Oleh. Rina Herlina
SSCQMedia.Com-Viral kasus perdagangan bayi via TikTok di Pekanbaru. Salah satu tersangka kasus perdagangan bayi yaitu TH (31), ternyata pernah menjual dua anak kandungnya sendiri. Alasannya karena tidak memiliki uang untuk biaya bersalin (detikSumut, 21-1-2025).
Saat pertama kali mengetahui berita ini, langsung terlintas dalam pikiran, "kok bisa seorang ibu tega menjual anak kandungnya sendiri." Meskipun kasus seperti ini sudah banyak terjadi, namun tetap saja tidak habis pikir. Seorang ibu yang fitrahnya menyayangi dan melindungi buah hati justru hanya karena alasan materi tega menjual buah hati. Sungguh, dunia kita memang sedang tidak baik-baik saja.
Banyak sekali kasus yang menimpa anak-anak, pelakunya justru ibunya sendiri. Dari mulai kekerasan, menjual anak, bahkan sampai melakukan pembunuhan terhadap buah hati. Ini benar-benar ada dan banyak, bukan hanya cerita apalagi dongeng belaka. Seolah kaum ibu hari ini sudah tak memiliki lagi fitrah keibuannya. Entah apa yang ada dalam pikirannya, hingga tega menyakiti anak bahkan sampai menjual buah hati yang dilahirkannya tersebut.
Dari sekian banyak kasus seorang ibu yang tega menyakiti anaknya, alasan utama terjadinya hal tersebut adalah faktor ekonomi dan lemahnya akidah. Ya, saat ini kondisi perekonomian negeri ini sedang sangat sulit. Nyaris semua lini kehidupan saat ini sedang menghadapi situasi yang tidak baik. Apalagi pemerintah menerapkan sistem ekonomi berbasis ribawi. Dan ini sungguh sangat menyulitkan masyarakat. Sistem ekonomi ribawi ini sudah banyak menjerumuskan masyarakat ke lubang kehancuran. Bahkan tak tanggung-tanggung, efeknya bisa sampai membuat depresi kaum hawa.
Jika sudah depresi, tidak jarang, ujung-ujungnya bunuh diri. Sudah banyak data yang menunjukkan para kaum perempuan memilih mengakhiri hidup mereka akibat terlilit utang yang berbasis riba. Mereka akhirnya memilih menyerah karena tidak sanggup hidup dalam tekanan para penagih utang. Yang lebih miris, mereka nekat berutang bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, akan tetapi hanya untuk memenuhi gaya hidup.
Luar biasa memang hidup di dalam sistem hari ini. Sistem yang berlandaskan materi dan manfaat. Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan. Maka dalam menjalankan kehidupannya, para penganut sistem kufur ini menihilkan peran Allah sebagai Sang Pencipta.
Lebih lanjut, faktor kedua penyebab maraknya para kaum ibu menjadi pelaku penjualan bayi adalah lemahnya akidah. Ya, ini memang terjadi hari ini. Penyebabnya sudah jelas dan pasti yaitu karena sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Hal tersebut membuat masyarakat tidak menjadikan hukum syarak sebagai tolok ukur dalam menjalani kehidupan. Ini karena dalam sistem kapitalisme, kedaulatan ada di tangan manusia, sehingga wajar adanya jika kehidupan kita hari ini sangat jauh dari kata baik-baik saja. Karena seharusnya, kedaulatan itu milik syarak, Allah SWT.
Upaya pemerintah dalam menyelesaikan berbagai problem termasuk penjualan bayi yang dilakukan oleh kaum ibu cenderung seperti tambal sulam atau parsial. Bahkan jeratan hukum pun belum mampu mengatasi banyaknya persoalan. Ini karena hukuman yang ada hari ini, tidak memberikan efek jera. Sehingga seberat apa pun hukuman yang diberikan, tidak berefek jera untuk setiap tindak kejahatan atau kriminal yang terjadi. Malah seringnya, hukum di negeri ini tajam ke bawah, tumpul ke atas.
Solusi hakiki untuk mengatasi berbagai macam problem kehidupan, sejatinya adalah dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh di dalam kehidupan. Ini karena aturan dan hukum dalam Islam bersumber dari Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hukum dan aturan Islam jika diterapkan bisa memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan. Sehingga kejahatan apa pun termasuk penjualan bayi oleh ibu kandung, bisa diminimalkan. Apalagi, hukum dan aturan dalam Islam selalu relevan dalam setiap keadaan, tidak akan berubah meski kondisi zaman selalu berubah. Wallahualam. [ry].
Payakumbuh, 21 Januari 2025
0 Comments: