Headlines
Loading...
Gencatan Senjata Bukan Solusi Hakiki Untuk Palestina

Gencatan Senjata Bukan Solusi Hakiki Untuk Palestina

Oleh. Indri Wulan Pertiwi
(Kontributor SSCQMedia.Com dan Aktivis Muslimah Semarang)

SSCQMedia.Com-Setelah gencatan senjata di Palestina, beberapa pihak berpendapat bahwa gencatan senjata didorong oleh tekanan dari berbagai pihak termasuk Donald Trump kepada Benjamin Netanyahu. Namun, sebenarnya hal itu terjadi berkat keteguhan rakyat Palestina dalam mempertahankan tanah dan martabat mereka. Meskipun gencatan senjata memberi sedikit kelegaan bagi rakyat Palestina, mereka perlu tetap waspada terhadap terjadinya pelanggaran kesepakatan sebagaimana yang sering dilakukan oleh Isr4el. Ini menegaskan bahwa keamanan yang sejati hanya bisa dicapai melalui pembebasan Palestina, sebagai kewajiban umat Islam dan para tentara muslim di seluruh dunia melalui jihad dan penegakan Khilafah.

Indonesia melalui Menteri Luar Negerinya Sugiono, berharap gencatan senjata ini dapat menjadi momentum untuk perdamaian di Palestina. Meskipun demikian, beberapa pakar pengamat seperti Hasbi Aswar pesimis mengenai kemungkinan Isr4el mematuhi kesepakatan gencatan senjata. Sementara pengamat lain, Mohamad Rosyidin, juga pesimis mengenai kemungkinan perdamaian abadi di kawasan tersebut. Selain itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mendorong proses hukum dan politik yang sedang berjalan terus dilanjutkan, serta mendesak komunitas internasional untuk terus memberikan dukungan kemanusiaan bagi Palestina (voaindonesia.com, 17/1/2025)

Kesepakatan antara Isr4el dan Hamas mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2025, mengakhiri genosida selama lebih dari 460 hari di Gaza, Palestina, yang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan krisis kemanusiaan dalam skala besar. Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 47.000 warga Palestina telah meninggal dengan sebagian besar korbannya adalah wanita dan anak-anak, sementara lebih dari 110.700 lainnya mengalami luka-luka sejak 7 Oktober 2023 pada Operasi Thufan al-Aqsa. Alasan kekalahan telak yang diterima zionis Yahudi kala itu, menjadikan zionis terus membabi buta dalam menunjukkan kebencian dengan tindakan penuh kebiadaban yang didukung oleh Barat dan rezim pengkhianat

Namun, salah satu hal yang patut diapresiasi dari konflik yang terus berkecamuk di Palestina adalah keteguhan yang ditunjukkan oleh rakyat Palestina dan para mujahidin. Mereka tak goyah meskipun menghadapi berbagai keterbatasan, kesulitan, penderitaan yang tak terbayangkan, serta berbagai bentuk penindasan yang dilakukan oleh zionis. Banyak rakyat termasuk pemimpin para pejuang gugur sebagai syuhada dalam melawan zionis Yahudi, namun semangat juang mereka yang tidak kenal lelah, telah menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa dalam mempertahankan hak-hak mereka atas tanah airnya. Keteguhan ini telah menjadi ancaman serius bagi rezim zionis yang merasa ketakutan dengan keberanian para mujahidin dan persatuan rakyat Palestina.

Sebagaimana yang disampaikan para pengamat, sejatinya gencatan senjata yang diputuskan saat ini tidak akan mengubah apa pun dalam hal penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun di wilayah Palestina. Terlebih Benjamin Netanyahu dalam salah satu pernyataannya telah menekankan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza hanya bersifat "sementara," mengingat Isr4el diberi hak oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump untuk melanjutkan serangan jika kesepakatan selanjutnya dengan Hamas tidak tercapai, artinya potensi pengkhianatan kesepakatan oleh zionis Yahudi akan tetap ada.

Oleh karenanya sebagai umat Islam, penting untuk memahami bahwa solusi sejati atas konflik di Palestina bukanlah melalui jalan diplomasi atau negosiasi semata, tetapi hanya  dengan jalan jihad dan upaya untuk mendirikan Khilafah Islamiah.  Khilafah Islamiah merupakan sistem pemerintahan yang berdasarkan syariat Islam, yang akan menegakkan hukum-hukum Islam yang mengusung  keadilan dan menjaga keutuhan wilayah serta martabat umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Palestina. 

Hanya dengan Khilafah, solusi hakiki atas konflik di Palestina dapat terwujud. Sebab, di bawah naungan Khilafah para tentara muslim dari seluruh dunia yang gagah perkasa akan dapat dengan mudah mengusir zionis Yahudi melalui peperangan seimbang, sehingga rakyat Palestina bisa kembali hidup dalam kedamaian dan keadilan sebagaimana yang seharusnya mereka dapatkan.

Umat Islam di seluruh dunia memiliki tanggung jawab yang besar dalam membantu saudara-saudara di Palestina sebagai salah satu bentuk implementasi dari ajaran Islam yang menuntut untuk saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Terlebih Rasulullah saw. telah menegaskan dalam beberapa hadisnya bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Maka sepatutnya umat Islam tidak boleh menjadi penonton yang pasif, umat Islam perlu aktif dalam memberikan dukungan dan solusi sejati akan penyelesaian masalah ini, yaitu melalui jihad dan Khilafah yang akan menegakkan keadilan, mengakhiri penindasan, serta mengembalikan hak-hak rakyat Palestina yang telah lama terzalimi.

Kendati mewujudkan solusi hakiki atas konflik di Palestina bukanlah hal yang mudah, namun umat Islam di seluruh dunia harus terus bersatu dan berjuang secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan tersebut. Umat Islam harus yakin bahwa kemenangan pasti akan berpihak kepada mereka dengan pertolongan Allah. Oleh karena itu, perjuangan harus terus dilakukan sesuai dengan tuntunan agama, yaitu dengan tidak menyerah kepada musuh-musuh Allah yang terus melakukan penindasan terhadap saudara-saudara mereka di Palestina dengan bangkit bersama, bersatu dalam ikatan akidah serta menegakkan Khilafah yang diperintahkan Allah untuk menjadi pelindung bagi umat Islam seluruhnya.

Wallahualam. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: