Headlines
Loading...
Kebijakan Baru LPG 3 Kg Tuai Sorotan

Kebijakan Baru LPG 3 Kg Tuai Sorotan

Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com-Kebijakan yang ditetapkan pemerintah terkait LPG 3 kg (gas melon) kembali menuai polemik. Rakyat dibuat mengantri panjang demi bisa membeli 1 buah LPG 3 kg tersebut. Menurut pihak terkait,  tersebut bukannya menghilang dari peredaran, hanya saja ada aturan baru yang ditetapkan pemerintah terkait pembelian LPG 3 kg. Bahlil Lahadalia, selaku menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memastikan bahwa tidak ada kelangkaan LPG 3 kg di masyarakat. (viva.co.id 3-2-2025).

Sebagian masyarakat menganggap jika kebijakan baru ini disertai pembatasan kuota LPG 3 kg. Namun, pihak pemerintah buru-buru menepis dugaan tersebut dengan menyebut bahwa jumlah impor dan subsidi LPG tetap sama seperti sebelumnya.

Kebijakan baru tersebut tentu saja membuat rakyat susah. Meski dalam pernyataannya, pihak pemerintah menjamin ketersediaan LPG 3 kg. Namun, Bahlil sendiri juga mengakui bahwa perubahan sistem distribusi ini menyebabkan sebagian masyarakat harus menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkan barang tersebut.


Kebijakan yang Menguntungkan Oligarki wa

Beginilah kondisi para pemangku jabatan di negeri ini. Mayoritas mereka selalu mengeluarkan kebijakan yang justru makin membuat rakyat menderita. Selama ini, rasanya belum pernah ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah diperuntukkan untuk kepentingan rakyat. Selalu kebijakan tersebut diperuntukkan untuk para pemilik modal. Ya, para oligarkilah yang menjadi prioritas pemerintah, bukan rakyat.

Sudah cukup rakyat dibuat susah oleh mereka-mereka para pemangku kebijakan. Penderitaan rakyat hingga saat ini justru makin banyak. Mirisnya, pemerintah seolah membiarkan rakyatnya menderita menanggung segala beban dalam hidupnya. Pemerintah sudah sangat zalim. Bukannya memberikan solusi komprehensif terhadap permasalahan yang dihadapi rakyat, justru malah menambah beban pikiran dan mentalnya.

Kondisi tersebut menjadi salah satu pemicu adanya sebagian masyarakat yang memilih jalan bunuh diri akibat tidak sanggup menanggung beban kehidupan yang terus mengimpit. Banyaknya tekanan   dan sulitnya ekonomi yang dihadapi masyarakat, banyak dari mereka akhirnya memilih mengakhiri hidup.

Seperti kita ketahui bersama, beban hidup rakyat yang hidup dalam sistem kufur hari ini memang sangat kompleks. Ini tidak terlepas dari diterapkannya sistem kufur kapitalisme oleh negara dan sebagian besar masyarakat. Akidah dari sistem tersebut adalah pemisahan agama (Islam) dari kehidupan. Agama tidak dibiarkan mengatur segala urusan, maka otomatis peran Sang Pencipta pun dinihilkan.


Hanya Allah yang Berhak Mengatur Kehidupan

Padahal seharusnya, hanya Allah (Sang Penciptalah) yang dijadikan sebagai pembuat aturan. Karena sejatinya sesuatu yang berasal dari Allah Swt. akan membawa kebaikan dan cenderung memuaskan akal.

Para penguasa yang menerapkan sistem Islam secara menyeluruh di dalam kehidupan, akan menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas. Termasuk dalam mencukupi kebutuhan pokok rakyat, di antaranya dalam memenuhi kebutuhan rakyat terhadap LPG.

Di dalam sistem Islam, kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dikelola oleh negara. Karena hasil dari pengelolaan SDA tersebut diperuntukkan untuk kepentingan rakyat. Negara hanya sebagai pengelola, dan tidak boleh diberikan kepada swasta apalagi asing.

 شُرَكَاءُ في ثلَاَثٍ فِي الْكَلَإِ وَالْماَءِ وَالنَّار

Artinya: "Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api." (HR Abu Dawud dan Muslim)

Hadis tersebut mengaskan bahwa umat Islam berserikat dalam ketiga perkara tersebut dan terkait pengelolaan diserahkan kepada negara untuk kemudian hasilnya di peruntukkan untuk segala kepentingan masyarakat.

Nah, termasuk dalam hal ini yang sedang kita bahas adalah terkait tabung gas 3 kg yang mengalami kelangkaan, sehingga membuat masyarakat mengantre demi mendapatkan tabung gas elpiji tersebut. Keadaan seperti ini seharusnya tidak terjadi dan segera bisa ditanggulangi. Negara seharusnya tidak bersikap gegabah dalam memutuskan sebuah kebijakan. Negara harus memperhatikan dan memastikan segala kebutuhan dasar rakyat termasuk kebutuhan terhadap tabung gas bisa terpenuhi dengan maksimal. Wallahualam. [Hz]

Payakumbuh, 4 Februari 2025

Baca juga:

0 Comments: