Headlines
Loading...
Oleh. Eka Suryati 

SSCQMedia.Com- Akhir-akhir ini, dunia literasi, khususnya literasi baca tulis, mulai akrab dan biasa aku lakukan. SSCQ memang benar-benar memberi peluang, sekaligus memberi fasilitas, agar dunia literasi bukan hanya kami pahami, tapi juga kami jadikan bagian dari keseharian. Kebiasaan membaca pun, akhirnya timbul kembali. Karena kegiatan menulis, membuat penulis harus rajin membaca, agar bisa menghasilkan tulisan yang baik dan bermanfaat.

Kegiatan membaca, juga semakin akrab dilakukan, karena ada challange yang mengharuskan pesertanya membaca satu buku sampai tuntas. Lalu, setiap hari, beberapa halaman tulisan dikutip, sebagai tanda kita telah membacanya. Sangat bermanfaat. Karena membaca, pasti harus kita lakukan. Agar kutipannya, bisa kita buat. Lagi-lagi, SSCQ, membuatku jadi semakin banyak membaca.

Bunda Lilik S Yani, selalu memberi apresiasi kepada kami, dengan menghadiahkan buku-buku menarik, jika bisa melaksanakan tugas dengan baik dan tuntas.

Setiap selesai menuntaskan sebuah challenge atau tugas-tugas, kami harus membuat testimoni atau pesan dan kesan selama mengikuti kegiatan. Di One Day One Juz (ODOJ), yang merupakan kelas utama, setelah tiga hari diikuti, kita diminta untuk memberikan pesan dan kesan di awal mengikuti challenge.

Belum lagi kelas-kelas, atau kegiatan yang lain. Pesan dan kesan, harus kita berikan. Ini menjadi isyarat dan pesan bunda kepada kami, untuk konsisten menulis. Menorehkan karya.

Pada semua hal yang kami lakukan, seakan-akan Bunda Lilik ingin berkata, kalau mereka bisa mengerjakannya, maka saya juga bisa. 

Bagaimana tidak akan bisa, kalau setiap hari kita seakan-akan dipaksa untuk selalu menulis. Konsisten tiada henti. Dari hal-hal yang ringan, sampai yang perlu pemikiran yang serius. Semua dituliskan. Bukankah ada pepatah yang mengatakan ala bisa karena biasa.

Di SSCQ, semuanya memang menuju kesana. Terbiasa menulis. Ya, walaupun harus terus berlatih. Mulai dari cara menuangkan ide, teknik menulis, EYD dan segala hal yang akan membuat tulisan kita semakin baik.

Tak ada yang instan memang. Katanya seinstan-instannya menyajikan mie instan, tetap ada prosesnya. Mulai dari menghidupkan kompor, merebus airnya, jika ingin enak dan pedas tentu kita harus memetik dan mengiris cabe dan sebagainya, sampai mie siap disajikan. Jangan lupa dikasih telur biar spesial (jadi ngalar ngidul). 

Begitu juga dengan menulis. Kalau ingin bisa seperti mereka yang sudah ahlinya, ya, harus dimulai. Walaupun yang kita tuliskan hal-hal yang sederhana. Seiring dengan waktu, lama-lama kebiasaan menulis akan membuat pengalaman kita dalam dunia literasi akan meningkat dengan sendirinya.

Kalau ditanya pertama kali terjun dalam dunia literasi, apa yang dirasakan? Rasanya tidak percaya diri, ada keraguan yang melanda hati. Apa bisa seperti mereka yang sudah lama mendalaminya? Tanya itu meminta jawaban. 

Tapi saat itu, rasa penasaranku tersalurkan ketika bergabung di komunitas dan mendapat bimbingan langsung dari seorang cikgu yang kupanggil Miya.

Belajar dan belajar, tak tahu sampai dimana proses itu harus dilalui. Tahap demi tahap. Dan bergabung juga di SSCQ. Akhirnya, menulis menjadi terbiasa. Sang muassis di SSCQ, juga sangat luar biasa. Selalu memberikan motivasi untuk mulai dan melakukan kegiatan menulis.

Biarkan semuanya berproses. Tak mengapa tulisan yang kita buat saat ini belum bagus. Berlatih terus dan terus, dengan mengikuti kegiatan literasi. Buka juga mata, telinga dan hati. Apa yang bisa kita lakukan dengan tulisan kita   untuk memberikan sumbangsih pada kebaikan dan kebenaran, pada agama Islam kita. 

Tak mengapa memposting hal sederhana. Kita tidak tahu dampaknya bagi yang membaca. Siapa tahu tulisan sederhana kita, justru menggugah rasa. 

Bergabung bersama komunitas yang dapat membimbing kita melakukan kegiatan literasi, mengikuti challenge-challenge, bertanya pada ahlinya, bisa kita lakukan untuk menambah pengetahuan kita akan dunia literasi. Berprinsip bahwa jika mereka bisa, saya juga bisa menulis. Mohon bimbingan dari Allah, karena seyogyanya tulisan kita ditujukan untuk mencari rida Allah. Tulisan kita, kita lakukan agar menjadi bekal kelak di akhirat karena apa yang kita sampaikan adalah kebaikan, ajaran Islam yang mulia dan segala hal yang memang merupakan petunjuk Allah dalam berbuat kebaikan. [US]

Kotabumi, 6 Desember 2024

Baca juga:

0 Comments: