Headlines
Loading...

Oleh. D’ Safira

SSCQMedia.Com- Chroming challenge. Apa itu ya? Pernah mendengar tidak, ada anak laki-laki 12 tahunan, koma selama 2 hari. Ini terjadi gara-gara ikutan challenge viral di tiktok yaitu chroming challenge. Ternyata ini mengharuskan orang menghirup udara berbahan kimia beracun dari zat-zat seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih atau bensin untuk mendapatkan efek halusinasi atau high sinkat. Bahaya banget sih (onora.id, 5/9/2024).

Si anak ditemukan kejang-kejang di lantai dapur rumah oleh ibunya. Saat ditemukan di sampingnya terdapat kaleng bekas deodorant. Ibunya langsung menelpon 999 dan membawanya ke rumah sakit. Walhasil, tidak jadi nge-tren malah koma.

Astaghfirullah. Inilah potret seorang anak yang tak kenal jati diri dan beginilah sistem sekuler saat ini. Mereka hanya mengutamakan kepuasan jasadnya, tanpa mempertimbangkan apakah sesuatu itu aman untuk dirinya atau justru membawa malapetaka. Apalagi salah atau benar tidak menjadi sedikit pun pertimbangan, yang penting happy. 

Selain itu, masyarakat saat ini juga individualis dan apatis. Mereka tidak peduli dengan yang di sekitarnya. Mereka beralasan tidak mau mencampuri urusan orang lain. Mereka juga tidak paham bahwa memiliki kewajiban amar makruf nahi munkar. Mereka mendefinisikan kebahagiaan hanya berlandaskan hawa nafsu. Jadi, mereka merasa bahagia jika mendapatkan atensi dari manusia, terkenal, kaya, pokoknya yang berbau duniawi.

Umat saat ini tidak diberikan pemahaman yang utuh tentang Islam. Di sekolah-sekolah hanya diajarkan ibadah ritual saja, tidak digambarkan peranan Islam dalam kehidupan ini. Saat ini, hampir semua negara menerapkan sistem kapitalisme yang melepas tanggung jawabnya untuk membentuk ketaatan kepada rakyat bahkan membiarkan konten-konten merusak berseliweran asalkan mendapatkan keuntungan.

Nah, oleh karena itu kita harus melakukan perubahan. Ini bisa dimulai dari diri kita sendiri. Kita harus mengkaji Islam secara kafah sehingga tujuan kita yang tinggi adalah beribadah kepada Allah dan kelak kita akan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan selama di dunia. Makanya perbuatan yang kita lakukan harus disandarkan pada syariat agar kita tidak jatuh pada hal sia-sia apalagi kemaksiatan. Naudzubillah.

Masyarakat juga harus berubah. Masyarakat harus saling menjaga dan membentuk lingkungan bagi generasi, serta melakukan dakwah sebagai control social. Kalau seperti ini jelas generasi akan terdorong untuk taat dan tidak melakukan hal sia-sia apalagi maksiat.

Individu dan masyarakat tidak terbentuk baik dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh negara yang menerapkan sistem Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan. Negara Khilafah akan menanamkan konsep akidah yang kuat pada diri setiap manusia melalui pendidikan Islam. Mereka akan dibentuk pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan Islam. 

Selain itu, mereka juga akan menguasai iptek, mereka akan disibukkan dengan ilmu dan ketakwaan. Karena generasi Islam senantiasa melakukan amal sesuai dengan misi penciptaannya, senantiasa menggunakan waktu dan potensi untuk melahirkan karya-karya besar. Dari sini akan lahir calon orang tua yang siap membentuk keluarga, bagaimana harus mendidik anak dan membersamai pertumbuhan anak. 

Generasi juga akan dijaga dari konten yang merusak pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam seperti sekularisme, kapitalisme, hedonisme, materialisme, dan lainnya. Negara akan menjadikan media untuk mencerdaskan dan menambah ketaatan individu masyarakat dalam negara Khilafah. [An]

Baca juga:

0 Comments: