Serba serbi
Pesan dan Kesan Mengikuti Challenge ODOJ ke-43 SSCQ
Oleh. Eka Suryati
SSCQMedia.Com- Bismillahirrahmanirrahim. Ketika kurikulum 43, Challenge One Day One Juz diluncurkan, saya bergegas untuk mengisi lembaran komitmen. Untuk mengikuti challenge ODOJ, memang dibutuhkan sebuah komitmen dan komitmen itu harus dipatuhi. Komitmen dibuat, tidak lain agar challenge bisa dilakukan secara sistematis dan istikamah.
Mengikuti challenge ODOJ di SSCQ itu unik. Berbeda dengan yang lain. Di sini, selain kita berkomitmen untuk tilawah, kita diatur oleh kurikulum yang menarik dan berkualitas.
Layaknya anak sekolahan, kalau kita bisa mengerjakan semua tugas dari kurikulum, ada 12 bintang menanti sebagai apresiasi dari sang muassis kesayangan, yaitu Bunda Lilik. Yani.
Isi kurikulum tersebut adalah: Pertama, mengisi lembar komitmen. Kita menulis laporan ayat berkesan sebagai presensi kehadiran diri, lalu kita memilih laporannya, mau 2A (laporan pendek) atau 2B (laporan panjang).
Sebenarnya, laporan ayat dengan tulisan panjang sangatlah bagus. Mengapa? Jika terkumpul 30 laporan dengan tulisan yang panjang, maka akan berpeluang menjadi sebuah karya buku solo lho! Keren, bukan? Namun, hingga saat ini, saya baru berani memilih laporan 2A saja. Karena masih belajar dan berbagi amanah dengan yang lainnya.
Setelah tiga hari mengikuti challenge. Kita diminta untuk menuliskan apa pun yang dirasakan, ungkapkan saja di pesan dan kesan awal challenge. Seandainya ada kendala, katakan saja, agar semua sahabat bisa memberikan solusinya.
Setelah sekian hari mengikuti challenge, biasanya plus-plusnya challenge ODOJ ini, akan mulai bermunculan. Bunda Lilik, seakan tak pernah kehabisan ide untuk berkreasi. Mengiringi challenge utama, ada kelas literasi dan literasi khusus. Kedua kelas ini sangat bermanfaat untuk menambah ilmu dan mengasah kemampuan.
Tugas demi tugas dikerjakan. Tugas keempat merupakan tugas yang unik. Di sini kemampuan literasi kami diuji. Sudahkan ilmu demi ilmu yang kami terima kami kuasai? Nah, jika sudah, tugas empat akan membuktikannya.
Kami akan membuat naskah untuk tulisan antologi yang sudah ditentukan temanya. Bahkan, di challenge 43 kali ini, bukan hanya tugas menulis untuk antologi, kami ditantang untuk memiliki buku solo. Keren, bukan? Iya dong!
Tema untuk buku solo kami kali ini adalah "Kisah Cinta Ayah Bunda". Mulailah angan mengembara menyusuri kenangan demi kenangan tentang mama dan papa. Ada banyak yang dirasakan. Dan jika dituliskan, membuat mata seketika berembun. Tak jarang isak tangis harus sedikit ditahan, karena tanpa malu ia muncul. Senyum bahagia pun sering mengembang, jika teringat hal-hal indah tentang dua orang istimewa, yaitu Mama dan Papa terkasih.
Kisah cinta bersama orang tua terkasih, ternyata jika dituangkan dalam tulisan, tidak semudah yang dibayangkan. Mungkin, karena kisahnya yang begitu menyatu dalam kehidupan, maka kita harus menghidupkan kembali kisah itu dalam angan-angan, sebagai suatu kenangan. Banyak melibatkan emosi, saat cerita dikisahkan. Belum lagi bayangan masa kanak-kanak menari-nari, seakan-akan mengajak kita kembali pada situasi indah tersebut.
Kadang, antara ingatan dan kata-kata yang akan dirangkai tak sejalan. Sebab, saat ingatan berputar, yang terjadi justru lamunan dan tangan pun berhenti menggores kata. Tapi, semoga saja tugas ini dapat tuntas dan berbuah hikmah. Berupa terbitnya buku solo tentang kisah mama dan papaku.
Lalu, tugas demi tugas kami kerjakan. Ketika tiba di tugas 8, yaitu tugas 8A, maka kami menulis kisah dakwah. Bagaimana perjuangan strategi dakwah yang telah kamu lakukan? Sudah sampai mana perjuanganmu membela Islam? Mengapa Allah belum juga memenangkan perjuangan umat Islam? Sudah pantaskah kita menuntut atau memohon kemenangan itu? Semua kami tuangkan dalam tugas tersebut.
Sambil tilawah, mengerjakan tugas tahap demi tahap, sungguh merupakan tantangan dan keasyikan tersendiri, bagi kami peserta challenge. Tapi tugas tilawah, tidak boleh sampai terabaikan. Karena, akan ada pertanggungjawaban di tugas sembilan sebagai laporan akhir. Apakah khalas ataukah tidak. Kalau khalas bagaimana caranya agar khalas? Jika tidak, ceritakan apa kendalanya?
Alhamdulillah. Pada challenge kali ini, saya khatam 30 juz. Meski ada beberapa kendala yang terjadi tetapi itu mampu saya ajtasi.
Allah Maha Baik dan Allah yang memudahkan segala hal. Qadarullah, di hari ke-23, Papa sakit dan harus di opname. Trik tilawah yang aku lakukan membaca Al-Qur'an di saat suasana sudah kondusif. Maka tilawah segera kulakukan. Hal ini membuat hati lebih tenang dalam menghadapi sakitnya Papa.
Sambil tilawah, aku memohon kesembuhan untuk Papa. Alhamdulillah, aku tidak merasa jenuh, walau sendirian menunggu Papa. Hikmahnya, aku merasakan pertolongan Allah begitu dekat.
Begitulah kesan yang kudapatkan, saat mengikuti challenge ODOJ ke-43 SSCQ, kali ini. Aku tidak pernah merasa sendirian. Ada Allah, ada doa-doa tulus dari sahabat, ketika kita sedang menghadapi ujian-Nya.
Untuk itu, buat sahabat yang belum bergabung di SSCQ, mari bergabung di sini. Rasakan hikmah demi hikmah dalam hidupmu. []
Kotabumi, 21 Desember 2024
0 Comments: