OPINI
Kasus DB Meningkat, Islam Solusi Tepat
Oleh. Hanif Eka Meiana
SSCQ media.Com- Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tenny Setyoharini mengungkapkan kasus demam berdarah tahun 2024 naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan yakni dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini merupakan cara paling efektif menanggulangi penularan demam berdarah (tribunsolo.com, 2/12/2024).
Melonjaknya kasus DB di Solo menjadi kewaspadaan bagi masyarakat sekitar. Upaya pencegahan terus dilakukan namun seolah tidak mampu memberikan hasil yang berarti. Hal ini tentu mengancam keselamatan warga setempat. Lalu Apa yang sebaiknya dilakukan? Mengapa hal ini seakan menjadi masalah tahunan? Apa yang menjadi penyebab kasus DB terus melonjak naik tiap tahunnya?
Kasus Demam Berdarah menjadi permasalahan di tiap tahunnya. Sosialisasi terus digalakkan sebagai upaya pencegahan. Dinas kesehatan dan pemerintah daerah seringkali mendorong masyarakat untuk hidup bersih sehingga jauh dari wabah DB. Namun masih saja ditemukan banyak kasus DB yang menyerang balita hingga dewasa. Persoalannya bukanlah pada upaya pencegahan atau menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk, melainkan akar masalah dari munculnya DB.
Kita ketahui bahwa berkembangnya nyamuk aedes aegypti disebabkan karena iklim, ku tempat penampungan air, lubang pohon, tempat gelap dan sebagainya. Kurangnya masyarakat dalam menjaga kebersihan disebabkan karena minimnya kesadaran akan hidup bersih dan tanggung jawabnya sebagai muslim yang Allah Swt. perintahkan untuk menjaga bumi. Jauhnya umat dari ketakwaan dan penghambaan diri kepada Allah Swt., mengantarkan mereka menjadi orang-orang yang tamak, rakus, boros, jorok, dan tidak cinta dengan lingkungan sekitar.
Ditambah lagi dengan pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaannya demi meraup keuntungan, menambah relasi dan mempertahankan kedudukannya dengan memenuhi permintaan oligarki. Eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran telah diserahkan pemerintah kepada pihak swasta, tanpa mempedulikan dampak dari aktivitasnya. Alam yang tercemar pun mendatangkan berbagai penyakit, menghilangkan nyawa manusia dan dampak negatif lainnya.
Semua ini berakar pada pandangan hidup sekuler yang menjunjung tinggi kebebasan telah diadopsi oleh sebagian besar masyarakat dan negara. Kebebasan yang tanpa batasan itu memberikan keleluasaan bagi manusia untuk mengatur kehidupannya sendiri tanpa campur tangan agama. Hawa nafsu yang tidak dibatasi ini menyebabkan manusia berbuat zalim baik kepada alam maupun sesamanya.
Dampaknya mereka mengikuti tren berperilaku konsumtif, budaya hedonis, pragmatis, individualis dan materialistis. Perilaku konsumtif di masyarakat menyebabkan jumlah sampah bertambah sedang mereka abai dalam pengelolaannya. Pemerintah yang tidak amanah dalam menjalankan kekuasaannya, di tambah masyarakat yang apatis dan abai terhadap lingkungan dan sesamanya serta individu yang minim literasi seakan menambah pelik persoalan ini. Wajar jika kasus sampah menggunung, muncul kasus-kasus DB, dan kesejahteraan masyarakat terganggu.
Inilah yang akan terus terjadi bila manusia meninggalkan aturan Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Mengadopsi hukum-hukum yang bertentangan dengan syariat, mengikuti budaya yang menyimpang, berperilaku layaknya setan dan mengadopsi pemikiran-pemikiran sesat. Mereka belum mau berkaca pada Islam dalam menyelesaikan problematika kehidupan manusia.
Padahal, bila kita tengok bagaimana Islam menjawab persoalan ini, maka dengan mudah kita mendapatkan solusi yang komprehensif. Islam mampu menjawab dan menyelesaikan kasus DB dengan tiga pilar yakni adanya individu-individu yang bertakwa, masyarakat yang melakukan amar makruf nahi munkar dan negara yang menegakkan hukum Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Adanya individu-individu yang bertakwa mengantarkan mereka pada kesadaran akan dirinya sebagai hamba Allah dan khalifatullah fil ardh. Bahwa Allah mencintai keindahan serta kebersihan sebagian dari iman. Dalam sebuah hadis sahih disebutkan, “Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu’anhu).
Dari Abu Hurairah Rasulullah saw. bersabda, yang diriwayatkan HR. Ath-Thabrani yang artinya : “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Swt. membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih”.
Maka, individu-individu akan betul-betul menjaga dirinya dari perilaku konsumtif, boros, berlebih-lebihan, serta berupaya menjaga dan merawat lingkungan. Ketika mendapatkan amanah dalam memimpin maka ia akan menjadi individu yang amanah, jujur, bertanggung jawab kepada rakyatnya, serta menegakkan hukum-hukum Allah.
Masyarakat yang beriman akan mampu saling tolong menolong, nasehat menasehati dalam kebaikan dan bersama-sama menggapai rida Allah Swt. Dakwah akan senantiasa menjadi amal utama di masyarakat. Sementara negara yang menerapkan Islam kafah akan mampu menjaga masyarakat dari pemikiran sesat, budaya yang bertentangan dengan Islam, tidak menjalin kerja sama baik dengan oligarki maupun asing yang memiliki kepentingan, mengelola SDA dengan sebaik-baiknya untuk dipergunakan demi kemaslahatan umat.
Demikianlah bila Islam diterapkan. Persoalan demam berdarah, sampah maupun lainnya akan mudah ditangani bahkan di cegah sampai akar-akarnya. Hal ini terbukti saat Islam pernah berjaya 13 abad lalu mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat banyak tak hanya umat Islam melainkan seluruh umat di dunia. Oleh karenanya, kita butuh kembali pada sistem Islam dan mencampakkan sistem sekuler liberal. Insyaallah keberkahan akan tercurah dan dapat menggapai rida Allah Swt. Wallahualam. []
0 Comments: