Headlines
Loading...
Menjaga Martabat Muslimah Sesuai Kepribadian  Syariat

Menjaga Martabat Muslimah Sesuai Kepribadian Syariat

Oleh. Eka Suryati 


SSCQMedia.Com-Dunia memang sedang edan-edannya. Apa-apa yang aneh walaupun melanggar norma langsung saja viral. Begitulah yang terjadi di Negeri Konoha, istilah yang dilabelkan pada negeri kita tercinta ini. Enggak aneh enggak viral, begitu kira-kira menyikapi kejadian-kejadian viral akhir-akhir ini.


Gaya busana berhijab yang dipakai beberapa selebgram menuai kritik dari MUI karena dianggap melanggar syariat Islam. Gaya berbusana tersebut ternyata menampilkan lekuk tubuh pemakainya, saking ketatnya.  Gaya busana yang dipakai tersebut telah memicu perdebatan tentang batas berpakaian dalam Islam.


Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Sekretaris Komisi Fatwa MUI, yaitu K.H. Miftahul Huda, mengungkapkan bahwa pakaian yang ketat dan membentuk lekuk tubuh tersebut tidaklah sesuai dengan ajaran Islam, walaupun menutup seluruh tubuh, tapi tetap menonjolkan sisi-sisi yang merupakan aurat bagi wanita dalam Islam. Penekanan dari beliau agar kaum wanita dalam hal ini seorang muslimah, tidak sekadar menutup aurat, namun juga harus berpakaian yang tidak ketat dan membentuk tubuh dan menonjolkan sisi-sisi yang membuat pikiran para pria, terutama yang memiliki penyakit di hatinya menjadi tidak baik atau berpikiran negatif dan melecehkan harga diri perempuan itu sendiri (Republika.co.id, 8/8/2023).


Selain itu, konten-konten tidak senonoh itu tentu saja telah merendahkan kedudukan dari perempuan di mata Islam. Pakaian hijab yang ketat, goyang yang erotis, nyanyian dengan syair-syair yang menjurus pada kata-kata tabu (porno) benar-benar sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam yang suci. Dan harus diingat hijab bagi muslimah bukan hanya sekadar pakaian untuk aksesoris atau fashion. Lebih dari itu hijab adalah simbol dari ketaatan dan identitas perempuan Islam, yang harus dijaga, tidak boleh untuk dilecehkan.


Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 59 yang artinya,
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali dan tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Pada ayat ini hendak menegaskan pentingnya seorang muslimah menutup aurat. Bukan hanya sekadar menutup aurat namun menutupnya secara sempurna. Jilbab bukan hanya sekadar pakaian, melainkan simbol ketaatan dan perlindungan diri dari gangguan serta fitnah. Berpakaian sesuai syariat Islam memiliki beberapa kriteria yang perlu dipahami dan diterapkan dengan baik.


Pertama, pakaian muslimah harus longgar dan tidak ketat, sehingga tidak membentuk lekuk tubuh. Busana yang longgar memberikan rasa nyaman dan menjaga kehormatan seorang muslimah.

Kedua, pakaian bahannya harus tebal dan tidak transparan. Hal ini untuk memastikan aurat benar-benar tertutup tanpa memperlihatkan warna atau bentuk kulit. Ketiga, pakaian hendaknya menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan, sesuai dengan pendapat jumhur ulama.


Namun, dalam praktiknya, banyak muslimah yang belum sepenuhnya memahami atau menerapkan konsep berpakaian sesuai syariat ini. Fenomena busana ketat atau hijab yang hanya menjadi pelengkap fashion tanpa memerhatikan syarat syar’i masih sering dijumpai. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman agama, pengaruh tren mode, serta tekanan sosial yang mengedepankan gaya daripada apa yang diwajibkan syariat.


Untuk mengatasi masalah ini, langkah edukasi menjadi solusi utama. Dakwah yang santun dan penuh hikmah perlu digalakkan, baik melalui ceramah, kajian, maupun media sosial. Penekanan pada makna hijab sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt. perlu dikedepankan, sehingga muslimah memahami nilai spiritual di balik hijab.


Selain itu, peran keluarga sangat penting dalam membentuk kebiasaan berpakaian yang sesuai syariat sejak dini. Orang tua dapat memberikan contoh dan membimbing anak perempuan mereka untuk memilih pakaian yang sesuai dengan ajaran Islam. Komunitas muslimah juga dapat berperan aktif dengan menyelenggarakan kegiatan seperti seminar, pelatihan fashion syar’i, atau kajian bertema hijab.


Dengan pemahaman yang benar dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak muslimah yang mampu menjalankan perintah Allah dalam berpakaian secara syar’i. Hijab bukan hanya tentang menutup aurat, tetapi juga mencerminkan keimanan dan kepribadian seorang nuslimah. Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan untuk menjalankan ajaran Islam dengan istikamah. 


Lalu pentingnya rasa malu pada seorang muslimah agar tidak bertingkah laku sebagaimana wanita-wanita jahiliyah, yang berlenggak-lenggok, berjoget-joget tanpa malu, apalagi menyanyikan lagu-lagu yang bermakna tidak baik. Mari, jaga akidah kita dengan tetap memiliki rasa malu, sehingga tidak ikut-ikutan latah tren viral yang tidak mendidik. [ry].

Kotabumi, 17 Januari 2025

Baca juga:

0 Comments: