kita untuk menyelesaikannya. Bila bukan kita yang berjuang, siapa lagi? Sedangkan orang-orang kafir, mereka bersatu menyusun strategi menghancurkan Islam dan kaum muslim.

Strategi dakwah yang harus dijalankan tentu membutuhkan keistikamahan. Tetaplah dalam tubuh jemaah dakwah dan dalam pembinaan dengan tsaqafah-tsaqafah Islam. Tetaplah membina masyarakat dengan memahamkan Islam kafah agar sevisi misi dengan kita dan jemaah dakwah. Tetaplah istikamah berinteraksi dengan masyarakat dengan berbagai kalangan, baik masyarakat bawah maupun tokoh. Tetaplah istikamah berdakwah di mana pun, dan menjadi pejuang literasi, baik dakwah bil lisan maupun dengan tulisan, sama pentingnya. 

Pernahkah kita mengevaluasi diri? Sepanjang dakwah kita, sudah berapa banyak orang yang kita ajak untuk mengenal dan memahami Islam kafah? Sudah berapa orang tokoh masyarakat yang menjadi simpul umat kita datangi dan berdiskusi dengan mereka tentang Islam kafah dan permasalahan umat? Sudah berapa buku yang kita baca dan pahami? Sudah berapa kitab yang kita kaji dan kita amalkan juga dakwahkan? Sudah berapa tulisan yang kita buat untuk mencerahkan umat? 

Duhai diri, teruslah memperbaiki diri. Jadikan dakwah menjadi poros hidup. Dakwahlah sepanjang hayat kita. 

Duhai diri, jangan fokus pada setiap kekurangan. Fokuslah pada kelebihan dan istikamah menjalankan sesuai rambunya. Jadikan hambatan yang ada menjadi peluang untuk bisa kita ubah menjadi lebih baik lagi. Allah tak akan memberikan sesuatu di luar kemampuan kita. Ujian apa pun yang menimpa, tetaplah dinikmati, dijalani dengan ikhlas dan sabar. Semoga Allah memberikan kemudahan. Amin. [My]

Cianjur, 17 Desember 2024

Baca juga:

0 Comments: