Gaza Membara, Akhlak Penduduknya Tetap Memesona
Oleh. Rina Herlina
SSCQMedia.Com-Kehilangan tanah air adalah hal menyedihkan yang harus dialami saudara kita di Palestina. Mereka lahir dan besar di Palestina, tanah air leluhur mereka. Namun, mereka "dipaksa" meninggalkan rumah, meninggalkan kenangan masa kecil mereka. Meninggalkan kehidupan yang aman, nyaman, dan sentosa. Pendudukan Israel telah menghancurkan segalanya, menghancurkan impian dan masa depan penduduk Palestina.
Trauma akibat perang juga melanda mereka di sana. Banyak ibu menangis, para ayah terluka, mereka terpisah dengan sanak saudara tercinta. Perang telah menghancurkan segalanya. Perang menghancurkan hidup penduduk Gaza. Mereka nyaris tak dapat melupakan dentuman bom dan teriakan minta tolong yang setiap saat menggema memenuhi seisi kota.
Kehidupan di pengungsian tak seindah di rumah sendiri. Namun, mereka harus terbiasa dengan kondisi tersebut. Mereka tinggal di kamp pengungsi, meninggalkan kenyamanan bahkan nyaris tanpa harapan. Anak-anak harus berhenti dan kehilangan sekolah, teman-teman, dan masa depan. Setiap saat memikirkan kapan mereka bisa kembali ke rumah yang nyaman, kapan kehidupan mereka kembali normal? Mereka rindu rumah, mereka rindu kehidupan aman jauh dari berbagai tekanan dan kekerasan.
Kematian anak-anak Gaza adalah duka bagi dunia. Mereka generasi luar biasa. Memiliki akidah kukuh, pewaris para anbiya. Setiap saat kita menyaksikan anak-anak Palestina terbunuh, terluka, dan terpisah dari orang tuanya. Menangis dengan tangisan menyayat hati. Padahal mereka tidak bersalah, namun harus menjadi korban perang dan kebiadaban zionis. Adakah yang peduli dengan kondisi mereka? Adakah yang menangis melihat penderitaan mereka?
Setiap hari mereka harus berjuang melewati berbagai penderitaan. Berjuang untuk mendapatkan air, makanan, selimut, dan kesehatan. Mereka harus berjuang untuk hidup dengan bermartabat. Tapi, sekali lagi, mereka tidak menyerah dan tidak akan menyerah. Mereka punya Allah, mereka percaya pada Rabbnya. Mereka yakin kemenangan akan bisa diraih meski harus ada ribuan nyawa lagi yang syahid. Kemenangan itu pasti segera terwujud.
Meski sejak 1948, lebih dari 70000 orang Palestina terusir, 2 juta orang hidup di bawah pendudukan, 1,4 juta orang mengungsi, 50% anak-anak Palestina menderita malnutrisi, dan 90% air di Gaza tidak layak minum, namun keyakinan mereka terhadap pertolongan Rabbnya tetap terjaga. Mereka tetap yakin jika Allah akan segera mendatangkan pertolongannya meski harus bersabar dalam penantian panjang.
Sungguh menakjubkan keimanan penduduk Palestina. Mereka banyak mengajarkan tentang arti sebuah keikhlasan. Mereka mengajari kita tentang menerima qada dan qadar baik ataupun buruk. Mereka mengajari kita tentang berprasangka baik kepada Allah. Banyak hal yang sejatinya sedang mereka ajarkan kepada penduduk dunia. Betapa menakjubkannya akhlak dan kesabaran mereka dalam menerima segala ketetapan Allah Swt.
Payakumbuh, 21 Januari 2025 []
0 Comments: