Oleh. Ummu Qanita
SSCQMedia.Com- Mamak adalah panggilan akrab untuk ibuku. Bagiku mamak merupakan wonder woman. Mengapa? karena saat ini di usianya yang ke 62 tahun, Mamak masih bekerja sebagai Bidan (Bibi Medan) alias asisten rumah tangga di kota Medan. Setiap hari Mamak bangun jam 03.00 dini hari, untuk kemudian melakukan kegiatannya di dapur. Lalu berangkat bekerja setelah salat Subuh, da kembali ke rumah sekitar pukul 10.00 pagi.
Setiap hari, Mamak bekerja mencari nafkah, menggantikan Bapak yang sudah tidak kuat lagi bekerja, tidak sedikit pun ia menyesali keadaan. Suatu saat Mamak pernah berkata:
"Dulu Bapakmu banyak dapat pekerjaan, cukup untuk biaya sekolah kalian.Tapi sekarang kalian sudah besar-besar, sudah pada menikah, bapakmu malah sakit tidak bisa bekerja lagi. Itulah rezeki, semua sudah diatur, rezekinya cukup".
Mamak tidak pernah terlihat putus asa, dirinya selalu semangat menjalani hidup. Bahkan ketika sakitpun, Mamak segera minum obat warung dan istirahat sebentar. Pekerjaan yang dijalani Mamak bukan hanya asisten rumah tangga, tapi Mamak juga petani, menanam padi di sawah sendiri, atau terkadang bekerja di sawah orang untuk mendapat upah. Bahkan, setelah pulang bekerja Mamak menyempatkan waktu membuat es lilin untuk tambahan membayar listrik.
Sebagai seorang istri yang banyak peran, Mamak sangat menjaga kesehatan, makan teratur dan tanpa penyedap, menu yang dihidangkan selalu ada sayuran. Mamak juga rajin membuat jamu dan tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis.
Pernah suatu ketika kami bertanya ke Mamak ingin dibawakan oleh-oleh apa, Mamakpun menjawab martabak tanpa toping. Martabak istimewa untuk Mamak segera kami pesan, si penjual hanya tersenyum dengan pesanan kami, karena baru kali ini ada yang pesan martabak tanpa toping.
Begitulah Mamak, semoga sehat selalu mamakku sayang.
Keluarbiasaan mamak juga terletak pada dirinya yang penuh rasa syukur. Mamak selalu terlihat bahagia dalam keadaan apa pun, setiap ucapannya selalu dipenuhi rasa syukur. Bahkan ketika sakit masih juga bersyukur.
Saat itu Bapak jatuh dari lantai tiga ketika sedang bekerja. Bapakku seorang tukang bangunan. Mungkin karena usianya sudah senja, beliau sudah tidak sanggup lagi bekerja. Dalam keadaan seperti ini, Mamak berkata,
"Untung Bapakmu ada yang membawa pulang"
Karena perobatan Bapak membutuhkan biaya yang tidak sedikit, ditambah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, akhirnya Mamak berinisiatif menjual sebagian tanah warisan orang tuanya. Mamak berkata kepada kami,
"Untungnya ada tanah yang bisa dijual untuk biaya hidup".
Dengan ketulusannya, Mamak merawat Bapak hingga sembuh, tapi sekalipun Bapak sembuh, sudah tidak bisa lagi bekerja seperti sedia kala. Bapak hanya membantu Mamak di sawah, menjaga padi yang hampir7 menguning, hingga waktu siap panen. Atau membantu merawat ternak ayamnya untuk kemudian dijual atau untuk dikonsumsi sendiri.
Semoga kesabaran dan sifat syukur Mamak menambah Amal sholih yang akan tercatat sebagai ahli surga. Amin.
Mamak seperti malaikat tanpa sayap. Mamak tidak pernah mengeluh, sangat sabar dan sayang terhadap tujuh anaknya. Teringat masa kecil dulu, setiap musim hujan, kami tidak pernah dilarang mandi hujan. Pakaian kotor berlumpur, tidak membuat Mamak marah atau kesal. Mamak langsung menyuruh kami mandi keramas. Disiapkannya teh hangat untuk segera kami minum selepas mandi hujan.
Walaupun kami tidak memiliki gawai atau mainan, tapi kami tidak pernah merasa kekurangan. Boneka kami bukan barbie, tapi kain yang dililit membentuk boneka. Mobilan untuk abang terbuat dari kaleng dan sandal jepit yang dibentuk bulat sebagai bannya. Sungguh, masa kecil yang menyenangkan.
Mamak sangat terampil mengurus kami, terutama saat kami sakit. Mamak tidak langsung membawa kami ke dokter atau bidan. Tapi Mamak meracik sendiri bahan-bahan alami sebagai obat kami.
Kalau demam, Mamak mengompres kami dan membalurkan remasan daun bunga raya ke badan. Kalau masuk angin, perut kami ditapal dengan daun jarak dan makan biji kedaung yang sudah dibakar. Saat itu aku bertanya,
"Mak, kenapa kalau sakit nggak langsung ke dokter atau bidan? ".
"Yang menyembuhkan sakit itu Allah, jadi kita harus sabar dan banyak tanaman yang bisa digunakan untuk kesehatan, praktis. Agar tidak perlu repot pergi ke dokter," jawabnya.
Firman Allah Allah,
"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku" As-syura:80
Mamak adalah sosok wanita idolaku. Kusebut dirinya wonder woman (wanita ajaib) karena sifat sabar, syukur, penyayang, dan kreatif ada padanya. Mamak adalah wanita tangguh tiada duanya. Wajar saja jika Rasulullah saw. melebihkan seorang ibu daripada bapak.
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata:"Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW. seraya bertanya: Wahai Rasul siapakah yang paling berhak saya pergauli dengan baik (dari kedua orang tua)? Jawab beliau: Ibumu! Tanya orang itu: sesudah itu siapa? Jawab beliau: Ibumu! Tanya orang itu:Kemudian sesudah itu siapa? Jawab beliau: Ibumu! Tanya orang itu: Kemudian sesudah itu siapa? Jawab beliau: Ayahmu/bapakmu! ".
Bahkan sampai saat ini, walaupun kami sudah hidup masing-masing, Mamak masih sering bertanya keadaan kami. Terkadang merasa bersalah karena diri ini jarang berkabar. Berbagai agenda membuatku tidak sempat berkunjung. Padahal tempat tinggal kami hanya beda kecamatan saja, tidak sampai satu hari perjalanan.
Do'a terbaik untuk Mamak, selamat Hari Ibu. Semoga sehat selalu, senantiasa dalam perlindungan Allah. Tetap menjadi wonder woman yang menginspirasi kami. InsyaAllah setelah menulis ini, kami akan membuat jadwal kunjungan ke rumah Mamak. Aku mencintai Mamak karena Allah.
Medan, 17 Desember 2024
0 Comments: