Kisah Inspiratif
Saat Mamah Sakit, Urusan Rumah Berantakan
Oleh. Rina Herlina
SSCQMedia.Com-
Ibu, sosok ini perannya sangat vital dalam sebuah keluarga. Sosoknya selalu dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan terutama urusan kenyamanan rumah, perut yang keroncongan, dan berbagai urusan lainnya. Ya, masakan ibu selalu dinantikan dan menjadi favorit seluruh anggota keluarga. Ibu adalah jantungnya rumah tangga. Jika ibu sehat dan baik-baik saja, maka seluruh penghuni rumah akan merasa aman dan nyaman berada di rumah. Tapi coba saja jika seorang ibu sakit, maka kacaulah segala urusan. Sampai-sampai ada istilah jika seorang ibu itu tidak boleh sakit, karena jika ibu sakit, maka semua urusan akan menjadi berantakan.
Sepertinya istilah ini memang benar adanya. Setelah menjadi istri dan seorang ibu, aku merasa memang aku tidak boleh sakit, sebab akan banyak urusan yang terbengkalai, apalagi jika kita adalah seorang ibu yang memiliki segudang aktivitas. Selain meriayah (mengurus) keluarga di rumah, juga meriayah umat. Semoga saja bagi kita para aktivis dakwah, senantiasa dalam lindungan Allah dan diberikan kesehatan yang paripurna.
Nah, berbicara sosok ibu yang memiliki peran penting dan kalau bisa tidak boleh sakit, maka begitu pula aku dan keluargaku dulu. Kami selalu berharap jika mamah selalu sehat dan tidak pernah mengalami sakit. Sebab, jika mamah sakit, berabe urusan. Ada banyak pekerjaan rumah yang terbengkalai. Cucian baju dan piring menumpuk, rumah berantakan, nasi dan lauk pauknya tidak ada, dan masih banyak lagi kekacauan yang akan terjadi jika mamah sampai sakit. Saat itu, aku sebagai anak perempuan satu-satunya justru tidak bisa apa-apa karena aku tidak pernah mau belajar mengerjakan pekerjaan rumah. Aku lebih suka main dan mainnya sama anak laki-laki. Jujur, baru setelah menikah aku mulai belajar masak dan aneka kegiatan perempuan lainnya.
Syukurnya, mamah sangat jarang sakit, bahkan bisa dihitung dengan jari. Mamah memang memiliki fisik yang kuat. Mamah cekatan dan multitasking. Mamah pokoknya hebat, bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Kami sekeluarga selalu berharap mamah tidak akan pernah sakit. Kami khawatir sekali jika mamah sudah menunjukkan gejala akan sakit. Meski mamah jarang sakit, tapi sekalinya dikasih sakit, sakitnya suka lama. Apalagi mamah kalau sakit tidak pernah mau minum obat. Mamah hanya akan tidur di dalam kamar sampai berhari-hari. Coba bayangkan, bagaimana gak berantakan tuh rumah kalau mamah berhari-hari sakit dan tidak mengurus rumah. Hmm, ya, kami memang sangat bergantung terhadap mamah. Mamah yang terbaik.
Selama aku membersamai mamah, sebelum akhirnya aku menikah, mamah memang hanya beberapa kali saja pernah sakit. Duh kalau mamah sakit, kami semua jadi tidak terurus. Rumah berantakan, udah kayak kapal pecah. Apalagi cucian baju juga ikutan menumpuk. Kami dulu mana ada yang punya mesin cuci. Kehidupan di kampung serba sulit, boro-boro bisa kebeli mesin cuci, buat makan saja susah. Sudah bisa makan sehari tiga kali sudah syukur alhamdulillah. Mesin cuci bagi orang kampung kami adalah sebuah barang mahal yang sangat sulit untuk dijangkau. Pokoknya barang-barang yang berbau elektronik, bagi kami di kampung, adalah sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan bisa kami miliki. Hidup kami hanya tentang hari ini makan dengan apa, selebihnya hanya impian belaka.
Jika mamah sakit, bapak kadang mengambil alih peran mamah. Meski tidak semuanya bapak bisa. Kalau cuma memasak ala kadarnya, bapak memang bisa diandalkan. Ya, masih bersyukurlah meski kondisi mamah sakit, kalau untuk urusan perut bapak selalu bisa diandalkan. Bapak cukup menguasai menu-menu sederhana. Jadilah kalau mamah sakit, aku dan adikku makan masakan bapak. Meski kurang meyakinkan, tapi kami tetap makan dengan lahap.
Alhamdulillah, sampai saat ini mamah memang jarang sakit. Semoga saja mamah selalu diberikan kesehatan dan dalam lindungan Allah Swt.. Kami selalu dibuat khawatir jika mamah sakit. Karena mamah kalau sakit lebih banyak tidur. Tidak mau makan apa pun. Tidak ada makanan yang masuk ke perutnya. Karena itu jadinya mamah suka mengalami pusing yang sangat hebat. Wajar sih, karena mamah tidak mau makan apa pun. Otomatis tidak ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Inilah penyebab jadinya kepalanya sangat pusing. Ah mah, sehat-sehat ya.
Mah, terima kasih atas segenap cinta yang diberikan untuk kami. Terima kasih karena sudah merawat kami dengan baik. Aku dan adik-adik sangat menyayangimu dan selalu membutuhkanmu. Terima kasih sudah mau berjuang dalam merawat kami hingga kami dewasa. Banyak hal sulit yang mamah lalui demi kami. Aku tahu itu, meski mamah selalu berhasil memendamnya sendiri. Tak apa jika mamah tidak mau membagi semua luka yang mamah alami. Yang penting mamah sehat dan baik-baik saja, ini sudah cukup bagi kami. Maafkan kami belum bisa membahagiakan. Terima kasih atas doa-doa yang tak pernah lelah mamah panjatkan. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Amin.
اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، َاْلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ، وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Artinya: ”Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah di antara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu." [Ni]
Payakumbuh, 23 Desember 2024
0 Comments: