Headlines
Loading...
Pembentukan Negara Palestina, Ancam Eksistensi Israel

Pembentukan Negara Palestina, Ancam Eksistensi Israel

Oleh. Rina Herlina 

SSCQMedia.Com- Bezalel Smotrich selaku Menteri Keuangan Israel menyatakan kalau pihak Israel akan berupaya untuk terus memperkuat cengkeramannya di seluruh kawasan. Dia juga menekankan jika Israel tidak akan membiarkan negara-negara Arab memisahkan 'Gush Etzion' dari Yerusalem, pusat Israel (m.tribunnews.com 17/12/2024).

Untuk diketahui bersama, Gush Etzion (Blok Etzion) merupakan gugusan pemukiman Israel yang terletak di Pegunungan Yudea, tepatnya di sebelah selatan Yerusalem dan Betlehem di Tepi Barat. Oleh karena itu, pembentukan Negara Palestina, secara otomatis akan memutus Gush Etzion dari Yerusalem. Hal inilah yang membuat lsrael menolak dengan keras terhadap pembentukan negara Palestina. Israel takut hal tersebut akan menjadi ancaman bagi eksistensi Israel.

Karena kekhawatiran tersebut, maka Israel terus berupaya menghalangi terbentuknya negara Palestina. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan mencaplok sekitar 5.000 hektar tanah di Tepi Barat, Palestina.

Sementara itu, kondisi penduduk Palestina hingga saat ini semakin memprihatinkan. Mereka yang notabene telah mengalami kesulitan yang sangat besar sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023, masih harus berjuang untuk bertahan hidup. Ribuan penduduk Palestina telah meninggal, dan yang lainnya membutuhkan perawatan medis di rumah sakit. Sementara, rumah sakit pun tak lagi berfungsi dengan baik. Banyak dokter dan perawat yang akhirnya syahid demi terus bertahan, karena jiwa kemanusiaan mereka yang tinggi.

Kerusakan infrastruktur yang dialami negara Palestina juga sangat parah, dengan 50% perumahan dan sarana pendidikan pun hancur lebur tak bersisa kecuali puing-puing reruntuhan. Hal ini menjadikan generasi Palestina terpaksa putus sekolah.

Situasi yang dialami penduduk Palestina tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga memperlambat perkembangan peradaban mereka. Karena dibutuhkan waktu setidaknya dua puluh tahun untuk bisa membangun kembali sistem pendidikan yang layak. Saat ini, rasio jumlah penduduk Palestina dan Israel adalah 50:50, dan Israel sangat berambisi untuk mengubah struktur demografi ini. Caranya tentu saja dengan melakukan genosida terhadap penduduk Palestina seperti yang terjadi sekarang ini.

Di Yerusalem sendiri, yang merupakan penduduk Palestina hanya sekitar 36,8% dan 75% di antaranya hidup dalam kemiskinan. Setiap saat mereka harus menghadapi tekanan yang sangat besar dari Israel. Namun, meski begitu mereka tetap berjuang dan memberikan perlawanan untuk mendapatkan kembali hak mereka. Semangat mereka tetap berkobar. Mereka yakin jika pertolongan Allah sudah sangat dekat. Mereka tidak takut dengan kematian. Sebab, bagi mereka kematian adalah sebuah keniscayaan. Mereka lebih suka mati dalam berjuang ketimbang mati sebagai seorang pengecut.

Konsep Khilafah sejatinya adalah solusi bagi persoalan dan pembebasan Palestina. Sebab Khilafahlah yang akan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Dalam institusi Khilafah, umat tidak akan tercerai berai seperti kondisi yang ada saat ini. Khilafah akan memperkuat solidaritas dan koordinasi dalam perjuangan Palestina, juga dapat membangun kekuatan politik dan militer yang sangat efektif untuk melawan musuh-musuh Islam tanpa terkecuali Israel dan sekutunya. Berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan, maka Khilafah akan memastikan hak-hak rakyat Palestina terjaga dan terpenuhi. Pada akhirnya, keberadaan Khilafah juga dapat mengembalikan dignitas dan kehormatan seluruh umat Islam di dunia yang terzalimi. Maka, sejatinya tak ada solusi lain yang bisa membebaskan Palestina dari cengkeraman zionis Israel selain dengan kembalinya institusi Khilafah di tengah-tengah umat.

Mari kita terus berdoa dan berjuang untuk tegaknya kembali Khilafah. Kita harus semakin masif dalam berdakwah guna menyampaikan kebenaran Islam dan meyakinkan umat jika Khilafah adalah ajaran Islam. Umat harus tahu jika Khilafah pernah berjaya memimpin peradaban selama hampir 1300 tahun. Maka, kembalinya Khilafah bukanlah sesuatu yang mustahil. Apalagi nabi telah mengabarkan melalui bisyarahnya.

"Akan ada Khilafah di atas manhaj kenabian." (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

"Khilafah akan kembali kepada Islam setelah kehancuran." (HR. Al-Hakim).

Wallahualam.

Payakumbuh, 18 Desember 2024 [An]

Baca juga:

0 Comments: