Headlines
Loading...

Oleh. Qanita Salimah 
(Kontributor SSCQMedia.Com dan 
Member SSCQ Remaja)

SSCQMedia.Com-Ini kali pertama aku ikut masiroh. Sebenarnya sih dulu aku pernah ikut, tetapi saat itu aku masih bayi, jadi tidak merasakannya. Dan inilah masiroh pertamaku di usia remaja. Aku bersyukur bisa berpartisipasi walaupun sekadar menjadi penjaga kids corner. Aku tahu, masiroh ini adalah untuk membela Palestina. 

Sehari sebelumnya, aku membantu ummi menyiapkan snack untuk acara dakwah abi. Lalu malam harinya, aku membantu Ummi menyiapkan bekal dan segala kebutuhan untuk dibawa ke agenda masiroh. Aku sampai lupa bahwa ada kelas motivasi menulis!

Pagi hari pun tiba. Aku berangkat bersama adikku Athiyyah, kami naik angkot yang disewa oleh teman ummi. Sebelum berangkat, ummi berpesan kepada temannya untuk menjaga kami. Ummi  menunggu sampai ada kepastian keberangkatan angkot yang kami tumpangi.

Cuaca mendung, gerimis turun menyertai perjalanan kami. MasyaAllah sungguh rahmat Allah turun untuk kami. Dalam hati aku berdo'a, "Ya Allah mudahkanlah urusan kami dalam menolong agama-Mu, berikanlah cuaca yang tidak panas dan tidak hujan ...." Tidak lama do'aku Allah kabulkan. Alhamdulillah.

Adikku yang lain berangkat bersama bou godang (panggilan untuk kakaknya abi; dalam bahasa Batak). Sedangkan ummi dan abi menaiki sepeda motor. 

Sesampainya di tempat, aku dan Athiyyah terpisah dari rombongan. Aku mencari ummi tapi tidak bertemu. Lokasi tempat masiroh sangat padat. Bendera tauhid berkibar. Secara kebetulan ada ibu-ibu bertanya, "Kalian enggak jalan 'kan? Ini sama Kakak ini aja. Temani. Jaga adiknya." Aku pun menurut, tetapi ketika aku dan Athiyyah ke kamar mandi, kakak itu sudah pergi. Akhirnya tinggalah aku dan Athiyyah berdua di Masjid Raya Medan. 

Lalu aku mencari tempat kids corner. Kuberanikan diri untuk bertanya kepada seorang ibu-ibu dengan seragam panitia. Aku pun ditunjukkan lokasi kids corner yang terletak di seberang Masjid Raya Medan, tepatnya di Taman Deli. Ingin rasanya langsung ke sana, tapi tidak bisa lewat karena tertutup barisan ikhwan. Aku dan Athiyyah pun menunggu hingga rombongan melanjutkan perjalanan. 

Kudengar teriakan takbir menggema, hatiku penuh semangat. Kalimat perjuangan bersahutan. "Bebaskan Palestina, Zionis musnahkan, Syari'ah terapkan, Khilafah tegakkan, Allahu akbar!"

Setelah rombongan berjalan, kulihat luar biasa semangat mereka. Setiap rombongan membawa poster bela Palestina, baju mereka juga senada warnanya di setiap kelompok.

Rombongan pun berlalu, kulanjutkan langkah ke lokasi kids corner, ternyata adikku yang dua lagi sudah ada di tempatnya dengan ditemani oleh teman ummi. Beberapa menit kemudian, aku akhirnya bertemu ummi. Kuceritakan semua tentang terpisahnya aku dari rombongan, aku mencari-cari ummi, dan adik yang minta temani ke kamar mandi. Kutanyakan tentang keberadaan ummi, ternyata ummi ikut jalan kaki bersama rombongan masiroh dan ummi juga ternyata mencari-cari aku.

Inilah pengalaman terbaikku. Hikmah yang kuambil adalah aku jadi berani untuk bertanya dan bersikap, sekalipun tidak ada ummi. 

Medan, 2 Februari 2025 [My]

Baca juga:

0 Comments: