Headlines
Loading...
Jika Bukan Umat Islam, Siapa yang Membebaskan Palestina?

Jika Bukan Umat Islam, Siapa yang Membebaskan Palestina?

Oleh. Rina Herlina

SSCQMedia.Com-Yitzhak Goldknopf, Menteri Konstruksi dan Perumahan Israel, memberi imbauan kepada satu juta orang Yahudi, agar menetap di Tepi Barat yang diduduki. Hal ini, sebagai upaya untuk melenyapkan bangsa Palestina. Seruan tersebut disampaikan, selama dirinya menjalani tur di Tepi Barat Utara. Dia, bahkan mendesak Benjamin Netanyahu, untuk secepatnya membawa satu juta orang Yahudi ke Yudea dan Samaria (nama Yahudi untuk Tepi Barat). (internasional.sindonews.com, 14-01-2025).

Betapa Israel sangat berambisi untuk menduduki Palestina. Mereka tidak malu lagi menunjukkan keinginannya untuk segera menguasai negeri Palestina. Inilah kenapa mereka, dengan tidak merasa bersalah, terus membombardir negeri para anbiya tersebut. Meski, sudah ribuan nyawa warga sipil Palestina berjatuhan dan menjadi korban keganasannya. Sampai saat ini, Israel belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri konflik.

Padahal, konflik tersebut merupakan salah satu konflik yang terpanjang dan paling kompleks di dunia. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi Israel, sehingga dianggap berambisi menduduki Palestina.

Pertama, alasan politis dan strategis. Ya, Palestina memang terletak di wilayah yang strategis, yaitu di antara Asia dan Afrika. Sehingga, hal ini membuat posisi Palestina penting bagi keamanan dan ekonomi Israel. Apalagi, sumber daya alam Palestina pun banyak, seperti minyak, gas, dan air yang potensial. Israel juga mempunyai keinginan untuk mengamankan perbatasannya dengan negara-negara Arab.

Kedua, yaitu alasan historis dan agamis. Israel mengklaim Palestina sebagai tanah air Yahudi berdasarkan kitab suci Torah. Sementara itu, menurut sejarah Zionisme, gerakan Zionis, yang didirikan pada akhir abad ke-19, memang bertujuan menciptakan negara Yahudi di Palestina. Maka, wajar adanya, jika Israel berusaha mati-matian menancapkan taringnya di sana (Palestina). Apalagi, ditambah dengan adanya pengalaman traumatis Holokaus, sehingga membuat Israel ingin memiliki negara sendiri guna melindungi warganya.

Hingga saat ini, sudah banyak tindakan brutal yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina  dalam upayanya menduduki negeri tersebut. Beberapa di antaranya seperti, pendudukan militer yaitu sejak 1967. Israel saat ini juga berhasil menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. Meski demikian, sejauh ini tetap tidak mudah bagi Israel untuk menguasai tanah Palestina. Ini karena rakyat Palestina juga berjuang mati-matian  mempertahankannya. Mereka pantang menyerah dan sangat yakin jika Allah akan segera memberikan pertolongan.

Israel memiliki keinginan besar untuk bisa membangun pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Inilah sebab, mengapa Israel sangat membatasi kebebasan ekonomi dan gerak Palestina. Hal ini disinyalir bisa memudahkan Israel untuk menyerang penduduk Palestina, sehingga upaya pendudukan akan jauh lebih mudah.

Sejak dahulu hingga sekarang, Israel terus melakukan serangkaian serangan militer terhadap Palestina. Seperti Operasi Cast Lead (2008) dan Operasi Protective Edge (2014). Serangan-serangan tersebut tentu saja sudah banyak menewaskan warga sipil Palestina yang sama sekali tidak tahu apa-apa. Apalagi, banyak dari korban yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan yang terus dilakukan Israel, tentunya berdampak sangat buruk terhadap penduduk Palestina. Sejak dulu sampai sekarang, ada jutaan orang di sana harus hidup terlunta-lunta sebagai pengungsi. Ekonominya pun sangat terbatas, karena Israel sengaja melakukan pembatasan perdagangan dan akses ke sumber daya. Setiap saat, ribuan nyawa warga Palestina tewas atau terluka, dalam arogansi Israel yang membabi buta. Padahal, konflik yang terjadi terus-menerus ini, sejatinya menyebabkan trauma psikologis pada warga Palestina terutama anak-anak.

Sudah banyak upaya perdamaian yang coba dilakukan, diantaranya ada perjanjian Oslo (1993), bertujuan menciptakan otoritas nasional Palestina dan mengatur hubungan Israel-Palestina, perjanjian Camp David pada tahun 2000, bertujuan mencapai kesepakatan damai, namun pada akhirnya tetap gagal. Inisiatif Perdamaian Arab pada 2002 juga menawarkan pengakuan Israel sebagai negara Yahudi, serta resolusi PBB 2334 (2016) yang menyerukan penghentian pembangunan pemukiman Israel di tanah Palestina. Semua perjanjian tersebut tidak ada yang menghasilkan kesepakatan damai diantara kedua belah pihak, sehingga perang terus terjadi sampai saat ini.

Pada akhirnya, semua perjanjian perdamaian tidak ada yang mampu menyelesaikan dan menjadi solusi terhadap konflik yang terus terjadi. Sebab, solusi hakiki pembebasan Palestina hanya bersatunya umat Islam di bawah panji Arroyah dan dalam naungan daulah Islamiah. Saat umat Islam di seluruh dunia bersatu, maka akan sangat mudah menyingkirkan eksistensi Israel di tanah Palestina.

Maka dari itu, wahai umat Islam, sudah saatnya kita bangkit dan bersatu melawan kafir penjajah yang sekian lama membelenggu negeri-negeri kaum muslim. Sudah saatnya, bangun dari tidur panjang yang melenakan selama ini. Jika bukan kita (umat Islam) yang membebaskan Palestina, siapa lagi? [US]

Baca juga:

0 Comments: