Solusi Tuntas Israel-Palestina, Hanya Jihad dan Khilafah
Oleh. Mia Izzah
SSCQMedia.Com-Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 46.006 orang, dengan jumlah korban luka-luka 109.378 orang. Demikian diumumkan otoritas kesehatan Gaza. "Dalam 24 jam terakhir, tentara Israel menewaskan sekitar 70 warga Palestina dan melukai sekitar 104 orang lainnya, para korban termasuk perempuan dan anak-anak," kata kementrian setempat dalam pernyataan pers yang dikirim Xinhua, Kamis 9/1/2025. Selain itu, masih ada sejumlah korban yang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tentara Israel menghalangi tim pertahanan sipil untuk menjangkau mereka (AntaraNews.com, 10/1/2025).
Rumah sakit kewalahan menangani korban yang terus berdatangan. Banyak pasien dibiarkan terbaring di lantai karena tidak ada ruang dan pasokan medis yang memadai semisal di rumah sakit Al-Aqsa. Beberapa pasien meninggal karena kehabisan darah, bahkan sebelum mendapatkan perawatan. (m.kumparan.com, 5/1/2025).
Sungguh, sampai detik hari ini, suasana di Palestina tetap membara, hidup rakyat palestina makin menderita, luka mereka masih basah dan kematian mereka di depan mata. Namun seolah dunia menutup mata dan telinga, hingga dunia bisu dan tuli atas penderitaan rakyat Palestina akibat kebiadaban zionis Israel yang kian membabi buta. Bahkan segala upaya penyelesaian dunia mulai dari mediasi, diplomasi dan resolusi sama sekali bukan solusi hakiki, pasalnya solusi yang ditempuh hanya basa-basi dan tiada arti. Apalagi diprakarsai oleh negara-negara barat semisal Amerika serikat yang notabene menjadi penyokong dana dan persenjataan militer Israel untuk menjajah dan menghancurkan bumi Palestina.
Solusi dua negara (two state solution) yang ditawarkan oleh Barat, justru menjadi legitimasi negara Zionis-Israel untuk merampas tanah Palestina.
Lebih miris lagi, justru negara-negara muslim tidak pernah menampakkan empati, keberadaannya ada tapi tiada arti. Yang mereka lakukan hanya sebatas doa dan donasi. Sebatas kecaman tiada arti, sehingga negara Zionis Israel tetap jemawa di bumi Palestina.
Di samping itu, para pemimpin Arab "terjebak" pada perjanjian damai Abraham Accord. Mulai dari Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA), satu per satu menormalisasi hubungan dengan entitas Zionis. Mereka memilih bergandengan tangan dengan Zionis. Justru hal ini makin melemahkan soliditas dukungan negara Arab dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka.
Padahal pula selama ini rakyat Palestina berteriak lantang meminta pertolongan "Aynal Muslimun". Seharusnya umat Islam di manapun berada menyambut teriakan mereka dengan segera memberi pertolongan (TQS. Al-Anfal :72).
Solusi Hakiki Islam
Dalam pandangan syariat Islam, perampasan tanah hak milik umat meskipun sejengkal pun tak bisa dibiarkan, termasuk status tanah Palestina adalah milik umat Islam sedunia terutama sejak perjanjian Umariyah di tahun 637 M oleh Kholifah Umar bin Khattab. Maka, merebut kembali tanah Palestina dari penjajahan Zionis Israel merupakan perjuangan yang disyariatkan.
Sebagaimana diketahui, keberadaan entitas Israel di Palestina didukung oleh negara Barat, maka berharap penyelesaian Palestina pada Barat dengan segala solusinya, itu sebuah kemustahilan. Berharap pertolongan pada penguasa negeri muslim untuk mengirimkan bala tentaranya, tampaknya hanya bisa gigit jari, sebab penguasa negeri muslim hari ini tak lain merupakan antek Barat.
Maka, umat Islam harus dibangun kesadarannya, bahwa solusi tuntas penjajahan Palestina adalah jihad dan tegaknya institusi negara Khilafah. Karena hanya Khilafah yang akan memberikan pembelaan dan perlindungan atas Palestina dan semua negeri muslim yang terzalimi. "Sesungguhnya Iman/ Khilafah adalah perisai, orang-orang akan berperang mendukung dirinya dan berlindung dari musuh dengan kekuasaanNya ( HR. Muttafaq 'alaih).
Oleh karena itu keberadaan Khilafah menjadi perkara yang urgen. Khilafah akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia, menjaga dan mempertahankan eksistensi umat Islam dan akan mengemban risalah Islam keseluruhan dunia dengan dakwah dan jihad.
Hanya saja, untuk menyerukan jihad dan mengembalikan penerapan aturan Islam kafah dengan Khilafah, dan tentunya memerlukan aktivitas dakwah. Oleh karenanya, dibutuhkan kelompok dakwah Islam ideologis yang akan melakukan upaya penyadaran terhadap umat. Hal tersebut dilakukan terus-menerus dengan menahamkan solusi hakiki persoalan Palestina. Lalu mengajak umat untuk berjuang bersama mengembalikan kehidupan Islam berdasarkan manhaj dakwah Rasulullah saw.
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru yang Ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar.Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung". (TQS.Al- Imran: 104)
Wallahu'allam bishowab. []
Baca juga:

0 Comments: