Headlines
Loading...

Oleh. Qurrotul Aini
(Mahasiswi, Aktivis Dakwah)

Hingga detik ini, pembantaian terbesar di dunia, yakni di Gaza, belum juga berhenti. Jumlah korban tewas dalam satu serangan Israel pada Kamis, 2 Januari 2025, adalah yang tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Serangan Israel lainnya, setidaknya menewaskan 57 warga Palestina, termasuk enam pejabat di Kementerian Dalam Negeri Gaza yang berkantor pusat di Khan Younis dan kamp pengungsian di Jabalia Gaza utara, kamp Shati, kamp Maghazi dan Gaza City (tempo.co, 3-1-2025).

Militer Israel mengklaim, yang mereka incar adalah anggota Hamas, yang menurut intelijen Israel, beroperasi di daerah pemukiman dan mengendalikan wilayah tengah Khan Younis yang telah dibangun sebagai area kemanusiaan. Saat ditanya soal jumlah korban tewas pada Kamis, 2 Januari 2025, juru bicara militer Israel hanya mengatakan mereka mengikuti hukum internasional dan mengklaim melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi dampak pada warga sipil (tempo.co, 3-1-2025).

Militer Israel menuduh anggota Hamas menggunakan area-area pemukiman penduduk untuk berlindung. Namun, tuduhan ini disangkal oleh Hamas. Dan hal ini tentu bisa dunia baca, bahwa apa pun yang dilakukan Hamas adalah bentuk pertahanan, bukan serangan seperti apa yang Israel maksudkan.

Hari ini, Hamas berjuang sendiri. Sebab, pemimpin negeri-negeri kaum muslimin tetap berdiam diri atas kezaliman yang terjadi. Sesungguhnya, apa yang nampak pada sikap pemimpin negeri-negeri kaum muslimin adalah dampak buruk dari sikap 'ashabiyyah (fanatisme kelompok) dalam wujud nasionalisme. Akibatnya, para penguasa Muslim hanya mementingkan negeri mereka masing-masing. Mereka tidak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina, juga di sejumlah negeri Muslim lainnya.

Padahal Nabi Muhammad saw mengharamkan sikap 'ashabiyyah ini. Sesuai hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi: “Siapa saja yang terbunuh di bawah panji buta—dia marah karena 'ashabiyyah, menolong karena 'ashabiyyah dan menyerukan 'ashabiyyah—maka dia mati jahiliah."

Bukan hanya itu, kebanyakan para penguasa Muslim dan Arab adalah antek Barat, khususnya AS. Mereka cenderung membiarkan, bahkan mendukung kebijakan tuan mereka. Padahal, telah jelas dalam rangka membunuhi kaum Muslim di berbagai negeri Islam, khususnya di Palestina. Sejauh ini, mereka hanya pandai mengecam, mengutuk, bahkan ada yang hanya diam dan bungkam atas tragedi yang terjadi di Palestina.

Sedangkan, dalam pandangan Islam, kaum muslim itu bersaudara. Mereka dipersaudarakan karena kesamaan akidah, tanpa melampaui batas-batas negara. Allah Swt. berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ

Sungguh kaum mukmin itu bersaudara (QS al-Hujurat [49]: 10)

Dalam hadis Rasulullah saw, mengumpamakan hubungan sesama orang beriman laksana satu tubuh. Sabda beliau:
"Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling mencintai dan saling menyantuni di antara mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian dari tubuh itu menderita sakit maka seluruh badan turut merasakan sakitnya dengan tak bisa tidur dan demam" (HR Muslim).

Genosida terhadap Gaza, hanya bisa diselesaikan dengan Islam. Solusi yang diperintahkan Allah Swt, untuk menyelesaikan persoalan ini hanya jihad dan Khilafah. Allah Swt. dengan jelas memerintahkan jihad untuk melawan kaum kafir yang memerangi dan merampas wilayah kaum Muslim. Allah Swt. berfirman:

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ

Dan perangilah mereka oleh kalian di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (QS. Al-Baqarah [2]: 191).

Persoalan di Gaza, akan tuntas sempurna jika kaum Muslim memiliki perisai untuk melindungi diri mereka. Yakni, Khilafah Islamiah. Khilafah inilah yang akan mengerahkan pasukan untuk mengusir kaum Zionis Yahudi dari Palestina. Dengan Khilafah, harta, darah dan jiwa umat tidak akan tumpah sia-sia. Akan ada pembelaan dan pembalasan untuk itu semua. Wallahualam. [US]

Baca juga:

0 Comments: