Oleh. Arini Hidayati
(Mahasiswi, Aktivis Dakwah)
SSCQMedia.Com - Hingga hari ini, suasana Gaza masih mencekam. Seolah tak ada angin segar bagi keberlangsungan hidup masyarakat Gaza, Palestina hari ini. Bahkan, serangan dari Zion*s pun kian berkecamuk, makin hari ekskalasinya makin meningkat. Hal ini mengakibatkan kelompok sayap militer Hamas tidak tinggal diam melihat pembantaian yang terjadi.
Sayap bersenjata Hamas telah mengumumkan pada hari Jumat (3/1/2025), bahwa mereka telah menargetkan dan menghancurkan lima tank tentara Israel di Jalur Gaza Utara. Serangan itu dilakukan di tengah genosida oleh Israel selama lebih dari 15 bulan di Jalur Gaza. Brigade Al-Qassam mengatakan para pejuangnya menargetkan satu tank Merkava dengan alat peledak di daerah Al-Saftawi, sebelah barat kamp pengungsi Jabalia (international.sindonews.com, 4-1-2025).
Perjuangan Tanpa Henti
Perlawanan Hamas tak akan pernah berhenti sampai masyarakat Gaza mendapatkan kemenangan. Tuduhan-tuduhan miring terhadap mereka, tak memadamkan api semangat untuk terus melawan kebiadaban Zion*s laknatullah. Hingga detik ini, mereka berjuang seorang diri tanpa bantuan dari mana pun. Langkah kaki mereka tetap kokoh berdiri membela bumi mulia tersebut, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya.
Tak ada yang bisa mereka harapkan dari saudara-saudara mereka. Tangan dan kaki kaum muslimin terpasung paham kufur nasionalisme. Sekat-sekat berbangsa telah mengikis habis rantai persaudaraan antar mereka, diganti dengan kepentingan-kepentingan politik yang menguntungkan semata. Pembelaan sebagai lip service pemimpin muslim sering digaungkan, tetapi nihil tiada hasil.
Hal ini merupakan sebuah kewajaran dalam sistem kepitalisme. Sebuah sistem kehidupan yang akan mustahil melahirkan solusi tuntas atas konflik Palestina-Israel dengan standar-standar ganda yang selalu mereka gunakan. Asas sekulerisme yang berdiri tegak di atas sistem kufur ini telah menelanjangi kaum muslimin dan mencerai beraikan tubuh kaum muslimin dengan argumentasi bahwa konflik Palestina hanya sebatas konflik kemanusiaan atas kepemilikan tanah.
Konflik Palestina-Israel adalah Konflik Agama
Justru sebaliknya, dalam pandangan Islam, konflik Palestina-Israel bukan hanya sebatas konflik kemanusiaan, melainkan konflik agama. Dan tanah yang dimaksud, yakni bumi Baitul Maqdis, adalah tanah kaum muslimin. Tanah yang diperjuangkan oleh para nabi dan para syuhada dengan tumpahan darah dan air mata. Haram hukumnya tanah ini jatuh ke tangan orang-orang kafir.
Ketidakberdayaan kaum muslimin hari ini sebab tidak bersatunya dalam satu kepemimpinan, membuat mereka terinjak-injak oleh orang-orang kafir. Kaum muslimin tidak memiliki (junnah) perisai yang melindungi mereka, dan dengan perisai itu pula kaum muslimin akan merangi orang-orang kafir. Perisai kaum muslimin ini adalah Khilafah. Khilafah merupakan sebuah pemerintahan Islam yang dengan tegaknya, kita akan merasakan Islam rahmatan lil'alamiin.
Maka, seyogyanya ummat islam rindu dengan kepemimpinan Islam. Karena jika Khilafah bangkit maka khalifah (pemimpin) dalam daulah Islam betul-betul akan mengurusi umat Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk dengan saudara-saudara kita di Gaza.
Wallahualam. []
Baca juga:

0 Comments: