Headlines
Loading...
Ibu Kota Langganan Banjir, di Mana Peran Negara?

Ibu Kota Langganan Banjir, di Mana Peran Negara?

Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)


SSCQMedia.Com-Banjir kembali melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Status Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat pun pada 28 Januari 2025 dalam kondisi siaga III. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah /BPBD DKI Jakarta, saat ini genangan dan banjir melanda 52 RT dan 22 ruas jalan. Ketinggian air cukup bervariasi dari 15 sentimeter hingga 100 sentimeter atau satu meter (wartakota.tribunnews.com 29/1/2025).

Penyebab utama Jakarta selalu dilanda banjir adalah kombinasi dari beberapa faktor. Beberapa diantaranya adalah karena curah hujan ekstrem, perubahan tutupan lahan, penurunan permukaan tanah, minimnya ruang terbuka hijau, juga pembangunan gedung dan hutan beton.

Curah hujan yang tinggi dan intensitas hujan yang sering terjadi menyebabkan sistem drainase kota tidak mampu menampung air hujan, sehingga pada akhirnya menyebabkan banjir. Perubahan tutupan lahan dari area hijau menjadi area pemukiman dan industri juga menjadi faktor penyebab menurunnya kemampuan tanah menyerap air hujan.

Tak hanya cukup sampai di situ, penurunan permukaan tanah Jakarta yang mencapai 12 cm/tahun, dan bahkan 25 cm/tahun di daerah pesisir Jakarta Utara, membuat kemampuan tanah untuk menyerap air hujan menjadi menurun. Belum lagi minimnya ruang terbuka hijau, yang hanya sekitar 9,8% dari total luas kota, juga menjadi penyebab turunnya kemampuan tanah dalam menyerap air hujan. Apalagi ditambah dengan maraknya berbagai macam pembangunan gedung dan hutan beton yang tidak terkendali juga memicu penurunan kemampuan tanah untuk menyerap air hujan. Hal tersebut akhirnya mampu meningkatkan risiko banjir.

Sejauh ini sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah kota Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir. Namun berbagai upaya tersebut masih gagal bahkan tidak menampakkan hasil. Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena upaya dari pihak-pihak terkait dalam mengatasi persoalan banjir tidak serius dan komprehensif.

Alasan lainnya mungkin bisa jadi karena keterbatasan infrastruktur pengairan yang masih belum memadai untuk menampung volume air yang besar selama musim  hujan. Tidak terkendalinya pertumbuhan kota sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi, juga bisa meningkatkan tekanan pada infrastruktur pengairan.

Selain itu, pengelolaan sampah yang kurang baik bisa menjadi faktor penyebab. Dan ini banyak terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta. Padahal sampah bisa menyebabkan terhalangnya saluran air sehingga meningkatkan risiko banjir.

Begitu pula dengan kerusakan lingkungan, seperti penggundulan hutan dan perubahan tutupan lahan. Semua itu bisa menyebabkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan mengalami penurunan.

Oleh karenanya, untuk mengatasi banjir di berbagai wilayah, khususnya Jakarta, memang diperlukan upaya yang lebih komprehensif dan berkelanjutan, serta kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Terutama sekali sebenarnya adalah pentingnya peran negara dalam mengatasi berbagai persoalan termasuk masalah banjir.

 Negara harus menunjukkan keseriusannya dalam menghadirkan solusi untuk setiap permasalahan yang timbul di tengah masyarakat. Ini karena negara sejauh ini tidak pernah serius dalam mengurusi problem yang dihadapi rakyat. Solusi yang dihadirkan kerap tambal sulam (tidak menyeluruh). Negara tidak memprioritaskan kepentingan rakyat, justru terlalu sibuk mengurusi kepentingan para oligarki. Rakyat sejatinya sudah jengah dan lelah dengan sikap pemerintah yang tidak pernah berpihak membela kepentingannya. 

Namun, sebagai orang-orang yang tidak pernah diperhitungkan suaranya, maka rakyat memang tidak mampu berbuat apa-apa selain pasrah dengan keadaan. Sebab, jika rakyat mencoba lantang bersuara membela hak-haknya, bisa dipastikan nasibnya akan semakin dipersulit. 

Di negeri ini tidak ada keadilan bagi rakyat kecil. Karena keadilan hanya bisa didapat jika kita memiliki sejumlah uang. Ini karena hukum di negeri ini bisa dibeli dan selalu tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.


Dalam Islam, Kepentingan Rakyat adalah Prioritas

Berbeda dengan penguasa dalam Islam yang senantiasa memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya. Maka, penguasa akan mengurusi setiap persoalan termasuk banjir sampai ke akar-akarnya. Penguasa akan mencarikan solusi terbaik guna menanggulangi masalah banjir.

Penguasa akan memulainya dengan pengelolaan lingkungan. Jadi, negara akan memiliki program pengelolaan lingkungan yang baik, seperti penanaman pohon dan pengelolaan sampah. Negara akan membangun infrastruktur yang baik untuk mengatasi banjir, seperti sistem drainase dan tanggul. Tidak lupa negara juga menghadirkan  program pendidikan dan kesadaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan dan infrastruktur yang baik.

Cara teknis yang dilakukan negara adalah dengan membangun sistem drainase, tanggul dan bendungan, juga penggunaan teknologi yang baik untuk mengatasi banjir, seperti sistem pemantauan banjir dan penggunaan drone untuk pemantauan. Wallahualam.

Payakumbuh, 29 Januari 2025

Baca juga:

0 Comments: