Cerita Ini Tentang Dakwah Kami di Prambanan
Oleh. Alfiyah Karomah
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com-Rindu rasanya. Setiap momen Rajab, kami senantiasa mengadakan acara besar. Entah dalam bentuk konferensi, kongres, pawai akbar atau muktamar. Dan momen itu akhirnya tiba. Pada tanggal 2 Februari nanti, akan diadakan Masiroh Kubro dengan harapan massa 5000 lebih tumpah di jantungnya Jawa Tengah menyuarakan pembelaan terhadap Palestina.
Tim mendapatkan amanah untuk bisa menghadirkan sekian jumlah peserta. Masyaallah, bisakah? Bisik kami dalam hati. Bismillah, sami'na wa atho'na. Ini bukan saatnya untuk pesimis, tapi optimis bisa! Bagaimana pun caranya, insyaallah bisa. Allah yang akan memudahkan.
Dua Pekan Sebelum Hari H
Dua minggu sebelum hari H. Bismillah, kami langsung bergerak cepat mencari bus. Awalnya berpikir, bus besar atau medium. Ada sedikit keraguan, apakah bisa terpenuhi jika kami menyewa bus besar? Lagi-lagi, tawakal ilallah ... bisa, pasti bisa! Akhirnya kami menggunakan armada bus besar dengan kapasitas 55 orang.
Pekan pertama, kami mulai mengisi list penumpang, masih belasan. Ya Allah, ada keraguan di hati, akankah bisa terpenuhinya kuotanya? Masyaallah. Alhamdulillah, kadang kita boleh jadi meragukan manusia. Tapi, kalau Allah sudah menggerakan hati-hati manusia. Tak perlu khawatir. Karena itu hal yang mudah bagi-Nya.
Dan cerita itu dimulai. Isi list bertambah. Hari demi hari. Hampir setiap hari jantung kami berdegup kencang. Melihat angka gathering dana masiroh, akankah terpenuhi? Jika nanti kurang dana bagaimana, cari di mana?
Singkat cerita, alhamdulillah, tim kami bisa berangkat, satu bis besar, empat mobil pribadi.
Infak dari Si Papa
Satu cerita, datang dari tim kami, yang masyaallah, untuk makan saja beliau pas-pasan, bahkan cerita beliau membuat hati kami miris dan teriris, sedih sekali, tapi beliau mampu gathering dana sejumlah uang Rp200.000. Tentu saja kami amat terkesan, uang sejumlah itu pasti beliau sangat butuh. Tapi, kekuatan keyakinan membuat beliau mampu berinfak sekian. Arrizku biyadillah. Saya menangis, sambil berdoa, "Ya Allah, berikanlah rezeki yang berlimpah untuk beliau".
Para Sepuh yang Penuh Semangat
Cerita tak berhenti di sana. Ada para sesepuh yang secara fisik mereka mungkin tak kuat untuk berjalan. Namun, begitu inginnya mereka mengikuti masiroh ini. Mereka menjalaninya dengan semangat. Bahkan, di antara mereka ada yang dua bulan yang lalu sempat masuk rumah sakit karena skoliosis tulang. Nyeri dari leher hingga pinggang. Ada pula yang usianya sekitar tujuh puluhan. Ada pula yang harus meninggalkan ibunya yang masih dalam kondisi pemulihan pascastroke, tentu saja beliau sudah optimalkan mencari orang untuk menjaga beliau. Masyaallah, para sesepuh ini tetap semangat. Dan ini tentang tawakal.
Patah Tumbuh Hilang Berganti
H-1 keberangkatan, ada yang mengundurkan diri karena sakit. Satu per satu berguguran. Tapi, masyaallah, Allah ganti dengan orang yang lain, yang di hari itu juga mendaftarkan diri. Padahal pendaftaran sudah kami tutup.
Di lain waktu, saya mendapatkan pesan di WhatsApp, "Mbak, ada kabar, mbak Fulanah pendarahan, kemungkinan tidak bisa berangkat. Tapi, beliau masih mengusahakan, beliau periksa ke dokter hari ini, semoga baik-baik saja."
Bisa saja saya menghapus beliau dari daftar, dan menggantikannya dengan yang lain yang baru ingin mendaftar. Tapi tidak, tidak saya hapus. Saya yakin, Allah memudahkan beliau, ini belum akhir, kita belum tahu qada Allah seperti apa. Dan benar, beliau datang bersama anaknya, padahal tadi malam pendarahan banyak. Wow!! It's amazing. Begitu luar biasanya kekuatan pemahaman. Beliau masih ingin berangkat, meski berkutat dengan sakitnya, yang secara uzur sangat diperbolehkan tidak berangkat. Barakallah.
Gen Z yang Bersemangat
Kami punya tim gen Z, masyaallah, tim yang kami sayang-sayang, yang kami jaga agar tidak lembek seperti anggapan di luar sana. Ternyata saat masiroh, mereka tunjukkan kekuatannya. Gen Z tidak seperti anggapan orang. Mereka luar biasa. Meramaikan suasana di bis dengan candaan-candaan mereka. Mereka sangat bersemangat. Tidak manja. Mereka kompak. Pun saat aksi, tidak terlihat duduk-duduk. Masyaallah bahagia sekali saya melihatnya.
Para Ibu Tangguh
Ada pula para emak yang membawa bayi. Mereka berjalan tidak hanya membawa badan, tapi juga bayi mereka. Sebenarnya sudah saya siapkan stroller (kereta dorong). Tapi stroller bukan diisi bayi, tapi malah diisi tas-tas. Masyaallah, jarak yang cukup jauh tidak menyurutkan langkah para ibu untuk tetap melangkah dalam barisan.
Semua Pihak Semangat untuk Berkontribusi
Ada pula anggota tim kami yang tidak bisa berangkat terkait perizinan suami. Ya, tetap rida suami adalah hukum syara' bagi kita. Jangan sampai kita tidak taat kepada mereka, meskipun untuk hadir di forum yang mulia. Dan masyaallah, mereka yang tidak berangkat, masih ingin berkontribusi menyediakan 85 kotak nasi dan snack untuk kami. Meski tidak bisa berangkat aksi, mereka ingin Allah mencatat kontribusi mereka. Sedemian terpautnya hati mereka pada Palestina. Masyaallah. Barakallah.
Tim medis yang gercep (gerak cepat). Bu bidan dan ibu perawat kami. Masyaallah, mereka berinfak obat-obatan. Alhamdulillah tim kami, sehat wal afiat. Meski makan siang kami akhirkan, tidak ada yang sakit maag. Alhamdulillah, Allah Maha Pengatur.
Halaqah kids binaan kami, anak-anak hebat, yang nanti akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan kami. Kontribusinya juga tidak main-main, mereka menyusuri area, mencari sampah-sampah dan memungut sampah-sampah dari peserta aksi. Membawa kantong plastik yang besar dengan hati yang riang. Kami sebut mereka semut Ibrahim.
Ada pula tokoh pengusaha juga yang mengikuti aksi. Kami pun kaget, beliau gathering dana dan fisiknya untuk aksi ini. Tidak main-main nominal kontribusinya. Alhamdulillah, menutup kebutuhan dana kami yang semula defisit. Arrizku biyadillah.
Tokoh dari Partai Nasional Islam juga ikut hadir. Yang saya tidak menyangka, ketika diwawancara beliau begitu berapi-api dan sangat terkesan dengan masiroh ini.
Tim media kami, yang mondar-mandir, dari ujung ke ujung untuk mewawancarai gen Z sampai tokoh-tokoh umat yang ikut rombongan kami. Bahkan, begitu cepat share berita dan info terbaru. Mereka mengirim banyak foto. Masyaallah. Barakallah.
Semua kerepotan ini, anak-anak yang banyak, emak-emak dengan berbagai macam karakter, dapat diatur dan berjalan lancar saat hari H, berkat dua kordinator lapangan dan kepala rombongan kami, adik-adik gen Z yang luar biasa kepemimpinan dan riayahnya. Mengurusi makan, minum, MCK, tegas dalam memutuskan, bahkan rela makan paling akhir demi yang lainnya terpenuhi hajatnya. Meski kami tahu, nano-nano rasanya menerima amanah kepemimpinan itu. Barakallah fiikum, Sayang.
Dan terakhir, tim yang tidak bisa tidur berhari-hari karena memikirkan, mengatur, memotivasi tim di bawahnya untuk berjalannya acara di hari H. Emaknya Prambanan yang lagi hamil, Klaten Selatan yang punya tiga bocil yang repotnya luar biasa. Lalu Jatinom yang saya tahu, beban banget ya di posisi panjenengan. Masyaallah, panjenengan luar biasa. Memenuhi panggilan rapat berkali-kali rapat untuk fiksasi. Saya tahu pasti panjenengan lelah pikiran, apalagi fisik. Barakallah fiikum.
Penutup
Cerita ini tentang keridaan. Alhamdulillah, ketika daftar penumpang muncul, jelas sudah siapa naik apa, mobil atau bus, siapa duduk dengan siapa, siapa duduk di depan atau di belakang. Masyaallah mereka menerima dengan kerelaan. Rida dan sami'na wa atho'na dengan keputusan.
Terakhir, uhibukum fillah. Semoga kita semua menjadi teman sejati di dunia dan di jannah-Nya. Takbir! [ry].
Semarang, 2 Februari 2025
#AynalMuslimun
#WeNeedKhilafah
#SaveP4lest1ne
#Nisa4Khilafah
0 Comments: