Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Qanita


SSCQMedia.Com-Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak. Seseorang disebut ibu setelah ia melahirkan, merawat dan membesarkan anak. Peran utama seorang ibu adalah ummun warabbatul bait. Tidak ada nilai yang layak diberikan kepada seorang ibu kecuali surga-Nya.

Menjadi seorang ibu merupakan peran yang sulit dilakukan dalam sistem sekuler-kapitalis saat ini. Bayangkan saja, di tengah sulitnya perekonomian dan sempitnya lapangan pekerjaan, seorang ibu dituntut harus ikut membantu suaminya mencari nafkah. Bahkan, ada yang rela menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) ke luar negeri demi memenuhi kebutuhan yang makin tinggi. Akibatnya peran sebagai ummun warobbatul bait tidak terlaksana sebagaimana mestinya. 

Ada juga kondisi yang menjadi dilema bagi seorang ibu dalam mendidik anak-anak, seperti memiliki suami patriarki yaitu suami yang bersikap otoriter dan kasar, serta merendahkan istri pada segi kecakapan, akal, dan kelayakannya. Kondisi seperti ini menyulitkan seorang ibu untuk mengembangkan kreativitas diri dalam memproses tumbuh kembangnya anak. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya memilih untuk berpisah karena mendapatkan tekanan psikis. Akibatnya, anak-anak menjadi korban salah pengasuhan dan pergaulan. 

Selain itu, negara menerapkan pergaulan berdasarkan atas asas kebebasan, sehingga interaksi yang terjadi antara laki-laki dan perempuan tidak terbatas. Belum lagi media sosial yang senantiasa mempertontonkan pornografi dan pornoaksi. Hal ini makin menambah beringasnya pergaulan bebas.


Islam Memuliakan Ibu

Islam merupakan agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam meliputi segala aspek kehidupan termasuk bagaimana mengatur kehidupan seorang wanita tidak terkecuali ibu.

Seorang ibu merupakan wanita yang mulia berdasarkan hadis Rasulullah saw., "Berbaktilah kepada ibumu (lebih dahulu) karena sungguh ada surga di bawah kedua kakinya." (HR An-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan disahihkan oleh Al-Hakim). 

Namun, kemuliaan ibu telah dirampas oleh sistem sekuler yang di terapkan saat ini. Kemiskinan dan ide gender menjadi pemicu seorang ibu untuk keluar dari peran utamanya. Hal ini disebabkan jauhnya pemahaman seorang ibu terhadap Islam dan abainya negara terhadap kewajibannya. 

Satu-satunya jalan untuk menghilangkan tantangan seorang ibu adalah dengan mengkaji Islam secara sempurna agar mendapatkan pemahaman yang benar akan peran utamanya. Kemudian bergabung dengan suatu jemaah dakwah untuk mendapatkan bimbingan agar istikamah dalam ketaatan. Dan yang paling penting adalah berusaha sungguh-sungguh untuk ikut aktif berdakwah dalam mewujudkan kehidupan Islam. [Hz]


Medan, 9 Januari 2025

Baca juga:

0 Comments: