Headlines
Loading...
Masiroh Kubro, Aksi Damai untuk Palestina

Masiroh Kubro, Aksi Damai untuk Palestina


Oleh. Indri Wulan Pertiwi 
(Kontributor SSCQMedia.Com dan Aktivis Muslimah Semarang)


SSCQMedia.Com-Masirah Kubro atau aksi damai besar untuk Palestina yang diselenggarakan secara serentak di berbagai kota pada tanggal 2 Februari 2025. Aksi ini merupakan salah satu bentuk nyata dari cinta tulus kaum muslimin Indonesia terhadap tanah suci Palestina. Dengan semangat dan komitmen yang kokoh, para peserta aksi ini membuktikan keberpihakannya dalam membela Palestina serta menyerukan solusi yang hakiki kepada para penguasa.

Aksi ini juga telah menunjukkan bahwa kaum muslimin Indonesia masih memiliki semangat dan kepedulian tinggi terhadap permasalahan umat, serta menegaskan posisi mereka sebagai agen perubahan yang selalu berkomitmen pada kebenaran.

Meskipun dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, namun menjadi fakta yang tak terbantahkan bahwa keberlangsungan aksi ini berjalan dengan sangat damai dan tertib. Umat muslim yang terlibat dalam aksi tersebut menunjukkan sikap yang tenang dan tidak provokatif. 

Namun, mereka tetap mempertahankan ketegasan dalam menyuarakan tuntutan mereka serta mengusulkan solusi yang substantif, yakni seruan jihad dan penegakkan Khilafah. Hal ini disebabkan oleh kesadaran para peserta aksi dalam mentaati prinsip-prinsip syariah yang menjadi panduan dalam setiap tindakan mereka. 

Dengan berkibarnya panji Rasulullah di angkasa dan bergema takbir yang berkumandang, melambangkan semangat dan kekuatan besar umat Islam yang bersatu dalam menyuarakan kerinduan mereka akan persatuan umat demi menghadapi berbagai tantangan, khususnya pembebasan Palestina.

Kendati gencatan senjata telah terjadi di Gaza pada tanggal 19 Januari 2025, itu hanyalah solusi sementara. Karena jika belajar dari pengalaman sebelumnya, Zionis Yahudi dikenal sebagai pengkhianat perjanjian. Sejak awal perang, tujuan mereka tetap tidak berubah yaitu menduduki tanah Palestina dengan segala cara, bahkan dengan tindakan genosida. Sikap arogan mereka ini dipengaruhi oleh negara-negara kapitalis yang terus mendukung dan membesarkan entitas Zionis yang dengan sengaja menciptakan konflik di pusat dunia Islam untuk mempertahankan hegemoni kapitalisme global.

 Amerika, sebagai pemimpin dunia saat ini, secara jelas mendukung penjajahan dan genosida tersebut, meski bertentangan dengan retorika perdamaian yang mereka tampilkan. Dengan demikian, kita memahami bahwa konflik di Palestina sangat kompleks. Oleh karenanya berbagai perundingan atau kecaman saja tidak akan dapat menyelesaikan konflik ini.


Nasionalisme Menggerogoti Persatuan Umat 

Para pemimpin negara muslim seharusnya bersatu, menggerakkan kekuatan militer, dan berjuang melawan Zionis Yahudi untuk membebaskan Palestina. 

Namun hal tersebut memang sulit dilakukan jika para pemimpin negeri-negeri muslim, masih terus mengekor pada agenda dan sistem yang di buat oleh Barat. Terlebih semenjak Barat menyuguhkan racun nasionalisme yang menyebabkan pemisahan negara-negara Islam dari pusat pemerintahan Khilafah Islamiah. Sehingga membuat penguasa negeri-negeri muslim  terinfeksi racun tersebut, menjadi jumawa dengan paham kebangsaan masing-masing. 

Dengan demikian, kaum kafir penjajah dengan mudah mengkotak-kotakkan kaum muslim dan menjajah mereka di berbagai negara bangsa. Hal ini juga menyebabkan pecah belah di antara umat Islam dan melemahkan perasaan persatuan yang ada. 

Padahal telah jelas bahwa Rasulullah saw. menekankan persatuan umat muslim dan menolak adanya ashabiyah atau nasionalisme sebagai pengikat antara sesama muslim. Karena Islam lebih mengutamakan persatuan dan ukhuwah Islamiah di antara umatnya, bukan pemisahan berdasarkan nasionalisme. Karena nasionalisme dapat menggerogoti persatuan umat Islam dan membuat mereka lebih loyal pada penjajah daripada pada persaudaraan yang berdasarkan iman dan Islam. 

Dengan demikian, Islam jelas menolak konsep nasionalisme yang lahir dari sistem sekuler kapitalisme, karena nasionalisme merusak makna persaudaraan dalam Islam.

Oleh karenanya, penting bagi umat muslim untuk memahami nilai persatuan dan menolak pemisahan berdasarkan nasionalisme, demi tegaknya persatuan dalam Islam. Terlebih persatuan bukanlah pilihan, melainkan kewajiban dan menjadi kebutuhan yang mendesak. Umat harus berani mendobrak sekat-sekat geografis bernama nasionalisme yang selama ini membelenggu kaki dan tangan mereka. 


Khilafah Wajib

Umat juga wajib memahami penerapan institusi Khilafah. Khilafah menjadi kunci untuk memerdekakan negeri-negeri muslim dari segala bentuk penjajahan kaum kafir seperti yang dialami oleh Palestina. 

Melalui konsep Khilafah, yang menekankan prinsip-prinsip syariah dalam menjalankan pemerintahan, maka Khilafah akan dapat menjadi payung sekaligus pelindung bagi umat Islam di seluruh dunia. Dan Khilafah jugalah yang akan mampu menggerakkan pasukan militer muslim dari seluruh dunia untuk berperang melawan zionis Yahudi melalui seruan jihad fii sabilillah. Sehingga dapat membebaskan Palestina sekaligus membawa Islam kembali berjaya seperti masa keemasannya.

Oleh karenanya, seruan jihad dan penerapan khilafah yang diserukan dalam aksi Masiroh Kubro ini sangat tepat, karena kebutuhan umat atas institusi Khilafah adalah perkara penting dan mendasar. Dan melalui aksi besar nan indah seperti ini, diharapkan pesan kerinduan akan persatuan dapat sampai kepada kaum muslimin di seluruh dunia, sehingga aksi ini bukan hanya menjadi sebuah momen solidaritas semata, namun juga merupakan titik awal untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan umat Islam untuk bersatu dan bersama menegakkan Khilafah sebagai solusi hakiki untuk pembebasan Palestina.
Wallahu'alam. [ry].

Baca juga:

0 Comments: