Headlines
Loading...
Ratusan IDF Mundur, Sinyal Performa Israel Mengendur

Ratusan IDF Mundur, Sinyal Performa Israel Mengendur

Oleh. Rina Herlina 

SSCQMedia.Com- Kurang lebih 500 perwira Israel, dilaporkan mundur dari kemiliteran Israel (IDF) sejak pertengahan tahun 2024. Padahal, tentara tersebut rata-rata berpangkat mayor. Hal ini seperti dilaporkan kantor berita berbahasa Ibrani, Israel Hayom, yang dikutip RNTV (m.tribunnews.com 19-12-2024).

Peristiwa ini, tentu membuat pimpinan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) terkejut. Bahkan, kondisi tersebut digambarkan sebagai “eksodus massal”, 'kepergian sukarela' para perwira senior IDF. Mundurnya ratusan perwira menengah ini, disebut-sebut bisa mengancam kesiapan IDF, dalam operasi tempur aktif yang sedang berlangsung di berbagai front.

Menurut laporan tersebut, tren yang terjadi saat ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, semakin menunjukkan bahwa di tahun 2025, diperkirakan akan terjadi lebih banyak lagi pengunduran diri pejabat senior. Semoga saja, hal ini benar-benar terjadi dan menjadi awal meredupnya eksistensi Zionis Israel. Kita semua sangat berharap, jika kondisi psikis pasukan Israel terus dalam gangguan bahkan depresi, sehingga pada akhirnya, mau tidak mau mereka memilih meninggalkan tanah Palestina.

Beberapa alasan yang mengemuka, tentang para perwira IDF yang mengajukan pengunduran diri, selain faktor kelelahan akibat pertempuran yang terjadi terus menerus, ada faktor lain. Yaitu, perwira senior di IDF, merasa jika gaji yang mereka terima hanya gaji standar. Bahkan, tunjangan minimal tanpa bonus substansial dan layanan dukungan keluarga, tidak sebanding jika dibandingkan dengan prajurit cadangan.

Sungguh, berbanding terbalik dengan kondisi pasukan Hamas dan para pejuang lainnya di Palestina. Mereka justru bekerja liLlah, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Apalagi gaji, demi kemerdekaan negerinya. Namun, keadaan mereka yang demikian, tidak lantas membuat mereka frustasi apalagi depresi. Inilah perbedaan pasukan yang berjuang demi negara (namun dengan tujuan menjajah), dengan pasukan yang ingin membela kehormatan dan kemuliaan negerinya.

Kerelaan pasukan Hamas dan rakyat Palestina menjalani kehidupan yang serba sulit, sungguh telah membuat jutaan mata di dunia tertuju pada mereka. Paling tidak, sebagian besar orang, bisa menilai pihak mana sebenarnya yang teroris. Pihak yang selalu terdepan mengusung HAM, justru menjadi pihak yang menyokong penuh Israel untuk membombardir tanah para Anbiya.

Sesungguhnya, jika hari ini kita menganggap bahwa Palestina sedang terjajah dan patut dikasihani, nyatanya ada yang lebih patut untuk dikasihani. Siapa lagi, jika bukan kita yang notabene umat Islam? Ya, saat ini nyaris seluruh negeri-negeri muslim bungkam atas apa yang menimpa saudaranya di Palestina. Ini adalah pertanda, bahwa negeri kitalah sejatinya yang sedang terjajah. Terjajah secara struktural, sampai-sampai kita merasa bahwa negeri ini masih baik-baik saja. Padahal nyatanya, kita sedang dininabobokan untuk kemudian dihancurkan. 

Mari kita berpikir sejenak. Rakyat Palestina meski menderita, kehilangan ribuan nyawa, akan tetapi justru mereka secara nyata sedang melawan penjajahan dan tidak ingin terus menerus dalam cengkeraman Zionis beserta sekutunya. Rakyat Palestina tahu dengan pasti, mereka sedang berhadapan dengan musuh yang akan membumihanguskan negerinya. Rakyat Palestina tidak ingin hidup dalam rongrongan musuh.

Seharusnya umat Islam di seluruh dunia, menyadari hal tersebut. Menyadari bahwa kondisi negeri-negeri kaum muslimin sedang tidak baik-baik saja. Umat Islam hari ini dikotak-kotakkan. Disekat oleh sekat nasionalisme.

Penjajah sangat tahu, jika umat Islam bersatu maka tamatlah riwayatnya. Oleh karena itu, para penjajah tidak akan membiarkan umat Islam bersatu layaknya satu tubuh sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi:

Dari An-Nu'man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: 'Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim No 4685)

Rasul saw. mengibaratkan sesama muslim adalah bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengalami sakit, maka anggota tubuh lainnya pasti merasakan rasa sakit yang sama. Nah, seharusnya seperti itulah persaudaraan sesama muslim. Jbarat satu tubuh yang saling merasakan, senasib sepenanggungan.

Hadis tersebut juga mengandung makna, betapa pentingnya saling menanggung, memikul dan saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat bagi sesama umat Islam. Wallahua'lam. []

Baca juga:

0 Comments: