OPINI
Kenaikan Tunjangan Guru, Akankah Guru Sejahtera?
Oleh. Ermawati
SSCQ media.Com- Organisasi guru dan aktivis pendidikan mempertanyakan rencana
Presiden Prabowo Subianto untuk menaikkan gaji guru. Prabowo merinci, tambahan kesejahteraan sebesar satu kali gaji untuk guru ASN hingga Rp 2 juta untuk tunjangan guru non-ASN atau honorer yang telah mengikuti sertifikasi/pendidikan profesi guru (PPG). (kompas.com, 29/11/2024).
Tampaknya pemerintah tidak serius dalam menjamin kesejahteraan guru, sebab kenaikan tunjangan tersebut tentu tidak akan mampu meningkatkan kesejahteraan para guru. Pasalnya, banyak kebutuhan pokok yang membutuhkan biaya yang besar yang harus ditanggung oleh setiap individu termasuk guru. Kenaikan tunjangan saja tidak akan cukup jika dilihat pada kondisi ekonomi saat ini. Ini bisa dilihat dari banyaknya guru yang terjerat pinjol bahkan judol, bahkan banyak guru yang memiliki profesi lain. Itu mereka lakukan agar bisa tetap bertahan hidup di keadaan ekonomi saat ini.
Demikianlah jika ekonomi bangsa memakai sistem ekonomi kapitalisme. Kenaikan tunjangan yang sedikit tidak mampu mengimbangi kenaikan harga bahan pangan, pendidikan, kesehatan, BBM, listrik, dll.
Hal ini erat kaitannya dengan sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini, di mana guru hanya dianggap seperti pekerja, sekadar faktor produksi dalam rantai produksi suatu barang, dan tenaganya hanya digunakan untuk mencetak generasi yang siap terjun ke dunia industri. Padahal, makin banyak tenaga kerja yang disiapkan maka akan makin besar juga pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kapitalisme.
Sejatinya, kesejahteraan guru berkaitan dengan kualitas pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak hal, tidak hanya kesejahteraan guru. Selain itu, kualitas pendidikan di antaranya juga dipengaruhi oleh kurikulum pendidikan yang diterapkan negara, penyediaan infrastruktur pendidikan dan kualitas guru. Kualitas guru yang tidak memadai, tentu akan menghasilkan generasi yang tidak sesuai dengan harapan.
Maka, sistem hari ini juga menjadikan negara tidak berperan sebagai pengurus (raa'in), dan hanya sebagai regulator dan fasilitator. Belum lagi penerapan sistem ekonomi yang menjadikan pengelolaan SDA dikuasai asing dan aseng, liberalisasi perdagangan, kapitalisasi layanan pendidikan dan kesehatan, yang ini akan menjauhkan dari Islam. Sehingga para guru tidak mampu mencetak generasi yang berpikir, hilangnya rasa prihatin terhadap masyarakat, sebab guru sendiri tidak bisa fokus mengajar jika keadaan ekonominya saja tidak sejahtera, inilah hasil dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme.
Lain halnya degan Islam, Islam sangat memperhatikan guru karena guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis mencetak generasi yang berkualitas dan akan membangun bangsa dan menjaga peradaban. Allah telah melebihkan kedudukan orang-orang yang berilmu, tentu juga para pemberi ilmu. Kedudukan ini yang membuat kesejahteraan guru tidak boleh diabaikan. Walaupun guru sama saja kedudukannya dengan rakyat yang lain, namun kelebihannya adalah mampu mendidik generasi secara khusus. Untuk itu, penguasa harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan guru.
Penguasa dalam Islam adalah raa'in, yang memiliki tanggung jawab mengurus rakyatnya, dan seharusnya memiliki kepribadian Islam, khususnya kepribadian sebagai penguasa, akhliyah hukam (penguasa) dan nafsiyah hakim (pemutus perkara). Penguasa harus menjalankan sistem Islam bukan sistem yang lain dalam rangka mensejahterakan rakyat, terutama para guru. Dalam mensejahterakan guru, tidak ada perbedaan antara guru satu dengan guru yang lain, semua diberikan gaji yang layak, yang dapat mencukupi dalam pemenuhan semua kebutuhan hidupnya.
Negara akan memudahkan akses dalam menjangkau semua kebutuhan hidup, baik kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, maupun kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan, listrik dll. Semua akan didapatkan dengan harga murah bahkan ada yang gratis. Sehingga guru akan fokus mencetak generasi secara maksimal tanpa berpikir untuk mencari nafkah di luar profesi guru, demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Intinya, dengan sistem Islam, kesejahteraan guru akan bisa diraih. Wallahualam bissawab. []
0 Comments: