SSCQMedia.Com-Hingga saat ini, Palestina masih menjadi medan pertempuran. Penyerangan Israel kepada Palestina seolah tidak berkesudahan. Sudah ribuan nyawa melayang dan lainnya menjadi korban atas penyerangan ini. Tidak luput di dalamnya adalah anak-anak dan perempuan.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) setidaknya 14.500 anak Palestina telah meninggal sejak penyerangan Gaza yang berlanjut mulai 2023. Bahkan, menurut Kementerian Kesehatan setempat, korban tewas secara keseluruhan sejak Oktober 2023 sebanyak 46.788 jiwa dan sekitar 110.453 lainnya terluka (Anadolu.Ajansi, 16/1/2025). Dari data korban yang meninggal dunia mayoritasnya adalah perempuan dan anak-anak. Banyak bangunan yang roboh termasuk sekolah dan sarana publik lainnya seperti rumah sakit, tempat ibadah, perkantoran dan lain sebagainya.
Israel terus melakukan serangan tidak hanya ke barak militer tapi juga pemukiman dan tempat-tempat vital. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada PM Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Surat Perintah ini dikeluarkan atas tuduhan bahwa mereka berdua telah melakukan kejahatan perang dan kemanusiaan yang telah menyebabkan anak-anak di Gaza tewas (Beritasatu.com, 25/12/2024)
Di sisi lain, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med telah mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menambahkan Israel ke daftar hitam PBB. Hal ini dilakukan dengan sebuah dugaan bahwa Israel telah melakukan kekerasan seksual dalam serangannya terhadap Palestina. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut dilampirkan bukti substansial yang menunjukkan adanya tindakan pemerkosaan yang sistematis dan meluas. Selain itu juga adanya kekerasan-kekerasan seksual lainnya yang dilakukan oleh pasukan Israel kepada warga Palestina termasuk kepada tahanan dan narapidana. Hal ini merupakan bentuk pelanggaran berat atas hukum humaniter dan hak asasi manusia (sindonews.com, 11/1/2025).
Sungguh, apa yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina adalah tindakan biadab. Tidak hanya melakukan pembunuhan, mereka juga menghancurkan kesucian para perempuan. Namun sayangnya, semua negara dan organisasi termasuk PBB tidak bisa menghentikan tindakan Israel kepada Palestina ini. Berbagai upaya menerbitkan surat perintah penangkapan kepada Netanyahu dan pelaporan atas pelanggaran atas hak asasi manusia, tetap tidak mampu menghukum dan menghentikan Israel atas tindakannya.
Butuh Khilafah untuk Menghentikan Israel
Bahkan, gencatan senjata yang diumumkan tidak mencegah Israel untuk melakukan serangan. Tercatat Israel telah melakukan serangan kepada penduduk Palestina. Sedikitnya 20 orang warga Palestina tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Hal ini terjadi karena adanya serangan udara Israel di jalur Gaza pada Rabu malam. Beberapa jam setelah ditandatangani perjanjian gencatan senjata (Tempo.co, 16/1/2025). Terkait dengan gencatan senjata ini, bahkan Donald Trump Presiden AS keraguan bahwa gencatan senjata ini akan bertahan lama. Hal ini disampaikan Trump beberapa hari setelah diumumkannya gencatan senjata ini (Sindonews, 22 Januari 2025).
Realitas ini menunjukkan bahwa solusi gencatan senjata tidak mampu menghentikan secara total serangan Israel kepada Palestina. Karena sejatinya, gencatan senjata dan perjanjian-perjanjian tidak mampu menghentikan tindakan brutal Israel ini. Butuh adanya seorang pemimpin kaum muslimin yang mengirimkan tentara yang akan melawan dan menghentikan Israel. Dan ini tidak mungkin terwujud tanpa ada persatuan kaum muslimin dan kepemimpinan yang satu bagi seluruh kaum muslimin, yang disebut dengan Khilafah. Khilafah ini dipin seorang Khalifah. Dialah yang akan bersikap tegas dan berani melawan para zionis Israel.
Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh pemimpin kaum muslimin pada masa dahulu yaitu Sultan Hamid II. Sultan Abdul Hamid II adalah salah seorang Khalifah bani Utsmaniyah. Beliau memimpin Khilafah Utsmaniyah mulai tahun 1876 hingga tahun 1909. Pada saat beliau menjadi Khalifah, beliau memerintah dengan penuh ketegasan dan kelembutan. Sebagai seorang pemimpin, beliau dikenal dekat dengan ulama dan meminta nasihat dari mereka. Beliau berusaha mempertahankan kedaulatan wilayah Khilafah dan berusaha menyatukan untuk Islam. Beliau adalah sosok yang dengan tegas menolak permintaan Theodore Hertzl tokoh pendiri Negara Zionis Israel ketika meminta tanah Palestina. Dengan tegas beliau mengatakan,
“… Aku tidak bisa menjual meskipun sejengkal dari wilayah ini, Sebab tanah-tanah itu bukan milikku melainkan milik rakyatku. Rakyatku telah mendapatkan negeri ni dengan pertumpahan darah, dan kemudian menyiraminya juga dengan darahnya. Aku pun akan menyiraminya. “
Ini adalah penolakan tegas Sultan Hamid II kepada Theodore. Beliau tidak rela sejengkal pun tanah dari kaum muslimin jatuh ke tangan kaum Kafir Yahudi.
Namun, kita bisa melihat saat ini kedaulatan Palestina telah dilanggar oleh Yahudi. Perundingan demi perundingan terus dijalankan namun tidak bisa menyelesaikan persoalan Palestina. Bantuan kemanusiaan telah diberikan. Bahkan solusi PBB untuk mendirikan dua negara yaitu Israel dan Palestina telah digulirkan tapi bumi Palestina masih tetap berdarah-darah.
Israel bahkan terus-menerus berupaya merebut tanah-tanah kaum muslimin. Mereka berusaha untuk memperlebar kawasannya. Rakyat Palestina pun berusaha keras dan berjuang sendiri untuk bisa mempertahankan tanah kaum muslimin. Tidak ada pemimpin kaum muslimin yang mengirimkan tentara untuk membantu dan membela bumi Palestina. Semua hanya mampu mengecam.
Saat ini Palestina dan umat Islam secara keseluruhan, membutuhkan pemimpin layaknya Khalifah Sultan Abdul Hamid II. Sosok pemimpin yang tegas dan berani serta berusaha mati-matian melindungi kedaulatan negeri-negeri muslim. Bukan pemimpin yang justru menggadaikannya tanah kaum muslimin di meja perundingan. Semoga pemimpin umat tersebut segera hadir. Seorang pemimpin yang menerapkan syariat Allah Swt. secara kaffah dalam sistem pemerintahan Islam (Khilafah Islamiah) sehingga darah, kehormatan dan kedaulatan kaum muslimin di Palestina dan seluruh kaum muslimin dapat terjaga. Aamiin. [My]
0 Comments: