Headlines
Loading...


Oleh. Eka Suryati


SSCQMedia.com - Pagi ini, hari terasa sangat dingin. Udara sejuk terasa mengalir ke sekujur tubuh karena hujan turun membasahi Kotabumi tercinta sejak tadi malam. Meski begitu, tak mungkin aku bermalas-malasan. Ada banyak hal yang harus kulakukan, di antaranya mempersiapkan segala keperluan si kecil yang akan berangkat sekolah, terutama sarapannya.

Dinginnya pagi tak kuhiraukan. Apalagi ketika seseorang yang telah mendampingi hidupku selama ini, tiba-tiba membisikkan kalimat yang terasa begitu indah menyapa indera pendengaranku.

"HWD, ya, Sayang," katanya sambil tersenyum manis.

Duh, senyum manis itu terlihat semakin manis, bersamaan dengan jalaran hangat yang menyentuh hatiku.

Ringan. Tak banyak kata-kata muluk yang terucap. Hanya ucapan selamat ulang tahun pernikahan, namun efeknya membuat suasana hati menjadi berbunga-bunga. Ah, tak terasa sudah 21 tahun kami mengarungi bahtera rumah tangga dalam keadaan suka dan duka bersama.

21 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 9 Januari 2004, seorang lelaki baik dan saleh, mengucapkan ijab kabul, menandakan bahwa ia telah menjadi imam dalam hidupku. Kami telah mengikuti sunah Rasul, dengan membangun mahligai pernikahan yang bertujuan untuk beribadah kepada Allah.

Sambil beraktivitas, aku tersenyum, teringat akan QS. Ar-Rum Ayat 21 yang kerap kubaca. Bunyinya adalah:

وَمِنۡ اٰيٰتِهٖۤ اَنۡ خَلَقَ لَكُمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ اَزۡوَاجًا لِّتَسۡكُنُوۡۤا اِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُمۡ مَّوَدَّةً وَّرَحۡمَةً  ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."


Islam memang agama yang bersesuaian dengan fitrah manusia. Ia tak melarang manusia untuk saling mencintai dan menyalurkan rasa cinta kasihnya. Dan memang Allah telah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan untuk saling berpasangan, yang diwujudkan dalam suatu ikatan pernikahan yang sakral.

Manusia memiliki naluri untuk mencintai. Tentunya akan menjadi tak baik, jika dikekang atau tidak boleh menikah, hanya karena alasan untuk meningkatkan jiwa spiritual manusia.

Islam tak melarang manusia untuk menikah. Justru pernikahan dalam Islam, merupakan salah satu sarana untuk beribadah.

Aku kembali melanjutkan aktivitas sambil sejenak mengenang masa-masa indah saat suami melamar diriku dulu, hingga akhirnya mengikat diri dalam suatu ikatan suci pernikahan. Papa menjadi waliku. Ijab kabul ini mengisyaratkan, bahwa kini dan seterusnya, suamiku itulah yang akan bertanggung jawab terhadap diriku.

Ada sejuta makna yang tersirat dari tatapan mata Papa yang ingin ia ungkapkan pada seorang laki-laki yang telah sah menjadi suami dari anak perempuan tertuanya ini. Seakan-akan, ia menitipkan asa agar setelah menikah, anaknya bahagia.

Mereka, dua laki-laki terkasihku, tak terlalu banyak bicara saat itu. Hanya tatapan mata mereka yang saling bertemu. Dan asa dari Papa, seakan terbaca oleh suamiku. Ia pun mengisyaratkan bahwa hidup wanita yang kini menjadi pendamping hidupnya, akan berbahagia bersamanya.

Janji yang diucapkan, tak sekadar janji. Suamiku telah membuktikan, bahwa ia adalah lelaki yang bertanggung jawab. Setelah memiliki anak-anak, ia sosok pengayom dan mau saling bahu-membahu dalam mengasuh anak-anak yang saat itu masih kecil-kecil. Tak ada keluh darinya. Bahkan, kasih tulus ia perlihatkan saat menggendong dan mengajak anak-anak kami bermain.

Jarak yang cukup rapat antara anak pertama dan anak kedua, menyebabkan aku harus mengasuh dua anak balita sekaligus. Namun, itu tak terasa berat. Sebab, suami mau ikut terlibat dalam merawat.

Ah, beruntungnya diriku memiliki kamu. Iya, kamu. Kamu yang kini menjadi kekasih halalku, untuk selama-lamanya, sepanjang usia kita berdua. Semoga Allah meridai perjalanan hidup kita dalam membina rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan Islam.

Doa akan selalu kita panjatkan, agar Allah memberkahi pernikahan kita. Semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang saleh dan salihah. Anak-anak yang akan melanjutkan keturunan kita.

Tanpa terasa, hari semakin beranjak. Namun, matahari masih enggan menampakkan dirinya. Hujan yang turun rintik-rintik menjadi nyanyian indah yang mengiringi aktivitas pagi kami. Hati kami masih merindu, seperti 21 tahun  yang lalu. Semoga seperti itu terus dan tak akan pernah berubah. []


Kotabumi, 9 Januari 2024

Baca juga:

0 Comments: