Headlines
Loading...


Oleh. Rizky Hidayati
(Mahasiswi pascasarjana dan aktivis dakwah)


SSCQMedia.Com-Genosida masih saja tetap terjadi, meski puluhan ribu nyawa telah syahid. Tampaknya tak akan pernah berakhir, sampai warga Gaza benar-benar menyerah kepada Zionis.

Kondisi masyarakat Gaza kian parah dengan Cuaca dingin ekstrem di awal tahun 2025 telah memengaruhi kondisi hidup masyarakat Palestina, terutama di Jalur Gaza.

Kondisi ini diperburuk oleh konflik yang berkepanjangan dan keterbatasan sumber daya. Masyarakat Palestina menghadapi kesulitan dalam memperoleh bantuan dan perlindungan yang memadai.

Dengan terbatasnya bahan bakar, listrik, dan pemanas karena pembatasan dari Israel, banyak penduduk terpaksa menebang pohon untuk kayu bakar. Selama Januari, suhu di Gaza bisa turun hingga 9 derajat Celcius (45 derajat Fahrenheit).

Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan kurangnya infrastruktur membuat masyarakat Palestina rentan terhadap bencana alam. Sedangkan bantuan pun tak kunjung mereka terima (dtpeduli.org, 23/10/2024).

Sungguh fakta yang amat menyayat hati bagi siapapun yang masih mengaku manusia. Penderitaan ini tak kunjung usai, bahkan bila kita mau menoleh ke belakang, penderitaan muslim Gaza sudah berlangsung kurang lebih 75 tahun lamanya.

Hal ini terjadi karena dinamika hubungan internasional dan keterlibatan negara-negara lain yang hanya memiliki kepentingan geopolitik dan ideologi masing-masing untuk memperebutkan tanah para nabi ini.

Mendarah dagingnya ideologi Kapitalisme di tengah-tengah umat membuat masalah ini tak kunjung usai dan bahkan menjadi masalah yang berkepanjangan.

PBB sebagai lembaga internasional untuk mendamaikan negara-negara yang sedang berkonflik pun tidak bisa diharapkan oleh umat hari ini. Paham Nasionalisme sebagai turunan dari ideologi Kapitalis, turut mencabik-cabik tubuh kaum muslimin menjadi puluhan bahkan ratusan bagian.

Padahal, dalam pandangan Islam,  haram hukumnya kaum muslimin terbagi menjadi lebih dari satu negara. Sebaliknya, seluruh kaum muslimin di dunia wajib berada dalam satu kepemimpinan Islam, yakni khilafah.

Khilafah merupakan sebuah sistem pemerintahan Islam, yang dengan tegaknya akan diberlakukan syariat Islam secara totalitas (kafah). Dan tentu, Islam rahmatan lil'alamiin akan dirasakan di tengah-tengah ummat.

Hal ini sudah ada dalam bisyaroh (berita gembira) yang disampaikan oleh Rasulullah, sebagaimana sabdanya:
"...selanjutnya  akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.”  ( HR Ahmad dan Al-Bazar ).

Rasul melalui sabdanya sudah memberikan kabar akan tegaknya kembali Khilafah setelah keruntuhannya. Sungguh, nabi adalah manusia terbaik yang tak pernah diragukan lagi apa yang disampaikan oleh beliau. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran bahwa kita semua membutuhkan sistem Islam, yakni Khilafah.

Apabila Khilafah berdiri tegak, maka warga Gaza tidak hanya mendapatkan bantuan bahan pangan dan sandang, tetapi lebih dari pada itu. Mereka juga akan mendapatkan kemenangan sebagai sebuah wilayah yang merdeka dari kezaliman.

Oleh karena itu, sekarang umat harus disadarkan akan pentingnya tegaknya Khilafah. Agar palestina mendapatkan kemenangan yang mereka tunggu-tunggu selama ini. Kemenangan hakiki atas berdirinya Daulah Islam yang akan membawa pada keberkahan. Wallahu alam. [ry]

Baca juga:

0 Comments: