Oleh. Imas Sunengsih, S.E., M.E.
(Kontributor SSCQMedia.Com dan Aktivis Muslimah Intelektual)
SSCQMedia.Com-Gas melon 3 kg kini sulit didapatkan oleh rakyat di pengecer, hal ini karena adanya kebijakan baru terkait peredaran gas melon ini, pemerintah berdalih agar subsidi tepat sasaran dan distribusi elpiji 3 kg dapat terkontrol. Namun, benarkah kebijakan ini sudah tepat?, karena fakta di lapangan justru makin menambah beban rakyat.
Pro kontra menimbulkan polemik, kebijakan ini pun telah resmi diberlakukan. Sebagaimana yang dilansir dari laman Kompas.com, 3 Januari 2025, pemerintah Indonesia telah mengumumkan kebijakan baru yang melarang pengecer menjual elpiji 3 kilogram (kg) mulai 1 Februari 2025.
Banyak rakyat yang mengeluhkan kebijakan baru ini, karena untuk mendapatkan gas melon dipersulit dengan berbagai aturan, bahkan harus membeli ke agen dengan berbagai syarat.
Inilah realita yang terjadi, apakah pemerintah tidak mempertimbangkan kebijakan yang dikeluarkan ini? Kebijakan tersebut justru menambah beban rakyat, walaupun pemerintah berdalih stok gas aman tapi di lapangan justru susah didapatkan. Antrean panjang terlihat di beberapa agen, bahkan sampai merengut nyawa karena kelelahan mengantri.
Jika diamati, pemerintah lebih berpihak kepada pengusaha dibandingkan rakyat. Tak pelak muncul dugaan dengan sulitnya gas melon dikarenakan akan ada pergantian warna gas yaitu ke tabung dengan warna pink, di mana harganya jauh lebih mahal. Sungguh di luar nalar, yang seharusnya dipermudah malah dipersulit, yang harusnya melayani justru membebani, itulah kebijakan kapitalisme yang tengah terjadi di negeri ini.
Sistem kapitalisme menjadi momok kesengsaraan rakyat hari ini, sistem ini telah merusak tatanan kehidupan. Rakyat selalu dikorbankan demi ambisi materi yang ingin diraup sebanyak mungkin, karena materialisme merupakan tujuan dari sistem rusak ini. Sistem buatan manusia yang bertujuan untuk menjajah manusia yang lemah. Makin ia kuat dengan besarnya modal (kapital) maka makin berkuasa. Sebaliknya, makin ia tak berdaya maka makin terjajah. Itulah yang terjadi hari ini, untuk ketimpangan tajam pun tidak bisa dielakkan.
Dalam Islam, telah diatur secara rinci dalam sistem ekonomi Islam, bahwasanya gas merupakan kepemilikan umum yang tidak boleh dikuasai oleh individu ataupun negara. Seperti dalam hadis berikut:
“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Gas merupakan sumber energi yang menghasilkan api, jadi merupakan kepemilikan umum yang harus dinikmati oleh seluruh rakyat. Peran negara bukan hanya sebagai pengelola, namun pihak yang menjamin rakyat mudah mendapatkan gas dengan distribusi yang merata individu per individu, bukan justru menyulitkan seperti yang terjadi hari ini. Pemerintahan dalam Islam akan menindak tegas, siapa saja yang akan menguasai kepemilikan umum tersebut. Bahkan, akan mengambil alih kepemilikan umum tersebut dari kepemilikan individu, yang nantinya akan dikelola oleh negara dan menyerahkan seluruh hasilnya untuk kebutuhan rakyat.
Jadi, negara dalam sistem Islam akan menjamin kebutuhan pokok rakyat terutama gas, negara akan mengeksplorasinya kemudian mengelolanya sampai kepada tatanan distribusi, sehingga kebutuhan rakyat dapat terpenuhi dan tercukupi dilihat dari individu per individu, bukan hanya sebatas kolektif saja. Inilah mekanisme yang ada dalam sistem ekonomi Islam, di mana negara akan memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat.
Sistem kapitalisme sudah tidak bisa lagi dipertahankan untuk mengatur kehidupan ini, Karena telah terbukti gagal dan menyengsarakan. Sudah saatnya kaum muslim kembali kepada sistem yang telah Allah Swt. turunkan yakni sistem Islam kafah. Sistem ini telah terbukti selama belasan abad mampu menyelesaikan seluruh problematika yang ada. Namun, ketika pengkhianat Mustafa Kamal Attaturk laknatullah meruntuhkan Kekhilafahan Islam 101 tahun silam, kaum muslim telah kehilangan jati diri sebagai umat terbaik, sekaligus juga kehilangan perisai yang melindunginya. Jadi, kaum muslimin harus memiliki sikap untuk mengembalikan sistem kafah sebagai solusi satu-satunya dalam menyelesaikan problematika kehidupan hari ini.
Langkah yang harus dilakukan adalah dengan memahami dan mengkaji Islam ideologis secara mendalam, kemudian menyatukan langkah dengan pantai ideologis untuk memperjuangkan tegaknya sistem Islam kafah dalam institusi Khilafah ala manhaj nubuwwah. Begitu juga dengan seluruh kaum muslimin dari semua elemen harus bersatu, inilah yang mewujudkan kekuatan yang tidak mudah dikalahkan oleh penjajah.
Yakinlah, bahwa sistem Islam kafah yang dijanjikan Allah Swt akan kembali tegak dan memimpin dunia. Namun yang terpenting adalah peran dari masing-masing kaum muslimin untuk memperjuangkannya, karena itu akan menjadi poin pahala dan sekaligus menjadi hujah dihadapan Allah Swt. di akhirat kelak. Wallahu'alam bish shawab. [ry].
Baca juga:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwn1z-qW4alS9WG0uXNYw9abBTQkUnD4yrvjMXSlrcJgxpQTXaWt6AK6R3qPfittc16UQ1NitLgdbVZFrtQDNk5Qava1x8POat9AVzf6oQN_qM3XVi1aczrmpLH4haLUwV8i8vYx3LvEamEBFUKyfZcEgpQ6WCm5K6rELPqtWHSM0t3XaRLCbeGPTcsw/s16000/SSCQMedia.com.gif)
0 Comments: