Headlines
Loading...
Oleh. Erna Kartika Dewi 

SSCQMedia.Com- Mamah, itulah panggilan kesayanganku pada sosok tercantik dan istimewa dalam hidupku ini. Sosok yang penuh cinta dan selalu menjadi kesayanganku hingga saat ini. Sosok mulia nan hebat yang memiliki peran yang sangat besar dalam hidupku.

Sosok yang ramah dan selalu muncul di hadapanku dengan senyum manisnya dan suaranya yang khas. Mamaku sayang. Mamaku yang cantik. Mata ini lagi-lagi berkaca-kaca dan hati ini selalu bergetar ketika harus menuliskan semua kisah tentangnya. Selalu ada haru yang kurasakan.

Entah mengapa setiap bercerita tentang Mamah selalu saja terbayang semua perjuangan panjangnya sejak aku kecil dulu. 
Selalu saja terbayang tentang semua yang sudah Mamah lakukan untuk membahagiakan aku dan juga Teteh. Selalu saja terbayang betapa menyedihkannya hidup Mamah sejak muda dulu hingga harus berjuang sendiri sebagai orang tua tunggal untuk aku dan juga Teteh.

Aku adalah bungsu dari dua bersaudara. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang selalu kusapa dengan panggilan Teteh. Sama seperti Mamah, Teteh adalah sosok kakak yang tidak hanya cantik parasnya tetapi juga cantik hatinya. Teteh adalah sosok kakak yang selalu penuh dengan cinta dan kasih sayang juga sosok yang sangat lembut dan baik hatinya. Bahkan hingga saat ini, Teteh adalah sosok yang tak pernah lelah untuk menarik dan menggandeng tanganku untuk terus berada di jalan kebaikan. Betapa beruntungnya aku memiliki Mamah dan Teteh yang super hebat. Keberadaan keduanya sungguh sangat berarti. Alhamdulillah, Maha Baik Engkau, Ya Allah, telah menghadirkan sosok-sosok istimewa dalam hidupku.

Mamah adalah sosok ibu yang suka bekerja keras. Ketika harus menyandang status sebagai orang tua tunggal di usianya yang masih sangat muda, Mamah tetap semangat untuk menjalani hidupnya. Mamah tetap selalu kuat menghadapi apa pun untuk aku dan juga Teteh. Mamah pun tak pernah peduli dengan omongan atau pun cibiran orang lain mengenai statusnya. Pekerjaan apa pun Mamah lakukan selama itu halal dan berkah, sampai-sampai Mamah sudah tidak memperdulikan lagi rasa lelah yang dirasakan oleh tubuhnya. 

Semua hari-hari Mamah hanya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Semua itu Mamah lakukan untuk membiayai sekolahku dan juga Teteh. Selain itu, Mamah juga ingin kami berdua menjalani kehidupan yang layak dan normal seperti anak-anak lain yang mempunyai keluarga yang utuh.

Mamah adalah sosok Ibu yang tangguh. Mamah tak pernah menyerah atau pun berputus asa dengan kehidupannya. Mamah selalu menerima apa pun yang sudah menjadi ketetapan Allah. Meskipun terkadang ada raut kesedihan di wajahnya tapi itu hanya sesaat, terutama di depan aku, si bungsu yang selalu saja manja kepada Mamah dan Teteh, Mamah tak pernah mau berlama-lama menunjukkan raut wajahnya yang sedih, yang selalu ditampakkan kepadaku adalah senyumnya yang ramah dan penuh kebahagiaan disertai dengan pelukannya yang sangat hangat.

Masih terngiang-ngiang di telingaku sapaan hangat Mamah ketika aku pulang sekolah atau ketika habis berpergian dari mana pun. Mamah akan selalu berkata:
"Udah pulang, Neng?"
"Alhamdulillah, si sayang udah pulang."
Itu adalah bahasa Mamah setiap kali menyambut aku pulang. Bahasa yang selalu kuingat hingga saat ini.

Mamah adalah sosok yang selalu setia menemaniku dalam keadaan apa pun. Mamah juga adalah sosok pelindung dan penjaga bagi anak-anaknya. Meskipun seorang wanita dan hidup sendirian, Mamah tak pernah takut untuk berhadapan dengan siapa pun yang membuat hati anaknya bersedih. 

Mamah juga ibarat rumah ternyaman buatku dan juga Teteh. Di saat aku merasa penat atau pun gelisah dengan segala permasalahan yang ada, atau pun merasa lelah dengan semua rutinitas yang ada tetapi hatiku akan merasa tenang kembali saat pulang ke rumah dan bertemu bersama Mamah. Setiap saat selalu saja ada kisah yang ku ceritakan kepada Mamah, beliau adalah sosok pendengar setia bagiku. 

Terlalu banyak kisahku bersama Mamah. Karena sedari kecil aku memang nyaris tak pernah jauh dari Mamah. Ikatan batin kami sangatlah kuat, kekhawatiran Mamah kepadaku pun teramat besar bahkan ketika aku sudah berada di fase yang matang seperti saat ini. 

Mamahku sayang, andai Mamah tahu, Mamah itu sangat berarti sekali buat Irna. Mamah adalah segalanya buat Irna. Tanpa Mamah, dunia Irna terasa hampa dan gelap. Tanpa Mamah, semua kekuatan dan keceriaan yang Irna miliki bisa hilang seketika. Mamah adalah pelengkap hidup Irna dan sosok yang selalu membuat Irna bahagia.

Saat ini Mamah telah memasuki usia senja. Meskipun masih tampak lincah tapi badan Mamah itu sebenarnya sudah semakin ringkih, dan banyak yang terasa. Terkadang Irna sedih ketika Mamah mengeluh sakit di beberapa bagian tubuhnya, atau ketika Mamah mengeluh tak bisa tidur. Irna tahu, wajar rasanya jika semua itu terjadi karena tubuh Mamah itu sudah Mamah gunakan selama sekian tahun untuk mencari nafkah demi Irna dan Teteh. Tubuh kuat itu yang selalu menjadi sandaran ternyaman bagi Irna dan Teteh. Dan sekarang adalah waktunya Mamah istirahat dari semua aktivitas itu. 

Aku sangat bersyukur dan bahagia ketika pada akhirnya Mamah memilih untuk menghabiskan masa senjanya dengan tinggal bersamaku. Aku dan Teteh memang membebaskan Mamah untuk tinggal di mana pun, boleh bersama Teteh atau pun bersamaku, yang jelas bukan tinggal sendirian lagi. Aku dan Teteh berjanji untuk terus bersama-sama mengurus Mamah di masa senjanya ini. Biarkan Mamah merasakan kebersamaan ini dan merasakan kenyamanan di dalam hidupnya, setelah sekian tahun berkutat dengan aktivitas mencari nafkahnya yang tak kenal lelah. 

Mamah, terima kasih karena selalu bersama Irna hingga saat ini. Rasa syukur ini tak pernah henti-hentinya Irna panjatkan kepada Allah karena surga Irna ada bersama Irna sekarang. Bidadari tak bersayap itu selalu bersama Irna saat ini. Allah berikan kesempatan itu kepada Irna sehingga seluruh jiwa raga ini bisa digunakan untuk menemani dan mengurus Mamah. Irna selalu menikmati setiap kebersamaan bersama Mamah. Meskipun terkadang ada perselisihan yang terjadi di antara kita, bagi Irna itu tak mengapa. Irna akan terus bersabar seperti sabarnya Mamah ketika mengurus Irna dulu. Irna juga ingin selalu membahagiakan Mamah, sama seperti Mamah membahagiakan Irna di sepanjang hidup Irna.
Meskipun Irna tau, apa pun yang Irna lakukan tak akan mampu mengganti semua yang sudah Mamah lakukan kepada Irna tapi paling tidak Irna ingin mengukir semua kisah kebersamaan kita dengan semua cerita-cerita indah yang bisa menghadirkan senyum di wajah Mamah.

Maafkan Irna, jika masih banyak kekurangan ketika membersamai Mamah, tapi Irna akan selalu berupaya semaksimal mungkin, Mah. Karena membuat Mamah bahagia adalah salah satu tujuan Irna dan salah satu doa yang selalu Irna panjatkan kepada Allah di setiap sujud Irna. Irna ingin mengganti semua lelah Mamah dengan rasa nyaman. Irna ingin mengganti semua kesedihan Mamah dengan kebahagiaan. Irna ingin mewujudkan semua itu bersama dengan Teteh, para menantu dan juga cucu-cucu Mamah saat ini.
Kami semua bahagia memiliki Mamah dan kami akan selalu setia menemani Mamah setiap saat. 

Tetap bahagia bersama kami semua ya, Mah. Terima kasih atas semua perjuangan dan pengorbanan Mamah selama ini. Terima kasih atas semua cinta dan kasih sayang Mamah yang tak pernah ada batasnya. Terima kasih buat semua doa-doa Mamah yang selalu mustajab buat Irna dan juga Teteh. Terima kasih buat semuanya, Mamah.
Semoga Allah senantiasa menjaga Mamah serta menaungi Mamah dengan keberkahan dan kasih sayangnya. 

Doaku untuk Mamah:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."

Ya Allah, kabulkanlah semua doa yang kupanjatkan untuk Mamah. Izinkan aku agar bisa terus membahagiakan Mamah. Izinkan aku agar bisa terus mengukir senyum kebahagiaan di wajah Mamah.
Amin, amin, Ya Mujibassailin. [Hz]


Sidoarjo, 18 Desember 2024

Baca juga:

1 komentar

  1. Aamiin
    Sungguh indah kata kata nya
    Jadi ingat ibu
    Begitu mulia nya seorang ibu

    Terimakasih karya karya nya ya

    BalasHapus