SSCQMedia.Com—Ingin mendapatkan tempat di masyarakat dan keberadaan mereka diakui. Itulah tujuan dari Komunitas Sehati Boyolali (KSB). Berbagai cara mereka lakukan agar dipandang sama dengan yang lain dan masyarakat tidak memandang apa yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang salah. Masyarakat terbagi ke dalam dua kubu, ada yang menolak atau sebaliknya, mendukung keberadaan mereka.
Oleh sebab itu, KSB yang merupakan kumpulan dari transpuan dan lelaki seks dengan lelaki (LSL) mengadakan acara nonton bareng dan diskusi film di Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Boyolali. Film-film yang ditayangkan adalah film yang dinilai lekat dengan kehidupan anggotanya. Seperti film Pria, Omnibus, Malam Ini Aku Cantik, dan Sanubari Jakarta. Dengan diadakannya acara nonton bareng ini, Ketua Komunitas Sehati Boyolali, Uwik, menyampaikan harapannya, “Jadi lewat film, harapan kami anggota bisa menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, berani untuk speak up, berani membela diri, tahu hak-kewajibannya, dan melaporkan kejadian yang dialami ketika mendapatkan stigma serta diskriminasi.” (espos.id, 14 Februari 2025).
Makin Eksis
Ironis, kemaksiatan makin dianggap biasa dan terus mendapat panggung di tengah-tengah masyarakat. Tidak ada lagi rasa takut dan malu karena telah menyalahi kodratnya, akan tetapi sebaliknya. Mereka berlaga dan dibimbing agar percaya diri dengan kesalahan yang dilakukannya. Lebih memprihatinkannya lagi, Perpusda Boyolali memberikan fasilitas dan kesempatan kepada mereka untuk tampil eksis.
Padahal transpuan dan LSL merupakan virus yang bisa merusak dan menular ke siapa saja. Meski awalnya normal sesuai dengan fitrahnya, kondisi ini bisa berubah jika sering berinteraksi dengan mereka. Maka tidak heran jika komunitas mereka makin banyak anggotanya. Hal ini, menunjukkan jika mereka semakin giat dan aktif mencari anggota-anggota baru. Tentu kondisi ini tidak bisa dibiarkan, apalagi didukung dan diberi kesempatan. Sebab virus ini akan merusak para generasi dan masyarakat serta mendatangkan azab dari Allah Swt. Sebagaimana Allah telah mengazab kaum nabi Luth.
Kondisi masyarakat yang semakin rusak, jika tidak diselesaikan dengan tepat pasti akan mendatang kerusakan dan merusak yang lainnya. Kemudian sikap pemerintah yang memberi kebebasan berekspresi dan tempat bagi mereka. Kebijakan ini tentu membuat mereka semakin merajarela karena mendapat kesempatan. Sehingga bukannya menyelesaikan masalah dan memberantas aktivitas mereka, akan tetapi memperkeruh kondisi masyarakat. Belum lagi, akibat dari aktivitas seks yang dilakukan, sudah merenggut banyak korban karena terkena virus HIV/AIDS. Virus yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Kondisi ini bukannya menjadi pelajaran, akan tetapi sebaliknya, masyarakat justru makin banyak yang terjerumus dalam kemaksiatan tersebut. Begitu pula sikap pemerintah yang abai, tidak melakukan pencegahan, bahkan tidak pula menyelesaikan dari akar permasalahannya.
Ditambah lagi, hidup dalam sistem sekarang ini, yaitu sistem kapitalis liberal yang memberi kebebasan tanpa batas bagi rakyatnya. Tidak pandang bulu apakah melanggar aturan agama atau tidak, yang terpenting kebebasan mereka terjamin. Hak kebebasan berbuat dan berekspresi membuat masyarakat makin rusak dan terpuruk dalam lingkaran setan.
Rakyat berlomba-lomba dalam kemaksiatan. Tidak ada lagi rasa malu atau takut dengan dosa dan tidak memikirkan bagaimana siksa yang akan diterima ketika di akhirat. Sistem ini memberikan tempat bagi siapa saja yang ingin meraih keuntungan materi. Ketaatan pada Allah tidak menjadi prioritas dalam kehidupan.
Solusi Tuntas
Berbeda jika sistem Islam yang diterapkan untuk mengatur dan menyelesaikan problematika masyarakat. Sistem yang berasal dari Allah Swt, Sang Pencipta kehidupan. Di dalam sistem ini, rakyat akan dijaga agar tidak melakukan kemaksiatan. Segala penyimpangan yang melanggar syariat Islam akan dilarang. Sehingga peran negara sangatlah penting untuk meriayah masyarakat. Segala aktivitas dikontrol oleh negara.
Terlebih untuk menyelesaikan kemaksiatan seperti yang dilakukan kaum Nabi Luth sudah jelas azab diberikan oleh Allah Swt. Dijelaskan dalam firman-Nya,
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ . إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“(Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka, ‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji (liwâth) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? Sungguh kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada perempuan. Kalian ini adalah kaum yang melampaui batas." (QS Al-A’raf [7]: 80-81).
Kemudian diperjelas dalam hadis, bahwa pelakunya akan dijatuhi hukuman mati. Nabi saw. bersabda,
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ
“Siapa saja yang menjumpai kaum yang melakukan perbuatan kaum Luth, bunuhlah pelaku maupun pasangannya.” (HR Abu Dawud)
Dengan demikian, tidak ada tempat bagi mereka, apalagi mendapatkan perlindungan. Sebab aktivitas mereka sudah tidak sesuai fitrah manusia dan melanggar syariat Islam. Jadi, hanya hukuman yang jelas dan tepatlah yang mampu menyelesaikan dan menghentikan mereka. Begitu pula pelajaran bagi yang melihatnya untuk tidak melakukan hal yang sama. Wallahu a'lam bissawab. [ ]
Baca juga:

0 Comments: