Headlines
Loading...
Solusi Membebaskan Palestina adalah dengan Jihad dan Khilafah

Solusi Membebaskan Palestina adalah dengan Jihad dan Khilafah


Oleh. Hanif Eka Meiana
(Kontributor SSCQMedia.Com dan Aktivis Muslimah Solo Raya)

SSCQMedia.Com-Perjuangan membela saudara muslim di Palestina terus dilakukan dan diupayakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Salah satunya kaum muslimin di Indonesia, khususnya di Semarang, Jawa Tengah. Pada tanggal 2 Februari 2025 mereka menyelenggarakan  Aksi Bela Palestina dengan jumlah massa ribuan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Peserta aksi membawa spanduk baik berukuran kecil hingga besar dengan opini pembelaan terhadap Palestina serta bendera al liwa dan ar royya

Teriakan takbir menggema saat aksi berlangsung. Aksi diawali dengan longmars menuju gedung DPRD Provinsi Jateng, kemudian penyampaian orasi dari jam 12.30 WIB hingga 15.00 WIB. Peserta aksi mulai dari anak-anak, remaja, mahasiswa, bapak-bapak, ibu-ibu, hingga manula. Hadir pula dari keluarga besar Pelajar Islam Indonesia dan Pengurus Wilayah Islam Indonesia, ormas Hidayatullah, Ponpes Santri Al Burhan dari Gedawang, Pengurus Wilayah Persis Jateng, dan Pengurus Wilayah Mathla'ul Anwar. 

Orator aksi mengimbau kepada peserta untuk tetap menjaga kebersihan, mengingatkan bahwa aksi tersebut adalah aksi damai, serta jika ada yang sakit bisa segera menuju ke tim medis yang telah disediakan. Beberapa warga yang melintas ada yang ikut menyimak dan ada pula yang ikut menyuarakan "Free Palestina!". Cuaca juga mendukung aksi kali ini, setelah pagi hari dan hari-hari sebelumnya hujan, tetapi saat aksi berlangsung terlihat agak mendung dan sejuk. 

Tausiyah yang pertama disampaikan oleh Ustaz Sukano, Mubaligh dari Semarang. Beliau menyampaikan kepada peserta aksi, "Mengapa kita tidak bosan menggelar aksi bela Palestina? Karena Israel pun juga tidak bosan menjajah dan melakukan genosida kepada warga Palestina." 

Ustaz Sukano juga menyampaikan bahwa atas dorongan keimananlah semua dapat turut serta mengikuti aksi. Hal ini mengingatkan kepada sabda Rasulullah saw., "Barangsiapa yang bangun pagi tetapi dia tidak memikirkan kepentingan umat Islam maka dia bukan umatku (umat Nabi Muhammad saw)".

Beliau juga menyebut, "Seandainya kita diam saja, maka tidak usah menjadi muslim, cukup menjadi manusia saja. Pasti kita akan tersentuh, kita akan peduli pada apa yang terjadi di Palestina."

"Seandainya di hati saja tidak terbersit kepeduliannya pada Palestina maka sungguh tidak ada iman di dalam hatinya." Beliau juga berpesan agar para pemimpin di negeri-negeri muslim untuk segera mengirimkan tentaranya dan meminta kepada Bapak Prabowo untuk menegakkan Khilafah karena keadilan dan kesejahteraan hanya akan mampu terwujud dalam Khilafah. 

Orator yang kedua dari perwakilan ulama Semarang Barat, Ustaz Oskar Kaeni. Beliau mengingatkan kami akan penolakan Sultan Abdul Hamid II terhadap permintaan Theodor Herzl akan tanah Palestina. Beliau sampaikan selama Khilafah masih ada, Theodor sangat tahu dan menyadari bahwa tidak akan pernah apa yang diupayakannya dalam merebut Palestina untuk membuat negara Yahudi itu tercapai. Dengan konspirasinya, Khilafah akhirnya berhasil diruntuhkan.  Sejak saat itulah Palestina direbut, dirampok, dijajah, bahkan digenosida.  Ustaz menegaskan bahwa kita menolak diam atas tragedi ini. 

Sudah 70 tahun Palestina menderita. Dan akar masalahnya adalah penjajahan. Para pemimpin negeri muslim terpenjara dalam nasionalisme. Oleh karenanya, kita tidak perlu menerima solusi-solusi tawaran yang menganggap diri kita ini bodoh seperti solusi two nation state. Solusi yang mampu tuntaskan persoalan Palestina adalah dengan mengirimkan tentara dan menegakkan Khilafah. Demikian yang disampaikan oleh beliau. 

Orasi yang ketiga disampaikan oleh Ustaz Wahibbudin, Pengasuh Majelis Tafsir Al Wa'ie. Mengawali orasinya Ustaz Wahibbudin menyampaikan bahwa kita bukan termasuk bagian dari orang-orang mukmin yang lemah imannya.  Seorang mukmin yang lemah imannya adalah mereka yang tidak mampu mencegah walau hanya dengan mengingkari dalam hati. Saudara muslim di Palestina adalah juga saudara kita maka sudah selayaknya kita tidak rela, kita tidak rida mereka dizalimi, diusir, dan dibunuh.

Beliau juga sampaikan bahwa kita telah dimuliakan oleh Allah dengan Islam. Allah Swt. berjanji setelah diutusnya baginda Nabi saw. maka agama ini akan menjadi pemenang meskipun orang-orang kafir tidak akan rela dengan itu. "Kita tidak memiliki kewenangan maka kami menyeru kepada para pemimpin negeri-negeri muslim, kepada para jenderal dan militer di mana pun berada kami pesankan bahwa kekuasan itu tidak akan anda bawa mati tetapi itu semua ada masanya. Dengan kesempatan yang telah Allah berikan kepada anda, maka berikanlah pertolongan kepada kaum muslim di Palestina," ujar Ustaz Wahibbudin

"Jika masih ragu dan takut pada Israel dan Amerika maka Allah tunjukkan di hadapan mata kalian akan Hamas dan yang ada di Afganistan, mereka harus hengkang dan mengalami kerugian. Maka pertimbangan apalagi yang anda pakai untuk tetap terus berdiam membiarkan kezaliman di Palestina. Wahai pemimpin muslim, kami serukan kirimkan tentara, bebaskan Palestina, Allahu Akbar!"

Orasi berikutnya disampaikan oleh Ustaz Shomad selaku pemerhati sosial dan politik. Ustaz menyebut akar persoalan Palestina ada dua, yang pertama bercokolnya zionis Yahudi yang hingga sampai saat ini melakukan penjajahan dan perampasan atas tanah kaum muslim di Palestina. Yang kedua tidak adanya pelindung bagi umat Islam yakni Khilafah yang melindungi kaum muslimin dan pernah berjaya di dua per tiga dunia. 

Beliau sampaikan bahwa Israel menawarkan gencatan senjata, dan itu bukanlah solusi. Jika kita menerima maka itu adalah bentuk pengkhianatan atas darah para syuhada yang telah tumpah di sana. Dan gencatan senjata ini adalah penguluran waktu atas penjajahan yang telah mereka lakukan. Mereka ingin menghimpun kekuatan untuk melakukan perampasan yang lebih luas lagi. Mereka tidak pernah menepati perjanjian, dari masa Rasulullah saw. mereka sudah terbiasa melakukan pengkhianatan atas kaum muslimin. 

"Solusi atas kejahatan mereka adalah diusirnya entitas Yahudi dari tanah Palestina oleh pasukan kaum muslimin dengan jihad akbar dan hal ini hanya akan dapat terwujud jika Khilafah ala minhajin nubuwwah terwujud kembali. Wahai bapak Prabowo, kirimkan pasukan untuk membebaskan Palestina. Wahai pemimpin negeri-negeri muslim bersatulah kalian dalam ikatan Islam. Jangan takut pada Amerika,  Amerika itu lemah, Eropa itu lemah. Tegakkan Khilafah untuk tegaknya izzul Islam wal muslimin dan membebaskan tanah suci Palestina," ujar Ustaz Shomad. 

Orasi yang kelima oleh Ustaz Dzuki Amani, seorang aktivis penggerak perubahan. Beliau menyampaikan bahwa hanya tiga kata untuk menggambarkan gencatan senjata di Palestina, yaitu mencurigakan, mencurigakan, dan mencurigakan. Apakah yang ditawarkan Trump kepada Netanyahu?  Mungkinkah tidak ada kesepakatan atau transaksi? Pasti ada transaksi.  Dan hal ini sangat mencurigakan, dilihat dari background Trump itu sendiri yang seorang pebisnis, tentunya akan ada transaksi. Dia satu-satunya yang lantang menyetujui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Sedang Netanyahu adalah mesin perang. 

"Yang patut kita waspadai adalah yang pertama, strategi mengalihkan fokus karena Gaza ini sungguh melelahkan perangnya. Dihentikan lalu menangkan seluruh Palestina.Yang kedua Trump akan mengakui aneksasi Israel akan Tepi Barat, itu sebabnya kenapa begitu gencatan senjata dilakukan tentara Israel langsung memindahkan mereka ke Tepi Barat.  Saksikan apa yang terjadi di Jenin. Yang ketiga, Amerika akan memecah belah Gaza, dengan cara apa justru dengan gencatan senjata itu sendiri. Maka kita wajib curiga," ungkap Ustaz Dzuki. 

Momen yang paling mengharukan setelah penyampaian orasi adalah teatrikal yang diperankan oleh beberapa remaja, menggambarkan betapa zalimnya Israel yang membantai saudara muslim di Palestina. Diamnya penguasa negeri-negeri muslim dan menjadi budak Amerika dan sekutunya. Teatrikal menjadi lebih hidup saat para remaja ini memainkan aksinya dengan begitu dramatis, menggunakan berbagai properti yang mendukung, pemeran ada yang diseret, ditendang, dipukul yang menggambarkan kebengisan Israel.

Teatrikal tampak makin dramatis ketika dibarengi dengan keluarnya asap. Ghirah perjuangan makin membara saat Ustaz Hilmi berorasi berbarengan dengan aksi teatrikal. Hal ini menjadikan para peserta terhanyut di dalamnya. Bahkan, beberapa peserta ada yang menangis. 

Aksi kemudian dilanjutkan dengan pembacaan himne oleh Mas Farhan, dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap oleh perwakilan Forum Masyarakat Muslim Semarang Peduli Palestina bersama komponen umat Islam dan ditutup dengan pembacaan doa. Sepanjang berlangsungnya aksi, para peserta bersemangat meneriakkan takbir dan yel yel. Mereka kuat berdiri dari awal hingga selesai aksi. Masyaallah! [An]

Baca juga:

0 Comments: