Headlines
Loading...
Realisasi Pengentasan Kemiskinan dalam Sistem Islam

Realisasi Pengentasan Kemiskinan dalam Sistem Islam

Oleh. Indri Wulan Pertiwi 
(Aktivis Muslimah Semarang) 

SSCQMedia.Com- Ketika berbicara tentang pengentasan kemiskinan, tidak bisa dimungkiri bahwa pendidikan dan kesehatan memegang peranan yang sangat penting. Sebab melalui pendidikan, akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Sementara kesehatan yang baik memungkinkan seseorang dapat bekerja lebih produktif sehingga dapat meningkatkan peluang kerja dan pendapatan. Artinya, jika kedua hal tersebut dapat terpenuhi, maka akan dapat meningkatkan kualitas hidup individu sehingga mengurangi kemiskinan.

Sebagaimana disampaikan Presiden Indonesia pada acara di Istana Negara, Jakarta, Prabowo Subianto menggarisbawahi urgensi pendidikan dan kesehatan sebagai fokus utama alokasi anggaran tahun 2025. Sekaligus menegaskan komitmen pemerintah terhadap perlindungan sosial yang akurat. Prabowo mengungkapkan bahwa pendidikan dan kesehatan menjadi kunci melawan kemiskinan, sambil mencatat kebutuhan akan bantuan sosial dan subsidi yang adil.

Prabowo juga menetapkan langkah-langkah untuk memastikan distribusi bantuan sosial merata sesuai dengan agenda global mengenai pemberantasan kemiskinan dan kelaparan. Selain itu, dia juga menyoroti kepentingan penggunaan anggaran yang efisien dengan prioritas pada permintaan dari daerah dan Kementerian/Lembaga. Meski tidak semua pengajuan tahun ini bisa dilaksanakan, Prabowo meyakini bahwa dengan strategi yang benar, semua prioritas dapat terpenuhi di masa depan (presidenri.go.id, 10/12/2024)

Kita semua sepakat bahwa hubungan antara pendidikan dan kesehatan sangat erat dalam mengentaskan kemiskinan. Namun, harapan tersebut seringkali bertepuk sebelah tangan ketika realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya. Di mana kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh negara yang berasaskan kapitalisme justru seringkali membuat hidup rakyat semakin sulit, terutama dalam hal memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan yang menjadi dua di antara banyaknya kebutuhan dasar masyarakat.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam dunia yang didominasi oleh sistem kapitalisme sementara orientasi dari sistem ekonomi kapitalisme sendiri hanyalah materi. Terlebih peran negara dalam sistem saat ini, diminimalisir hanya sebagai regulator bagi para kapitalis, hal ini kian menjadikan hubungan antara negara dan rakyat tak ubah ibarat pedagang yang menjual layanan kepada konsumennya, yaitu rakyat.
Sehingga kapitalisasi pendidikan dan kesehatan menjadi sesuatu yang nampak tak terelakkan. Ditambah lagi dengan adanya berbagai pungutan pajak yang memberatkan rakyat. Dan hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari konsekuensi penerapan sistem kapitalisme yang dijadikan landasan oleh negara saat ini.

Seharusnya negara memiliki peran yang lebih besar dalam melindungi kepentingan rakyat seperti memastikan akses yang mudah dalam menyediakan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas bagi seluruh masyarakat, bukan hanya sebagai entitas komersial yang mengejar keuntungan semata. Dengan demikian, negara dapat benar-benar menyelesaikan masalah kemiskinan.
Sebagaimana dalam Islam pelayanan pendidikan dan kesehatan adalah salah satu dari berbagai kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh penguasa.

Dalam perspektif Islam yang memiliki jaminan terhadap enam kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan (baik akidah, harta, maupun jiwa). Jaminan ini menekankan bahwa negara memiliki kewajiban untuk memastikan setiap individu, termasuk warganya, mampu memenuhi kebutuhan esensial tersebut.

Dan Islam memiliki mekanisme sendiri untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok ini. Salah satunya adalah melalui sistem ekonomi Islam yang menawarkan sumber dana yang cukup untuk memastikan ketersediaan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat. Dana tersebut didapatkan dari pengelolaan sumberdaya alam dan berbagai sumber, seperti zakat, fai, ghanimah, dan sumber lainnya sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Dengan demikian, ekonomi bukan lagi menjadi penghalang, melainkan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada nilai-nilai suci yang diajarkan oleh Islam.

Selain itu, yang menarik dari sistem Islam adalah mekanisme aturan Islam kaffah diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari sosial, politik, hukum, hingga ekonomi. Dengan demikian, sistem ini tidak hanya memastikan kecukupan materi, tetapi juga membangun kesejahteraan spiritual dan mental bagi masyarakat. Dengan memprioritaskan pemenuhan enam kebutuhan dasar tersebut, diharapkan umat dapat membangun kesadaran yang lebih kuat akan ajaran agama dan menjadikannya sebagai panduan utama dalam menjalani kehidupan.

Dalam hal menjadi sangat jelas terlihat perbedaan prinsip Islam dan Kapitalisme dalam pandangannya terhadap pendidikan dan kesehatan. Ketika Islam menegaskan bahwa layanan pendidikan dan kesehatan bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh penguasa.
Sementara dalam kapitalisme pendidikan dan kesehatan adalah salah satu peluang satu dalam meraih keuntungan.

Selain itu, penguasa dalam Islam memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk mengurus rakyat dengan baik serta tidak menimbulkan kesusahan bagi mereka. Semua itu ada pertanggungjawabannya hingga ke akhirat kelak. Hal ini menjadi penting untuk dicatat bahwa hanya dengan memahami perspektif Islam terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan, serta menerapkan seluruh aturannya, tentu akan sangat membantu dalam pengentasan kemiskinan. Bukan sebatas pernyataan tanpa kebijakan yang mendukung seperti saat ini.

Wallahualam. []

Baca juga:

0 Comments: